Happy or unhappy?

165 20 10
                                    

Taeyeon terus saja memperhatikan Tiffany yang sedang sibuk membenahi pakaian eomma nya. Kenapa Tiffany yang membenahi? Kenapa bukan dia? Pertanyaan itu terus saja terlintas diotak taeyeon.

"Kau akan jatuh cinta padaku jika menatapku terus" sial, dia tertangkap basah.

Tiffany terkekeh geli melihat Taeyeon yang terbatuk batuk dan menggaruk tengkuknya, sangat menggemaskan.

"Apa sudah siap?" Tanya Yuri yang baru saja masuk kekamar inap.

"Eoh" Jawab Tiffany memberikan beberapa tas kepada Yuri.

"Aku akan mengantar eomma ke apartemen Tiffany, kalian bisa langsung pergi semua sudah ku urus" ujar Yuri.

"Gomawo" ujar Taeyeon menatap Yuri dengan tulus. Kenapa sahabat nya masih sangat baik padanya? Padahal dia sudah melakukan banyak kesalahan pada Mereka, salah satunya menjauhi mereka.

"Eyy gwenchana" ucap Yuri menepuk pundak Taeyeon.

"Na kanda" Yuri langsung keluar dari kamar dan meninggalkan mereka berdua.

"Ehem, kita pergi sekarang?" Tanya Taeyeon. Sial dia masih deg-degan karna tadi.

"Eoh kajja"




***




Senyum tak lepas dari wajah mereka berdua, walau dengan arti yang berbeda.

Tiffany mengemudi mobil nya dengan santai sambil sesekali memperhatikan Taeyeon yang menatap kejendela dengan senyuman. Apa dia sedang senang?

Tiffany tersenyum, sudah lama dia tak berduaan dengan Taeyeon begini.

"Ada apa disana?" Tanya Taeyeon memecahkan kesunyian. Tiffany mengikuti arah pandangan Taeyeon.

"Ah itu, semua fandom sedang berdemo untuk membaikot rapper diagensi itu"

"Wae?" Tanya Taeyeon, sepertinya dia kurang update berita.

"Dia melakukan percobaan pembunuhan ke senior nya, padahal mereka terlihat akrab di tv"

"Ah jinjja? Mengerikan"

"Lalu apa senior nya itu mati?" Taeyeon kembali bertanya.

"Molla, keluarga nya seorang chaebol. Privasi number one" Taeyeon cemberut mendengar jawaban Tiffany, dia kurang puas dengan jawaban sahabatnya itu.

"Ah, kau sangat update" ujar Taeyeon takjub.

"Of course, I'm manager digital marketing. Ah padahal bulan depan aku berniat mengajukan kontrak kerja sama dengannya"

"Kau bisa mengontrak ku" ujar Taeyeon tersenyum.

"Dan Jessica akan membunuh ku" Taeyeon terdiam dengan perkataan menusuk Tiffany. Hey dia kan niat nya juga bercanda.

"Kajja, pertama Tama kita akan memesan wall paint. Haruskah warna pink?" Tanya Tiffany menatap Taeyeon.

"Yaa, jangan gila. Mataku bisa sakit" ujar Taeyeon cemberut. Tiffany tertawa dan keluar dari mobilnya.

"Apa dia tak mengajakku turun?" Gumam Taeyeon menatap Tiffany yang sudah jauh.




***




"Oke saya pesan untuk bagian dalamnya warna dolphin grey dan blue white dan untuk luarnya pure grey dan ada nuansa hitam nya. Dan ini alamat nya" ujar Tiffany sambil mencatat alamat dikertas yang diberikan karyawan toko

"Ne kamsahamida agashi, team kami akan langsung ketujuan untuk mengukur seberapa perlunya"

"Ne kamsahamida" ujar Tiffany tersenyum.

Toxic relationship Where stories live. Discover now