Afraid

206 19 11
                                    

Seperti yang dijanjikan oleh Taeyeon, kini dia benar benar menghabiskan harinya berdiam diri dirumah.
rumah yang minim akan cahaya padahal matahari sudah menampakkan wujudnya untuk menyinari bumi, namun tetap saja rumah Taeyeon tak terjangkau oleh sinar matahari Ani ani bukan tak terjangkau hanya saja Taeyeon sengaja menutup semua gorden rumah nya. akhir akhir ini dia lebih suka berada didalam kegelapan.
Taeyeon duduk dikasurnya dengan memeluk kedua kaki menatap ke samping yang terdapat jendela besar yang masih tertutup.

Drttt drttt

getaran hpnya memecahkan kesunyian dan sedikit bercahaya akibat layar hp yang menyala, menampilkan id sahabatnya.

"haa~" Taeyeon menghela nafasnya, itu adalah telpon yang ke 10 x kalo Taeyeon hitung. bukan gak ingin mengangkatnya tapi dia merasa takut untuk mengangkat panggilan itu. Jessica. ya dia takut pada Jessica.
lagi. setelah berhenti beberapa saat. ponselnya kembali bergetar.
dia harus mengangkat nya sekarang karna itu dari Jessica.

"iya sayang" ujar Taeyeon tanpa mengubah posisinya.

"kau sudah makan?" Taeyeon mengerutkan keningnya, Ani bukan karna pertanyaan kekasihnya namun diseberang sana ada suara klakson.

"kau lagi dijalan?" bukannya menjawab Taeyeon malah menanyakan hal itu, dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"e-eoh aku lagi mengemudi"

"baiklah hati hati ya, aku sudah makan kok" ujar Taeyeon tersenyum, walau Jessica tak melihatnya.

"ne chagi, kalau gitu aku tutup dulu ya telponnya" Taeyeon mengerutkan keningnya mendengar perkataan Jessica.

"wae?"

"nde?"

"Ani, kenapa harus dimatiin telponnya? biasanya kau yang bersikeras tidak mematikan telponnya"

"ah, emm itu" ah kini Taeyeon mengerti. kekasihnya sedang berbohong.

"ah kau bersama dia? it's oke, have fun baby"

Taeyeon langsung mematikan sambungan telponnya tanpa memperdulikan jawaban dari Jessica, hatinya tiba tiba merasa sesak. emosi nya memuncak namun dia hanya bisa menghela kan nafasnya.
sangat tidak adil untuknya. kekasihnya pergi bersenang senang dengan lelaki pilihan ayahnya sedangkan dirinya disuruh mengurung diri dirumah.
Taeyeon melihat kearah cctv bulat yang tergantung rapi disamping pintu kamarnya, lampu merah terlihat jelas disana menandakan cctv itu aktif. ya itu tersambung dengan perangkat Jessica.

Taeyeon tersentak kaget ketika ponsel ditangannya bergetar, tanpa memikir panjang dia langsung mengangkat panggilan itu.

"Yaa! Taeyeon-ah dari mana saja kau ha!?"

Taeyeon memejamkan matanya ketika telinganya sedikit sakit mendengar suara nyaring sahabatnya.

"wae pany-ah?"

"eomma masuk rumah sakit" Taeyeon mengerutkan keningnya.

"eomma mu atau eomma ku?"

"aish jinjja, yaa! eomma ku sudah lama meninggal"

"a-ah mianhae, jadi eomma ku?" aish Taeyeon melupakan fakta yang penting tentang sahabatnya.

"Neo paboya" tangan Taeyeon bergetar hebat, perasaan nya gak enak, dia sangat khawatir pada ibunya.

"e-eoh aku akan kesana, kirimkan aku alamatnya. go-gomawo" Taeyeon mematikan sambungan telponnya, dan mencari kontak Jessica disana.

"jebal" racau Taeyeon saat sambungan telpon darinya tak diangkat oleh kekasihnya. Taeyeon terus mengulangi beberapa kali namun panggilan itu tetap tidak terjawab.
Taeyeon memutuskan untuk mengirimi pesan pada Jessica, yup dia meminta ijin haha sangat bodoh.

Toxic relationship Where stories live. Discover now