•Bagaimana Kabarmu?

408 78 20
                                    

Taehyung terhenyak saat menatap pintu terbuka, jendela dibuka lebar dan bunyi suara peralatan dapur yang berdenting. Senyuman mengembang di wajah tampannya, namun dalam kilas balik yang memutar memorinya, ia sadar bahwa bukan Tzuyu yang sibuk di dapur, membuka gorden demi bisa cahaya masuk ke dalam rumah ini.

Sudah 3 bulan...

“Sampai kapan akan begini terus, Taehyung? Apa kau hanya terus berdiam diri seperti ini? Lihat sudah berapa lama kau tidak mengurus rumah ini? Rumah ini sudah seperti rumah hantu, kau tidak bercukur, tidak memasak, tidak mengecat ulang rumah. Jika kau memang sangat berkuasa sampai bisa membuat dirimu tidak dihukum atas kasus Jennie, kenapa kau tidak mencari dan menemukan istrimu untuk kembali dan merawatmu yang sudah seperti mayat hidup begini!” suara mama yang menyapa kasar berbanding terbalik dengan suara istrinya selama ini jika membangunkannya.

Tzuyu, aku rindu sekali padamu, sayang. Aku akan mencarimu jika kau memang ingin dicari, tapi kau memohon agar kau tidak ditemukan sampai kau yang memintaku datang menjemputmu. Tolong berikan aku izin itu, kumohon. Beri aku satu kesempatan lagi.

Tak lama Taehyung bangkit dan duduk dengan gerakan ibu hamil tua, sulit dan terengah-engah. Dilihatnya mama yang menatap dari balkon, memandangi taman bunga kecil mereka yang berukuran 3x5 meter itu. Bagaimana mungkin pria yang jarang mandi, bercukur, bahkan jarang makan ini mempunyai rumah hantu dan taman bunga surgawi di waktu yang bersamaan? Mama benar-benar heran sekali, akan tetapi melihat skop tanah dengan pupuk di dekat pintu masuk membuat mama Kim yakin bahwa sebelum Tzuyu pergi, menantunya itu meminta Taehyung mengurus taman bunga itu dan tentu dengan 3 anjing gemuk mereka yang super sehat, lebih sehat dari si empunya anjing, mama melemparkan tatapan heran lagi dengan keadaan putranya.

“Kenapa tidak mencarinya jika kau sampai seperti ini? Mama heran sekali melihatmu. Pergilah dan temukan dia, seret dia kalau perlu dan kunci dalam kamar agar dia tidak bisa kabur kemanapun lagi.”

Taehyung memandang jauh dan terbengong. Hatinya hampa sekali.
“Aku sudah memberinya neraka selama 3 tahun, dia kehilangan bayinya, bayi kami karena selingkuhanku dan semua mimpinya untuk memiliki suami baik, ayah yang baik bagi anaknya aku hancurkan dengan menghabisi nyawa seseorang. Menurut mama apa aku bisa memaksa lagi?”

Mendengar pernyataan terjujur yang pernah mama dengar membuat wanita paruh baya itu mengembuskan nafas.
“Seharusnya aku tidak menikahkan kalian. Itu salahku. Kau seharusnya memang dengan wanita jahat itu.” mama selalu sarkas, itu karena mama sangat mencintai menantunya yang entah dimana sekarang ini.

“Dan dia dengan tukang roti yang baik hati itu.”

Taehyung mendelik tajam mama, tapi tak lama ada guratan terluka lewat matanya seolah membenarkan dan air mata membendung.

“Mama dengar dari besan mama, mertuamu. Mingyu sedang berusaha mencarinya dan kau hanya akan diam disini menyaksikan istrimu ditemukan orang lain duluan. Apa kau pernah berpikir Taehyung, bahwa mungkin Tzuyu menunggu kesungguhan mu mencarinya. Dan dia pasti akan sangat kecewa saat dia ditemukan orang lain.”

Bahkan omongan mama tidak memberi nilai 1% pun keyakinannya. Tzuyu bukan wanita seperti itu, dia keras kepala, tidak banyak mau, tapi saat dia mengutarakan keinginannya, itulah hal terjujur yang dia inginkan. Tidak ingin dicari dan menenangkan diri, maka itulah yang dia inginkan. Itulah yang membuat Taehyung terdiam disini.

“A-aku mau beri Butter makan.” Taehyung berdiri linglung, tubuhnya menciut sebesar 20% karena jarang makan dan stress. Sebelum anaknya itu melewati pintu kamar, mama menghembuskan nafas.

“Ayo pulang ke rumah, mama urus dirimu lagi sampai istrimu kembali.”

Entah mengapa mama menyadari adanya tekanan emosional yang mengudara disekitar Taehyung. Ini kali pertama Taehyung menangis, benar-benar menangis dengan bulir lembut berebut turun dari matanya.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝘁𝗵𝗲𝗿𝗲𝗮𝗹 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang