warm winter ☃️

191 26 18
                                    

Yuri menatap Jessica yang tiba tiba masuk ke kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu. Untung saja dirinya sudah memakai semua bajunya, hanya tinggal dua kancing bagian bawah yang belum terkancing. ia baru saja siap mandi.

"Wae?" Tanya Yuri saat Jessica berdiri didepannya.

"Buka" Yuri membulatkan matanya saat Jessica berbicara terlalu ambigu. Yang benar saja? Belum ada sejam setelah ia membantu Jessica mandi, dan jangan lupakan kalau dirinya sudah melihat bagaimana bentuk milik Jessica yang berada di bawah sana. Ah lebih tepatnya, sudah melihat seluruh tubuh itu tanpa sehelai benang pun.

"Ya-yaa' apa kau sedang birahi?" Yuri memegang tangan Jessica yang ingin membuka kancing bajunya.

"Birahi? Yaa' kau pikir aku hewan?" Yuri meringis saat kepalanya dipukul.

"Aku ingin mengobati punggung mu"

"Ah" Yuri menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Buka"

"Arraseo" Yuri perlahan membuka kancing bajunya dan mengikuti Jessica yang sudah duduk di atas ranjang.

Dengan perlahan Yuri membuka bajunya dan menutup tubuh depannya. Ia duduk di kasur membelakangi Jessica.

"Apha?" Yuri menggelengkan kepalanya. Alih alih merasa sakit saat tangan Jessica memoles salep ke punggungnya, ia lebih merasa gugup.

"Ini sangat memar, kau yakin tak sakit?" Yuri mengangguk.

"Apa kita kerumah sakit aja?" Lagi lagi Yuri menjawab dengan gerakan kepala.

"Kau tak punya mulut?" Kesal Jessica.

"Gwenchana sica-ya" Yuri terkekeh geli. Jessica kalau merasa kesal itu sangat menggemaskan baginya.

"Tapi, birahi itu bukan untuk hewan saja. Manusia juga bisa birahi" ujar Yuri.

"Akh-yaa!" Yuri menoleh kebelakang menatap tajam pada Jessica.

"Kau sengaja?"

"Ani" Yuri menyipitkan matanya menatap Jessica.

"Mwo? Aku tau aku cantik" Yuri terbatuk mendengar kepercayaan diri Jessica yang sangat tinggi.

____

Entah siapa yang mulai ... Dan entah bagaimana hal ini bisa terjadi.

Kami menyatu.

Terlepas dari semua yang telah aku lihat dan alami, aku kembali merasakan kehangatan ini lagi.

Aku menyukai nya. Bolehkan?

____

Salju yang turun tanpa suara di tengah malam dan hawa dingin perlahan menusuk ke tulang setiap manusia, tidak dapat menghentikan aktifitas kedua insan yang sedang berbagi kehangatan itu.

"Ahh" satu erangan lolos ketika bibir liar itu menghisap kuat lehernya.

"Yulhh" lagi dan lagi hanya desahan yang memenuhi kamar mereka.

"Enghh~" Desahan itu menjadi alunan indah bagi wanita yang berada di atasnya.

Yuri menyentuh setiap inci tubuh Jessica dengan hati hati, ia takut membuat wanita yang tengah hamil itu merasa tak nyaman.

Tapi, apapun yang Yuri lakukan, Jessica selalu mendesah. Bukankah itu terlalu nyaman?

Perlahan, Yuri melebarkan sedikit paha Jessica. Sebelum melesakan jari jarinya di lembah yang sedang kebanjiran itu.

"Aahh"

"Apha?" Jessica membuka matanya, melihat Yuri yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Aku suka" ujar Jessica seduktif, ia menarik tengkuk Yuri dan mempertemukan kembali bibir mereka.

Toxic relationship Where stories live. Discover now