The beginning of a new life

173 19 7
                                    

Irene berdiri begitu pintu UGD terbuka. Begitupun dengan lelaki yang masih setia berada disampingnya sejak satu jam yang lalu.

"Bagian kepalanya hanya mendapatkan tiga jahitan, pasien mengalami luka ringan, dan sudah mendapatkan perawatan medis. Tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan tentang kondisi pasien" jelas dokter saat Irene bertanya bagaimana keadaan wanita yang tak sengaja di tabrak nya.

"Syukurlah" Irene bernafas lega mendengarnya.

"Tapi nona bae, sepertinya dia mengalami hal lain. Kami akan melanjutkan pemeriksaan setelah dia sadar"

"Apa maksud mu?" Tanya lelaki yang berdiri di samping Irene.

"Saya tidak tau pasti. Tadi, dirinya mengamuk dan dengan terpaksa saya menyuntikkan obat penenang padanya"

"Apa dia beneran gila" Gumam Irene.

"Dokter, sepertinya ini pasien prioritas"

"Nde?"

"Apa dia orang penting??" Tanya Irene.

"Aku tidak tau, saya cek kedalam dulu" lelaki itu masuk begitu mendapatkan izin dari dokter yang menangani Taeyeon.

"Astaga' Kim sajang!" Irene menatap kakaknya dengan tatapan bertanya. Siapa sebenarnya wanita yang sedang terbaring tak sadarkan diri ini.

"Oppa mengenalnya?"

"Dia salah satu pasien ku. suster, pindahkan dia ke ruangan VVIP. Aku akan menghubungi keluarganya. Dan pastikan direktur tak tau masalah ini"

"Oppa" Irene mengikuti sang kakak yang berlari keluar dari UGD.

***

Hyoyeon menghampiri ke tujuh sahabatnya yang sedang berdiam diri di ruang keluarga milik Taeyeon.

"Polisi menghubungi ku, katanya mereka sudah menemukan keberadaan mobil yang menabrak Taeyeon" Tiffany langsung berdiri begitu mendengar perkataan Hyoyeon.

"Kalau begitu ayo, kita harus cepat" ajak Tiffany.

"Kalian duluan saja ya, sepertinya Jessica kelelahan" ujar Yuri.

"Aniyo, gwenchana Yul" Dirinya hanya sedikit pusing, ditambah anaknya didalam sana tak bisa diam. Dia tak ingin merepotkan siapapun, mereka harus menemui Taeyeon.

"Kau yakin? Wajahmu sangat pucat" Yuri benar benar khawatir jika Jessica memaksakan diri. Apalagi persalinan wanita ini hanya tinggal beberapa Minggu lagi.

"Gwenchana, kajja"

"Kau yakin?" Tanya Tiffany memastikan.

"Sure" jawab Jessica tersenyum memastikan pada sahabatnya. Bolehkan kalau dirinya mengganggap mereka itu sahabatnya?

"Hati hati" ujar Yoona memperingati.
Walaupun dirinya kesal dengan Jessica, bukan berarti dia harus berlaku cuek padanya.

"Apa sudah naik semua?" Tanya Hyoyeon melihat kebelakang. Untungnya Taeyeon memiliki koleksi mobil yang lumayan, jadi mereka bisa memilih mobil yang lumayan besar dan muat untuk mereka semua.

"Udah" jawab Yuri yang berada di seat tengah, dengan Jessica yang bersandar pada bahunya.

Tiffany menatap sendu jalanan yang ramai orang lalu lalang. Pemandangan malam ini sangat indah, lampu yang menyala dan gedung gedung yang menjulang tinggi menjadi bonusnya.

Malam ini angin berembus cukup kencang dan bisa membuat orang kedinginan. Padahal, bulan sudah mau memasuki musim semi, namun cuaca tetap saja dingin.

"Fany-ah" Tiffany tersentak saat merasakan Hyoyeon memegang bahunya. Ia menoleh pada Hyoyeon yang masih fokus mengemudi.

Toxic relationship Where stories live. Discover now