kid

190 22 16
                                    

Pagi pagi Taeyeon sudah dibangunkan dengan suara bising dari dapur. dia ingin mengecek siapa kira kira yang sedang menghancurkan dapurnya, namun apa daya, kepalanya sangat pusing.

Dia sedang demam dari kemarin hingga sekarang, ditambah flu yang tiba tiba menyerangnya ditengah malam membuatnya sangat tersiksa, Apa lagi sang eomma dan Tiffany sudah tidak tinggal di rumahnya lagi yang membuatnya harus melakukan apa apa dengan sendirinya. Eh, jadi yang di dapur siapa?

Taeyeon langsung mendudukan dirinya, ia ingin turun dari kasur, namun suara pintu terbuka membuat dia mengurungkan niatnya.

"Eoh! Chagiyaaa~" Taeyeon bersorak kegirangan saat melihat Tiffany menghampirinya dengan sebuah nampan.

"Hentikan panggilan mu itu" ketus Tiffany, ia sangat heran dengan Taeyeon, tepat seminggu yang lalu semenjak kejadian di sungai Han, Taeyeon menjadi sangat clingy terhadap nya.

"Kenapa tidak mengabari ku kalau kau kesini" ujar Taeyeon membenarkan posisi duduknya, dan sedikit memberi ruang untuk Tiffany duduk.

"Awh, pany~" Taeyeon mengelus keningnya yang di sentil Tiffany.

"Kenapa tidak memberitahu ku kalau kau sakit? Harus selalu tau dari Yuri?" Taeyeon memanyunkan bibirnya.

"Aku sudah memberitahu mu, tapi kau tak percaya" Tiffany menghela nafasnya, ia mengakui kalau dia salah disini.

"Lagian kenapa menghindar segala? Aku melakukan kesalahan?"

"Ani Tae"

"Tapi kenapa?" Lagi lagi Tiffany menghela nafasnya.

"Arraseo mianhae"

"Ani, kau harus menjawab. Bukan minta maaf"

"Makan dulu buburnya, nanti dingin" Taeyeon menggelengkan kepalanya, ia masih menuntut jawaban dari wanita cantik didepannya ini.

"Hati ku tak sanggup Tae" ujar Tiffany menundukkan sedikit kepalanya sambil mengaduk aduk bubur milik Taeyeon.

"Kau terus bersikap manja dan manis padaku"

"Kau risih?" Tiffany menggelengkan kepalanya.

"Aku ingin serakah Tae kalau kau bersikap seperti itu terus padaku. kau sahabatku, bersikap lah demikian jika kau hanya ingin menjadi sahabatku" ujar Tiffany, sebenarnya dia sudah memberi kode pada kalimatnya itu, tapi Taeyeon sangat bodoh dalam hal perkodean.

"Arraseo, mianhae. Aku tidak akan mengulangi nya lagi" Taeyeon mengambil mangkuk dari tangan Tiffany, dan melahapnya tanpa meniup lebih dulu.

"Tae pelan pelan" Tiffany menyodorkan segelas air pada Taeyeon yang sedang tantrum akibat lidahnya yang melepuh.

"Gwenchana?" Tanya Tiffany setelah Taeyeon sudah tenang.

"Eum"

"Tiup dulu" ujar Tiffany saat Taeyeon kembali menyendokan buburnya.

"Eum"

___

Dia marah? Wae? Apa karena aku melarangnya bersikap clingy lagi? Bocah ini!

"Ingin ku suap?" Aku bertanya padanya, dia benar benar lemas, Lihat lah cara dia memegang sendok dengan tangan gemetarnya. Dia hanya menggelengkan kepalanya saja, sepertinya dia benar benar marah. Biasanya dia akan sangat senang jika di suap.

"Taetae" aku mencoba membujuknya.

"Kka, kau harus berkerja" lucu sekali, dia mengusir ku tapi tak mau melihat wajahku, menggemaskan.
Jika terus melihat wajah merajuk nya  bisa bisa aku gila beneran, dia sangat menggemaskan dengan bibir bawah yang di tahan agar tidak menekuk.

Toxic relationship Where stories live. Discover now