in side

162 19 9
                                    

Yuri yang sedang fokus bekerja, terperanjat saat sebuah ponsel di lempar ke depannya.

"Yaa' ini sangat mahal, bagaimana kalau rusak?" Tanya Yuri pada pelaku yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Aku bahkan bisa membeli saham nya" Yuri memutar bola matanya, sifat sombong itu sepertinya tak akan pernah hilang walau jarang muncul.

"Apa ini?" Tanya Yuri melihat layar ponsel yang masih menyala, menampilkan foto dirinya bersama sang sahabat.

"Bisa kau jelaskan?" Tanya Taeyeon mengeluarkan aura menyeramkan nya, tiba tiba Yuri merasa bulu kuduk nya berdiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bisa kau jelaskan?" Tanya Taeyeon mengeluarkan aura menyeramkan nya, tiba tiba Yuri merasa bulu kuduk nya berdiri.

"Ha-hanya foto biasa" sial, suara Yuri tercekat.

"Hanya!" Yuri benar benar terkejut saat Taeyeon meninggikan suaranya, itu artinya Taeyeon hanya kesal. Dia merasa lega saat mengetahui bahwa sahabatnya yang satu itu tidak marah, bisa bisa dia menjadi pengangguran nanti. Kalau dia nganggur siapa yang akan menafkahi Jessica dan anaknya?

"Aish, yaa!" Yuri kembali terperanjat,  sial! Bisa bisanya dia melamun saat sedang di marahi oleh atasan.

"Aku menyuruhmu untuk menjaganya, bukan mengambil kesempatan" sambung Taeyeon.

"Sumpah Tae, itu hanya foto. Tidak ada apa apa, aish harusnya aku menolak ajakan Tiffany untuk berfoto bersama" wajah Yuri benar benar menggambarkan tentang keadaan yang merasa terfitnah.

"Apa kau ingin ku pecat?" Tanya Taeyeon mengendurkan dasinya.

"Yaa' mana bisa begitu!" Yuri menatap kesal pada Taeyeon. Taeyeon dan rasa cemburu nya itu benar benar merepotkan.

"Eh? Seolma ... Kau cemburu?" Taeyeon mengedipkan matanya berkali kali, dia tertangkap basah sekarang.

"Kau menyukai Tiffany?" Taeyeon berdehem dan segera pergi dari hadapan Yuri, ia mengabaikan panggilan dari Yuri.

"Yaa' ponsel mu" Yuri benar benar tak habis pikir dengan pola pikiran Taeyeon.

Ia menyusun beberapa berkas dan segera pergi menyusul Taeyeon.

"Sajang-nim" Yuri mengetuk pintu sebelum membukanya.

"Ada apa?" Tanya Taeyeon, Yuri mengernyit heran menatap Taeyeon. Kemana perginya kekesalan sahabatnya itu? Kenapa raut wajahnya seperti tidak terjadi apa apa? Padahal hanya berselang beberapa menit.

"Kita harus meeting, bersama Banana groups"

"Banana groups? Perusahaan apa itu?" Tanya Taeyeon dengan wajah bingungnya.

"Perusahaan marketing sajang-nim. Ku harap sajang-nim tak lupa jika kita memiliki kerjasama di beberapa brand Fashion" ujar Yuri dengan senyumnya. Ia harus berada di mode sekretaris saat ini.

"Aah, Majayo aku lupa. Sebenarnya kerjaan utama perusahaan kita apa? Kenapa banyak sekali proyek?" Taeyeon memijit pelipisnya.

"Haha, kau sendiri yang mengajukan ide terus menerus sehingga membuat semua karyawan mu lembur" Yuri menutup mulutnya rapat rapat saat Taeyeon menatapnya tajam.

Toxic relationship Where stories live. Discover now