melt

168 19 10
                                    

Yuri terperanjat saat mendengar teriakan Jessica yang memanggil namanya. Ia meletakkan laptop yang sedari tadi berada di pangkuannya ke atas meja sebelum bangkit dan menghampiri Jessica ke kamarnya.

"Sica-ya" panggil Yuri mencari keberadaan Jessica dikamar milik ibu hamil itu.

"Yuri-ya kemari" Yuri mengernyit heran menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat itu.

"Wae?" Tanya Yuri tanpa berniat masuk. Ia tak ingin di cap tak sopan.

"Bisakah kau membantuku?" Lagi, Jessica berteriak dari dalam sana, seakan akan Yuri ini tuli.

"Wae?"

"Aish, masuklah" setelah mendapatkan ijin dari sang empunya kamar, Yuri memantapkan hati untuk masuk kedalam kamar mandi.

"Wae-YAAA" Yuri berteriak saat melihat Jessica didepan sana tak memakai sehelai benangpun. Hanya busa busa yang memenuhi sebagian tubuhnya.

Dengan cepat Yuri membalikkan badannya memunggungi Jessica.

"Yul, bantu aku" rengek Jessica yang seakan buta dengan keterkejutan yang Yuri hadapi.

"Bantu apa?" Tanya Yuri yang sedang menggenggam tangan nya erat.

"Bantuin mandi, aku tak bisa menunduk. Terhalang perut" rengek Jessica, ia sudah berusaha untuk menyabuni dirinya sendiri. Tapi ia kesulitan karena perutnya yang sudah membesar.

"Yya-yaa, bagaimana bisa. Apa kau tak malu?"  Tanya Yuri tanpa berniat memutar badannya agar berhadapan dengan Jessica.

"Malu?" Jessica mengerutkan keningnya.

"Buat apa malu? Bentuk kita sama" sambung Jessica.

"Ya tetap saja. Kau ... Kau kan menyukai perempuan" Jessica menatap Yuri bingung, ingin rasanya ia memutar tubuh itu agar menghadap ke arah nya.

"Apa kau menyukai perempuan?" Tanya Jessica.

"Aniya!"

"Terus? Seolma, apa nafsu mu terpancing karena ku?"

"ANIYA" Yuri berteriak kesal.

"Aish' yasudah kalau tak mau membantu. Aku bisa sendiri" Yuri bernafas lega saat Jessica mengatakan ia bisa sendiri.

Jessica dengan wajah kesal mencoba menaikan kakinya ke dinding, agar bisa ia jangkau. Namun, takdir berkata lain. Jessica kehilangan keseimbangannya, dan membuat tubuhnya terhuyung.

Saat mendengar pekikan Jessica, Yuri segera membalikkan badannya dan bergerak cepat untuk menahan tubuh Jessica agar tak jatuh.

"Argh" ringis Yuri saat punggungnya menghantam kloset.

"Ya' gwenchana?" Tanya Yuri panik saat melihat Jessica yang terduduk dipangkuan nya.

Jessica menoleh ke kiri, melihat raut wajah Yuri yang terlihat sangat khawatir.

"Yul" suara Jessica bergetar. Ia sangat takut, jantung nya masih berpacu dengan cepat.

"Apa ada yang sakit?" Yuri sama sekali tak memutuskan pandangannya pada wajah Jessica.

"Mianhae" ujar yuri menyesal. Ia tak tega melihat wajah Jessica yang pucat, wanita itu pasti sangat takut. Andai saja ia hanya menuruti permintaan Jessica, pasti kejadian ini tak akan terjadi.

"Hey, gwenchana?" Sekali lagi yuri bertanya, melihat Jessica yang masih mematung.

"E-eoh, gomawo" bisik Jessica. Ia menundukkan kepalanya dan melihat tangan Yuri yang memeluk kedua pahanya.

"Ah mian" Yuri tersadar, posisi tangan nya sangat tak sopan.

"Kau bisa berdiri?" Jessica menganggukkan kepalanya dan mencoba berdiri dengan bantuan Yuri. Sebenernya ia tak merasa sakit sama sekali, ia hanya terkejut dan juga tangan Yuri membuatnya menjadi mati kutu.

Toxic relationship Where stories live. Discover now