more pain

166 22 7
                                    

Taeyeon mengerutkan keningnya, merasa tidurnya terusik oleh usapan di wajahnya. Ia membuka mata lalu menutupnya kembali untuk menormalkan kadar cahaya yang masuk ke penglihatannya.

"Hi, good morning" sapaan lembut milik Tiffany memasuki indra pendengaran Taeyeon dengan sopan.

"P-pany?" Taeyeon menatap tak percaya Tiffany yang duduk dipinggir kasurnya, suara serak khas bangun tidur itu membuat Tiffany tersenyum.

"How's your sleep boo?" Tanya Tiffany dengan lembut merapikan rambut Taeyeon yang sedikit berantakan.

"Yeah good" Taeyeon menganggukan kepalanya lucu.

"So good?"

"Y-yaa jangan meledek inggris ku" Tiffany tertawa.

"Kapan kau Sampai? Bukannya masih ada kerjaan disana?" Tanya Taeyeon merapikan selimut pada tubuhnya. "Jangan sampai Tippany liat" batin Taeyeon.

"Udah selesai, kata Yuri kau menginap disini jadi aku langsung kesini" tatapan teduh milik Tiffany membuat Taeyeon menatap nya canggung. Itu seperti dia merasa telah membuat kesalahan pada Tiffany.

"Sarapan ya, aku buatkan" Tiffany bangkit dari duduknya.

"Eum pany-ah"

"Nde?"

"Biar Yuri saja, gak papa kok. Kau pasti lelah kan? Istirahat lah"

"Gwenchana, sekalian aku ingin mengobati mu. Lagian kau tak mengijinkan Yuri melihat tubuhmu kan?" Taeyeon mengerjap kan matanya menatap terkejut Tiffany.

"K-kau sudah tau?" Tiffany mengangguk.

"Tunggu ya, aku akan ambil sarapan mu" Taeyeon mengangguk pasrah.

"Eh, mengobati ku?"

"Walau tak mengijinkan Yuri bukan berarti aku akan mengijinkan mu pany-ah!" Teriak Taeyeon dari kamar, dia baru menyadari perkataan Tiffany.

"Ini aset berharga ku" Taeyeon meringis sakit saat ia hendak memeluk tubuhnya sendiri.

***

Suara nyaring pecahan kaca dan lemparan barang barang memenuhi kamar Jessica saat ini, dia sedang bertengkar hebat dengan Mr. Jung.

"Sica mommy mohon turuti Daddy ya" Isak Mrs. Jung mencoba menenangkan anaknya yang seperti kesetanan.

"Jika menggunakan mulut tak kau dengar maka akan ku lakukan hal yang biasa" ujar Mr. Jung tegas menatap Jessica yang masih terisak pilu.

"Sayang ku mohon, jangan" Mr. Jung menatap tajam ke istri nya yang mencoba menahan dirinya ketika ia ingin menghampiri Jessica.

"Ini urusan ku" Mr. Jung melepaskan genggaman tangan Mrs. Jung.

"Bawa nyonya keluar" ujar Mr. Jung pada pengawalnya. Lalu ia berjalan menghampiri Jessica yang menangis memeluk dirinya sendiri, situasi kamarnya saat ini benar benar kacau balau.

"Akh" ringis Jessica saat tangan besar Mr. Jung memegang erat rambutnya, membuat kepalanya mendongak menatap sang ayah.

"Aku sudah sangat berbaik hati padamu, tidak bisakah kau hanya menuruti nya saja?" Jessica menatap Mr. Jung dengan mata yang memerah menahan sakit.

"Hanya menikah dengan Tyler dan hidup bahagia, apa yang susah sialan!" Tangan Mr. Jung yang satu nya lagi memegang erat dagu Jessica.

"Sakit dadd" Isak Jessica.

"Jangan memanggilku Daddy jika kau tak menuruti ku sialan" rambut Jessica ditarik sampai membuatnya berdiri secara paksa.

"Haruskah aku mengancam mu menggunakan wanita sialan itu lagi?" Jessica menggelengkan kepalanya dengan tangan yang berusaha melepaskan genggaman Mr. Jung yang berada di kepalanya.

Toxic relationship Место, где живут истории. Откройте их для себя