baby comes

211 27 8
                                    

"satu ..."

"Dua ..."

"Ti ..."

Selama dua mingguan berada dirumah sakit, membuat Taeyeon jadi hapal dengan semua jadwalnya. Contohnya saat ini, ia sedang menghitung hingga pintu kamar nya terbuka dan membuatnya bersorak.

"Ga!"

"Yeey, waah Kim Taeyeon kau sangat pintar" ujar Taeyeon memuji dirinya sendiri.

Ini adalah jadwalnya minum obat sebelum makan siang.

Tiffany yang memperhatikan tingkah Taeyeon hanya tersenyum geli, kenapa Taeyeon sangat menggemaskan?

"Terimakasih suster~" ujar Taeyeon tersenyum setelah selesai meminum semua obatnya.

"Sama sama Taengoo, setelah lima-"

"Lima belas menit, baru makan yaa dan habiskan makanannya" ujar Taeyeon mengikuti perkataan suster. Lalu dia tertawa, ternyata dia sudah benar benar hapal.

"Apa aku boleh mencubit pipimu?" Tanya suster gemas, dirinya sudah mengenal Taeyeon selama dua minggu terakhir, dan selalu merasa gemas pada tingkah sang pasien.

"No no, nanti pany marah" bisik Taeyeon dan melihat Tiffany yang duduk di sofa sambil mengetik sesuatu di laptop nya.

"Kalau gitu, aku tak punya pilihan apapun" Taeyeon tersenyum saat melihat sang suster cemberut.

"Byebye suster"

***

Taeyeon berjalan sambil memeluk Tiffany dari belakang, membuat Tiffany benar benar kesusahan.

"Tae, jalan yang benar" sudah berkali kali Tiffany mengatakan itu, namun tetap saja, Taeyeon keras kepala.

"Okey, tapi batalkan meeting nya" Tiffany menghela nafasnya ketika mendengar permintaan Taeyeon. Siang ini dia harus pergi lagi meninggalkan Taeyeon bersama Jessica. Tapi, sebelum itu dia harus mengantarkan Taeyeon untuk Konsul di ruangan in guk.

"Tidak bisa" Lebih baik Tiffany mengalah dan membiarkan Taeyeon yang terus menempel pada punggungnya.

***

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya sang dokter yang menatap bingung pada pasien yang sedang duduk didepannya ini. Yang tak lain adalah sang investor terbesar di rumah sakit milik keluarganya.

"Tiffany, kenapa akhir akhir ini dia sangat sibuk? Apa kau tau sesuatu?"

"Aku tak mungkin tau tentang hal pribadi yang dia lakukan" jawaban yang in guk berikan tak membuat seorang Kim Taeyeon puas.

"Kalian tiap hari bertemu" in guk terkekeh geli sebelum menjawab.

"Kami bertemu hanya membicarakan keadaan mu, tak ada yang lain. Tiffany, dia setiap hari selalu menanyai perkembangan mu" Taeyeon memicingkan matanya menatap in guk. Didalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia merasa senang, seperti ribuan kupu kupu menggelitik rongga perut nya.

"Jessica juga, adikmu itu menelpon ku setiap hari untuk menanyakan keadaanmu" Taeyeon tersenyum lembut tanpa sadar.

"Kau senang kan? Banyak orang yang sangat menyayangimu" Taeyeon menganggukkan kepalanya.

"Jadi, semangat lah untuk sembuh"

***

Taeyeon membuka matanya dengan paksa saat mendengar suara pecahan kaca. Padahal dirinya sangat mengantuk.

"Ya' ada apa?" Tanya Taeyeon saat melihat Jessica sedang meringkuk dilantai dengan pecahan gelas yang bertabur.

"Taengoo-ya, perutku sangat sakit" ujar Jessica bersusah payah memberitahukan apa yang dirinya rasakan pada sang kakak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Toxic relationship Where stories live. Discover now