Destiny 03

760 69 21
                                    

Keesokkan harinya, Zee terbangun jam 8 pagi, cukup masih pagi untuknya karena dulu Zee bekerja pada malam hari dan tidur pada pagi hari.

Zee terbangun karena mendengar ketukan dari luar kamarnya.
Zee bangkit dari tempat tidur lalu mengusap wajahnya dan membuka pintu.
Saint berdiri di sana sambil tersenyum.

"Ada apa Saint?" tanya Zee.

"Aku akan pergi ke kantor, Phi jika ingin makan turunlah ke bawah dan mintalah pada seseorang di ruang makan. Aku sudah memerintahkan para pelayan untuk menyediakan apapun kebutuhanmu." ujar Saint dan Zee pun mengangguk.

"Phi, Phi tidak usah khawatir berada di rumah ini selama Phi menuruti apa kataku." ujar Saint sambil menepuk bahu Zee.

Zee tersenyum tipis dan kembali mengangguk.

"Baiklah aku pergi dulu. Kau juga bisa berkenalan dengan Nunew adikku. Tapi jangan macam2 dengannya. Walaupun umurnya yang sudah dewasa namun boleh dibilang dia masih polos. Jangan menggoda dia ok?" ujar Saint lagi sambil tersenyum lalu membalikkan badannya dan berjalan menjauh.

Zee mengeraskan rahangnya dan raut kemarahan sekaligus sedih terlihat di matanya.
Zee menutup pintu namun dalam hatinya ingin sekali Zee menutup pintu itu dengan membantingnya.

Zee berdiri menatap kosong ke depannya.
Lalu berjalan pelan ke dekat tempat tidurnya.

"Mengapa hidupku harus selalu menuruti apa kata orang lain? Mengapa aku selalu dianggap sebagai penggoda? Aku tidak pernah menggoda siapapun. Mereka semua yang datang padaku dan menginginkan tubuhku. Apa salahku?" teriak Zee.

Airmata kembali keluar, lalu Zee melemas dan terduduk di lantai menyandar pada pinggir tempat tidur menatap balkon kamarnya.

"Tidak apa jika kalian tidak menghargai aku tapi tolong.... Berhentilah menghinaku..." isak Zee sambil menundukkan kepalanya.

Zee lalu kembali mengangkat kepalanya lalu mengusap airmatanya dengan tangannya.

"Bersabarlah Zee, karena pekerjaanmu, karena ketidak mampuanmu, maka... Terimalah semua hinaan2 itu, karena memang mungkin kau pantas menerimanya." ujar Zee pelan.

Zee berjalan ke kamar mandi lalu menutup pintunya.

Namun yang Zee tidak tahu ada sepasang mata dan telinga yang melihat dan mendengar semua kata2 Zee.

Nunew menutup kembali pintu kamar Zee dengan sangat perlahan.

Niat Nunew awalnya hanya ingin memanggil Zee untuk sarapan bersama, namun ketika Nunew membuka pintu, Nunew melihat Zee yang berteriak lalu terduduk di bawah tempat tidurnya sambil menangis.

Nunew menundukkan kepalanya, bertanya2 apa sebenarnya yang terjadi pada pria yang baru saja dikenalnya itu.
Nunew merasa kasihan pada Zee.

Setelah beberapa lama Nunew berdiri di depan kamar Zee dan pikirannya kemana2 memikirkan keadaan Zee.
Tiba2 Zee membuka pintu dan mengejutkan keduanya.

"Nong.. Sedang apa kau disini?" tanya Zee dan Nunew pun segera tersenyum.

"Aku mau mengajak Phi untuk sarapan bersama. Baru saja aku akan mengetuk pintu Phi tapi Phi sudah keluar duluan." ujar Nunew dan terkekeh kecil.

Zee menatap Nunew dan melihat betapa lucunya anak didepannya itu dan Zee pun ikut tersenyum.

"Ayo Phi, kita sarapan." ujar Nunew dan memegang lengan Zee.

