•Goodbye

477 74 6
                                    

Taehyung tidak mau menatap istrinya yang meminta jawab. Pria itu awet diam dan membuat firasat Tzuyu semakin tidak enak. Apa Taehyung benar-benar menghabisi wanita itu? Tzuyu panik sendiri.

“Kim Taehyung!” pekik Tzuyu tertahan saat wajah suaminya berubah pucat.

“Tzuyu, aku tidak ingin membahasnya. Jennie bukan urusanmu.” sorot mata Taehyung menggelap, pertanda marah, rahangnya mengeras dan seperti ada api di mata coklatnya yang indah.

“Lalu urusan siapa? Urusanmu? Kau apakan wanita itu, Taehyung? Kau menyakitinya atau...”

Seolah bisa membaca jelas apa yang dipikirkan Tzuyu dan sorot mata penasaran bercampur panik itu, Taehyung menggeleng kencang, ditariknya tangan Tzuyu sebelah yang terkulai diatas meja, digenggam dan diremasnya lembut seolah wanita itu akan kabur di detik berikutnya.

“Tidak, sayang. Aku tidak menikahinya. Hanya kau yang aku inginkan sekarang, aku mencintaimu. Aku sungguh mencintaimu.” Nafas Tzuyu tertahan dengan degupan tidak teratur di dada. Taehyung adalah suaminya, tapi kenapa degupan ini tidak berkurang sedikitpun setiap Taehyung menyatakan cintanya. Dan apakah sopan, ditengah pembicaraan nyawa orang lain Tzuyu tersipu malu?

Tzuyu bisa merasakan getaran sedih dan enggan dalam tatapan Taehyung, tak pernah lagi dirasakannya Taehyung sejauh ini semenjak kehilangan bayi mereka. Tapi, semenjak Jennie kembali diungkit, ada perasaan aneh dalam diri Tzuyu dan Taehyung. Mereka memang bersama, Taehyung dan raganya ada dihadapan Tzuyu, tapi seperti jiwa pria itu melayang entah kemana.

Baik Tzuyu dan Taehyung tidak mau melanjutkan makan. Tzuyu takut bahwa akan ada yang mendengar percakapan mereka. Dan aura canggung ini begitu kentara. Mereka akan kembali ke hotel tempat mereka menginap, dalam mobil Tzuyu memanggil suaminya dua kali karena takut. Tapi pria itu hanya diam, membawa mobilnya maju dan hening, membuat Tzuyu semakin tegang.

Mobil di parkir dengan terburu-buru, seolah Taehyung menghindari istrinya. Pria itu berjalan di depan Tzuyu, meninggalkan Tzuyu yang kebingungan dan terseok-seok dengan semua ini.

Sesampainya di kamar, Taehyung langsung masuk ke kamar mandi. Terdengar shower yang dihidupkan dan sepertinya pria itu mandi. Tzuyu hanya meremas jemarinya dan duduk di tempat tidur menunggu sang suami selesai mandi dan mulai membicarakan ini.

Apa yang Taehyung sembunyikan sampai dia semarah ini lagi? Apa benar Taehyung membunuhnya? Membunuh Jennie? Apa pria itu segila itu? Sedingin itu? Tapi atas alasan apa Taehyung membunuh Jennie? Apa... Oh... Air mata Tzuyu mengalir karena terlalu pusing memikirkan semua ini. Apa jika mereka punya anak nanti, anak-anak itu akan sangat kecewa bahwa papanya terdahulu adalah mantan pembunuh.

Taehyung dengan bathrobe keluar dari kamar mandi. Saat keluar dia bersitatap sebentar melihat mata istrinya yang menangis, jadi buru-buru dia mengalihkan pandangan dan hendak keluar dari kamar tidur, masih mencoba menghindari Tzuyu.

“Kau membunuhnya, Taehyung?” gemetar di suara dan pertanyaan itu yang membuat Taehyung berhenti, berbalik menatap sang istri dan...

“Iya, aku membunuhnya. Secara teknis bukan aku yang sengaja membunuhnya, tapi...”

“Tapi kenapa?! Kenapa kau membunuh?!” jeritan dan tangis Tzuyu melambung membuat amarah Taehyung akhirnya memuncak. Sejak tadi dia sudah meredamnya dengan sangat baik, ia tidak marah untuk istrinya, tidak! Dia sendiri bingung sebenarnya pada siapa api kemarahan ini harus diluapkan, siapa sumbernya? Tapi karena Tzuyu ada disana, Taehyung tanpa sengaja mengambil vas bunga di depan meja rias dan pranggg!!!

Dejavu. Kata itu yang menggambarkan apa yang sedang terjadi kini, Tzuyu mematung dan menggigil secara tiba-tiba, menangis panik menatap beling kaca yang menghambur disekitar kakinya, lalu darah mulai mengucur dari kakinya karena beberapa beling yang terbang sembarang di di dekatnya.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝘁𝗵𝗲𝗿𝗲𝗮𝗹 🔐Where stories live. Discover now