•Ikat Aku di Tulang Belikatmu

475 72 22
                                    

Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari perpisahan. Entah itu sementara atau selamanya, semuanya meninggalkan luka pedih yang tak terukir dan itulah yang Tzuyu rasakan. Kadang siap tidak siap bukanlah hal yang bisa dipilih, waktu dan Tuhan menentukan, lalu kita tidak punya apapun untuk bertarung melawan atau lari darinya yang kita sebut takdir.

Segala keindahan selama 3 tahun itu ditambah dengan setahun kehamilan pertama, keguguran, kehamilan kedua dan jatuh bangun kebersamaan itu tidak membawa mereka pada apa yang mereka inginkan dan segala pasangan suami istri saling mencinta dambakan. Tzuyu tidak tahu apa salahnya dikehidupan sebelumnya, tapi menjadi orangtua seorang diri bukanlah sesuatu yang dia impikan sejak kecil.

Saat ia meminta anak, Tuhan memberinya suami yang sangat mencintainya dengan baik. Dan saat ia mendapatkan anak, Tuhan mengambil suaminya dari sisinya. Terkadang Tzuyu berpikir, apa ia tidak cukup pantas mendapatkan keduanya disaat bersamaan. Bukan ia tidak bersyukur pada kehidupan yang ia jalani kini. Mendapatkan Sandara Kim adalah sebuah anugerah yang tidak akan Tzuyu tukar dengan siapapun. Putri semata wayangnya itu sangat baik hati, pintar, penyayang dan Taehyung sekali. Diusianya yang menginjak hampir tiga tahun, Da Ra sudah bisa mengenal mamanya sebagai wanita yang harus ia cintai seumur hidup. Persis seperti pesan terakhir papanya yang meminta agar ia sehat, bahagia dan menjaga mamanya. Anak itu melakukannya dengan baik.

Da Ra mencintai mamanya sama seperti Taehyung mencintai Tzuyu-nya. Tzuyu-nya segalanya. Tapi satu yang tidak papa tepati hingga kini, Da Ra lahir di hari yang papa minta, lahir di janji yang papa berikan. Tapi papa ingkar janji memberi Da Ra tambahan jajan dua kali lipat seperti janji papa. Da Ra menjaga mama dengan baik, Da Ra sehat dan bahagia, Da Ra bahkan tidak cengeng dan sudah bisa berjalan dan belajar berbicara.

Tapi kenapa papa pergi, meninggalkan mama dan Da Ra? Kenapa papa ingkar janji?

Dan jika ditanya apakah Tzuyu membenci suaminya? Tzuyu tidak tahu. Ia tidak memberi jawaban atas apapun tentang suaminya. Ia hanya resmi menjadi orangtua tunggal. Ia menyesali beberapa hal, beberapa hal yang ia ucapkan di hari dimana Taehyung hendak akan berangkat ke kantor dimana anaknya akan lahir. Dimana pria itu berlutut di kakinya, memohon untuknya dan Tzuyu menutup semua pintu hatinya.

Taehyung pergi dengan segala penyesalan dan kesedihan dihatinya pagi itu, hanya akan berkerja, bahkan saat mengangkat ponsel untuknya, pria itu tersenyum dan menyembunyikan segala luka yang ia miliki. Tzuyu ingat sekali segala ekspresi hari terakhir itu. Akan selalu ia simpan, entah sampai kapan.


🥀





Saat tiba di taman, Tzuyu memandangi suaminya yang sibuk mengurus bunga-bunga kesukaannya. Pria itu berbalik saat mendengar derit kursi dibelakangnya.

“Selamat pagi... Belum mau lahir juga?” sapanya. Tzuyu bisa melihat keringat jagung mengalir di wajah tampan itu lengkap dengan kaos putih dengan hiasan tanah-tanah berwarna coklat menambah ornamen. Tzuyu selalu bilang jangan pakai baju putih saat mengurus tanah, tapi Taehyung selalu dengan sembrononya.

Tzuyu tersenyum sembari menggeleng, tangannya mengelus perut buncit sekilas. “Belum, tapi semalaman aku buang air 12 kali.” dan Tzuyu tahu Taehyung mengetahui hal itu, pria itu berdiri di pintu connecting memandangi istrinya yang bolak-balik ke toilet. Dia takut Tzuyu terjatuh, tapi juga takut mengganggu privasi Tzuyu, dimana mereka tidak boleh satu kamar tanpa seizin Tzuyu. Jadilah Taehyung mengamati istrinya dari jauh.

Singkatnya, Taehyung hanya tidur ayam. Setiap kali mendengar suara tempat tidur berderit, Taehyung bangkit dan menunggui Tzuyu di tempat yang sama. Dan melihat kegiatan pagi Taehyung yang menguras tenaga namun dia tahan ini cukup membuat Tzuyu yakin dengan segala kekayaan dan aset yang dimiliki Taehyung selama ini juga berasal dari kerja kerasnya.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝘁𝗵𝗲𝗿𝗲𝗮𝗹 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang