17| Mantan Mampir Bikin Ketar-Ketir

236 53 26
                                    


Assalamualaikum. Langsung aja di-vote!

WARNING!⚠️
Rawan jungkir balik :v

Selamat menyelam!

***(♡)***
"Mereka yang bekerja dengan cinta tidak akan mengenal kata lelah."
-Isabella Raisa Nugraha
***(♡)***

Di sebuah kamar bernuansa vintage terdengar suara tangis bayi saling bersahutan. Bayi berjenis kelamin laki-laki berusia 1 tahun 3 bulan menangis di dipan yang penuh dengan mainan berserakan. Sedang satu lagi bayi laki-laki juga berusia 5 bulan menangis di pangkuan ibunya yang tengah mengandung berat.

"Mas! Mas! Bantuin aku, Mas!" panggil seorang bumil berdaster yang sedang kerepotan menggendong bayi menangis, mencoba menenangkan buah hatinya itu.

"Ssstt. Cup, cup, cup, sayaaang, berhenti dulu, ya, nangisnya. Mama mau ganti dulu popok kakak kamu. Ssstt ... cup, cup," ucapnya sambil mengayun-ayun sang bayi. Padahal, sudah diberi ASI, tapi masih rewel.

"Mas, sini, Mas! Bantuin aku!" teriaknya lagi memanggil sang suami. Ia senantiasa mengayun-ayun bayi laki-laki yang berada di pangkuannya.

Suara tangisan kedua bayi itu semakin nyaring. Kemudian, Ezra datang dengan penuh keringat dan tercium semerbak bumbu dapur dari pakaiannya.

"Kenapa, Bee?" tanyanya.

"Tolong gantiin popoknya Hasan, Mas. Aku mau nidurin Husein dulu," kata Abel. Ia benar-benar kerepotan.

"Iya," jawab Ezra langsung melakukan apa yang dipinta Abel. "Anak Aba, sini, yuk!" Ezra menepuk tangan. "Main sama Aba. Kita ganti popoknya, sini, jagoan Aba. Bismillahirrahmanirrahiim ...," ujarnya dengan antusias lalu menggendong Hasan dan membawanya ke toilet yang ada di kamar.

Sambil menghibur Hasan agar tak menangis, Ezra mengganti popoknya yang ternyata sudah berat terserap oleh air kecil dan besar. Kemudian, ia mencapit hidungnya dengan telunjuk dan ibu jari agar tidak mencium bau tak sedapnya.

Ketika Hasan diguyuri sedikir air di bagian bokong kecilnya, ia tertawa lucu.

"Whaaa ... jagoannya Aba ketawa." Ezra terkekeh menyaksikannya. "Dingin, ya?"

"Ngiiin," kata Hasan tertawa, kakinya menghentak-hentak terkena air.

Setelah selesai, Ezra kembali keluar dari toilet dan langsung memakaikan celana popok yang baru untuk Hasan di dipan pinggir ranjang. Tak ada lagi suara tangisan bayi di kamar tersebut, Husein sudah tertidur pulas karena salawat yang Abel lantunkan. Lalu, ia menidurkan Husein di bumper box bayi.

"Cu, Mama, ncu," kata Hasan yang menginginkan susu. Si kecil berpipi bulat itu belum begitu lancar berbicara.

"Iya, Sayang, sebentar, ya." Abel segera mengambil botol dot berisi susu yang sudah dibuatnya di atas nakas. Lalu, memberikannya pada Hasan. Si kecil itu langsung mengedotnya, ia tampak anteng bermain puzzle.

Abel dan Ezra duduk di lantai tepi dipan dengan posisi menopang kepala dengan tangan di atas dipan itu sambil mengawasi Hasan. Ezra melihat Abel menghela napas panjang.

"Kenapa? Lelah, ya?" tanya Ezra memperhatikan wajahnya.

Abel menggeleng. "Mereka yang bekerja dengan cinta tidak akan mengenal kata lelah, Mas," jawabnya.

"Masya Allah. Betul, setiap lelahmu itu adalah penghapus dosa," kata Ezra.

Abel tersenyum tipis, meyakini perkataan itu. Mereka saling menatap cukup lama. Mungkin, kalau dihitung ada sekitar 10 detik. Abel dan Ezra benar-benar tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum.

Cieee ... Jodoh! Where stories live. Discover now