9| Akibat Gengsi

258 50 7
                                    

Assalamualaikum.
Mohon di-vote dan komen sebagai bentuk apresiasi terhadap cerita ini. Sharing juga pendapat dan krisarnya.

WARNING!
Disarankan senyum dulu sebelum baca.
^_^ :)

***(♡)***
"Parahnya, sifat gengsi hanya akan membuat situasi suatu hubungan menjadi renggang berkelanjutan."
***(♡)***

Hari berikutnya, Abel memutuskan untuk sekolah. Lama-lama suntuk juga berhari-hari tidak keluar kamar walau seru juga ia bisa puas nonton drakor dan film. Suasana di kelas mungkin akan terasa lebih mengobati mood-nya, ternyata lama-lama ngangenin juga.

Salah satu cara menghindari Algojo yang suka berkeliaran, hari ini Abel mengenakan seragam pramuka dengan tampilan berbeda supaya tidak dikenali oleh si duda stres itu. Masker, kacamata, topi pramuka, juga sepatu dan tas milik Sabila yang ia pinjam. Itu ide Sabila, gadis remaja kelas 10 itu juga membedakan penampilannya. Kalau Sabila tidak menyamar juga, pasti ketahuan kalau gadis satunya lagi adalah Abel. Karena Algojo sering nangkring di persimpangan jalan.

Sepeda Abel rusak di bagian jari-jari rodanya, stangnya juga bengkok. Karena malas membawanya ke bengkel, jadinya Abel nebeng naik sepedanya Sabila ke sekolah, boncengan.

"Dasar emang! Kenapa gak dari dulu aja ganti penampilan, mungkin si stres itu gak bakal ngincer aku lagi! Sekalian aja padahal, bilangin kalo Abel udah gak ada di kampung ini, di desa ini  atau di kota ini. Abel udah pergi dibawa kabur suami ke tempat sejauh-jauhnya!" cerocos Abel di jok sepeda belakang, Sabila yang mengayuhnya. Mereka sudah lolos dari area liar Algojo.

"Kaget banget, serius! Si Gojo udah nunggu di persimpangan tadi. Padahal masih pagi. Pas dia cegat kita, serius aku takut banget, Kak. Untung dia gak kenal penyamaran kita," kata Sabila ngeri.

"Kamu aja segitu takutnya, apalagi aku." Abel mendecak. "Heran banget sama si stres itu, apa yang dia pengen dari aku coba? Emang apanya yang bikin dia tertarik, sih? Sampe ngejar-ngejar apalagi ngaku-ngaku aku calonnya? Idih, amit-amit jabang bayi! Padahal, kan, muka aku aja gak secantik Zara. Aneh, ih!" kata Abel sebal.

"Ada alasannya pasti, Kak."

"Pokoknya, aku rela banget cepet-cepet nikah. Biar bisa ngerasaain gimana rasanya dilindungi suami. Aaaaa ... masya Allah!" Kembang-kembang di hati Abel mulai bermekaran. "Ya Allah, aku pengen nikah aja! Biar bisa dibawa kabur suami!" lanjutnya.

Sabila terkekeh menanggapinya. "Kak Abel, nikah itu gak mudah, tau!" Sabila tertawa kecil lagi. "Alasan Gojo cinta Kak Abel itu ada gak ada. Karena, kan, yang namanya cinta itu bisa tanpa alasan," ujar Sabila. Ia membelokkan sepedanya ke arah jalan kiri.

"Yee, emang bisa gitu? Kamu yakin itu yang namanya cinta? Bukan!" Abel menoyor bahu kiri Sabila.

"Gabut kali, Kak. Hahaha," katanya tertawa.

"Gabut katamu!" Lagi, Abel mendorong pelan bahu Sabila.

"Oooh ... aku tau. Mungkin, itu karena Kak Abel mirip sama mantan istrinya yang nipu itu. Setahuku, waktu itu Mama pernah bilang dan datang ke acara nikahan Gojo dan mantan istrinya itu. Muka istrinya emang kayak gembul gitu pipinya, terus kalau senyum ada lesung pipitnya, matanya juga lebih jelas bulatnya. Kan, itu juga mirip Kak Abel," jelas Sabila menduga-duga.

"Hm, mungkin aja, sih." Abel manggut-manggut. "Ih, tapi tetep aja gak mau dimirip-miripin! Amit-amit!"

Mereka pun sampai di sekolah dan turun di parkiran khusus sepeda. SMK Generasi Bangsa bukanlah sekolah elit, sekolah itu terkenal se-kecamatan yang segala fasilitasnya cukup memadai, kuantitas juga tak kalah banyak, dan terbukti melahirkan generasi-generasi yang mampu berkontribusi untuk dunia di berbagai bidang seperti bidang IT, administrasi, bisnis, dan kreativitas media digital.

Cieee ... Jodoh! Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum