•Jangan Pergi-Pergi Lagi

456 85 24
                                    

“Bisakah kau turunkan kursinya? Jangan mengangkat yang berat-berat.” Taehyung memperingatkan dengan nada yang sedikit tinggi, wajahnya keras seperti tidak suka melihat apa yang Tzuyu kerjakan.

Tzuyu terkesiap saat kursi diambil dari tangannya. Mulutnya sedikit terbuka sambil memperhatikan gerak-gerik Taehyung. Astaga, ini terlalu tiba-tiba, dia bahkan belum mengirimkan alamatnya lewat email, tapi bagaimana...

Ya! Tidak perlu terkejut, Tzuyu mengetahui betul dengan siapa dia menikah.

Tzuyu terlihat panik sekali, tapi tidak dengan Taehyung yang menatapnya penuh harap, perut itu, Taehyung sangat ingin menyentuhnya dan Tzuyu tahu bahwa dia harus menjelaskan semua ini nantinya.

Baik Tzuyu dan Taehyung menatap sekitar, hari masih siang dan pelanggan masih ada disana. Tapi mereka perlu bicara. Segera.

“Aku datang untuk minta maaf... A—”

“Nyonya bakpao isi ayam 1.” seru seseorang melalui jendela pesanan. Taehyung mengedarkan pandangan dan dia benci sekali saat Tzuyu harus meninggalkannya dengan gerakan kaku ke arah pelanggan. Astaga, Taehyung tetap tidak bisa berpikir profesional bahwa pria itu hanyalah pembeli, Taehyung tetap tidak suka atensi Tzuyu teralihkan darinya.

Senyum pria itu muncul saat melihat Tzuyu sibuk menata pesanan ke dalam paper bag membuat Taehyung nyaris kehilangan akal. Taehyung segera mendekat, menatap pria itu nyalang dari balik kontainer bakpao seperti ingin mengatakan, ‘Apa yang kau lihat bedebah, sialan! Dia milikku. Enyahlah atau kucongkel matamu.’

Tzuyu kebingungan saat pembelinya itu berlari terbirit-birit setelah memberikannya uang, bahkan tidak sempat mengembalikan uang itu. Tzuyu hendak mengejarnya tapi Taehyung menarik lengan itu untuk tetap ada dihadapannya.

“Apa?” tanya Taehyung saat Tzuyu menatapnya curiga. “Dia terburu-buru tidak sabar melihat sunset dan dia kasihan pada ibu hamil sepertimu jadi dia berderma.”

Tzuyu menggelengkan kepala kencang, pria ini tidak berubah sama sekali. Lalu saat menyadari tangan Taehyung masih menahan lengannya erat ada rasa canggung kentara diantara keduanya. Tzuyu hanya diam dan melepaskan dirinya, kali ini Taehyung tidak menolak.

“Pergilah dulu, kau bisa kembali saat toko tutup. Aku akan sibuk sampai semua ini dijual.”

Taehyung menganga, apa Tzuyu ini menguji dirinya?

“Aku akan membayar semua bakpao ini, akan kulebihkan. Jika perlu aku akan membeli...”

Gurat wajah kecewa Tzuyu terang-terangan ditampakkan. “Kau tidak mengerti.” Tzuyu berusaha menahan suaranya karena ada pelanggan di depan sana.

“Kau yang tidak mengerti!” setelah mengatakannya, Taehyung menatap orang-orang disana dengan marah. “Kalian semua pergi dan ruangan ini harus kosong dalam waktu 30 detik. Istriku mulai sekarang tidak menjual bakpao lagi, dia tutup! Sekarang pergi dan akan kubayar 100 ribu won per orang diluar jika kalian meninggalkan ruangan ini.” teriaknya.

Tak butuh waktu lama semua orang berhamburan keluar dan ya—ruangan kosong. Taehyung meraih ponselnya dan Tzuyu tahu betul siapa yang ia telepon di depan sana untuk memberi mereka semua uang.

Air mata Tzuyu mengalir, dia sangat kecewa da sakit hati, dia membangun semua ini dan pria sombong ini datang dengan segala uangnya.

Melihat istrinya yang menangis, ada sedikit penyesalan dalam diri pria itu. Bisnis ini dibangun sendiri dengan susah payah, tapi Taehyung tidak suka istrinya bekerja keras sendirian. Mengangkat kursi, membeli semua bahan kue sendirian, membuka dan menutup toko, membersihkan semua ini, apalagi oh God! Anaknya ada di dalam. Tzuyu lelah saja Taehyung frutasi, apalagi anaknya ikut serta. Pria ini kehabisan akal.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝘁𝗵𝗲𝗿𝗲𝗮𝗹 🔐Where stories live. Discover now