Zee menatap lengannya dan Nunew pun menatap tangannya yang memegang lengan Zee lalu segera melepaskannya.

"Hehehe maaf Phi. Ayo!" ujar Nunew dan berjalan mendahului Zee.

Nunew memejamkan matanya sebentar karena malu.

"Kenapa aku memegang lengannya?" gumam Nunew pelan.

Zee menatap Nunew yang berjalan dengan cepat.
Zee pun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berjalan mengikuti Nunew.

Mereka pun duduk di kursi meja makan.
Zee melihat para pelayan yang datang bergantian menyediakan beberapa hidangan di atas meja makan itu.

"Khop khun khap." ujar Zee ketika salah satu pelayan menaruh sepiring nasi di depan Zee sambil memberi wai padanya dan pelayan itu tersenyum dan membungkukkan badannya.
Nunew tersenyum melihat itu.

Akhirnya mereka pun menyantap hidangan itu dengan tenang.
Sebenarnya banyak pertanyaan dalam pikiran Nunew, namun Nunew belum berani mengatakannya.

Setelah selesai makan Nunew dan Zee berjalan menuju ruang keluarga.

"Nong, maaf apakah ada yang bisa Phi kerjakan sekarang?" tanya Zee.

"Memangnya Phi Saint tidak memberi tahukan apa tugas Phi disini? Kalau tidak salah Phi adalah asisten pribadinya Phi Saint." ujar Nunew.

"Iya betul. Saint hanya mengatakan padaku aku boleh melakukan apapun selama tidak keluar dari rumah ini." ujar Zee dan Nunew pun mengangguk2kan kepalanya.

"Kalau begitu Phi bantu Nunew saja mengerjakan projek Nunew, bagaimana?" tanya Nunew bersemangat.

"Projek?" ujar Zee.

"Hmm. Nunew sedang mengerjakan projek dari kampus Nunew. Phi mau bantu Nunew?" tanya Nunew.

"Hmm. Baiklah selama tidak keluar dari rumah." ujar Zee dan Nunew pun tersenyum lebar.

"Ayo ikut New ke kamar New." ujar Nunew dan Zee mengangguk lalu mengikuti langkah Nunew.

Setelah mereka di depan pintu kamar Nunew, Nunew membuka pintunya.

"Ayo Phi masuk." ujar Nunew dan meninggalkan pintu itu terbuka setelah dia masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar Nunew berjalan ke sofa dan duduk disana.
Dan menepuk2 sofa di sampingnya.

Zee pun mengikutinya dan duduk di samping Nunew.
Nunew membuka laptopnya dan melihat judul dari projek Nunew, Zee membelalakkan matanya.

'KISAH HIDUP SEORANG GIGOLO'

Zee langsung menundukkan kepalanya dan menahan airmatanya.
Nunew pun menatap pada Zee dan merasa heran mengapa Zee tiba2 seperti itu.

"Phi ada apa? Apa ada yang salah?" tanya Nunew dan Zee pun menatap Nunew lalu menggelengkan kepalanya sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Wajah Phi berubah, Nunew tahu kalau ada yang salah. Phi bisa bilang ke Nunew jika Phi berkenan." ujar Nunew.

Nunew melihat raut wajah Zee yang terlihat sedih dan lelah.

"Tidak. Tidak apa2, Nong." ujar Zee pelan.

"Hmm. Baiklah." ujar Nunew dan perlahan membalikkan wajahnya sambil menatap wajah Zee lalu kembali menatap layar laptop.

"Mengapa kau mencari tahu tentang gigolo, nong?" ujar Zee dan Nunew pun menatap Zee.

"Nunew kuliah di fakultas kejiwaan Phi. Dan Nunew ingin tahu bagaimana perasaan seorang gigolo. Nunew ingin tahu apakah pekerjaan yang seperti ini bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang. New tahu banyak orang yang memilih pekerjaan ini tapi bagaimana kalau dia terpaksa melakukan ini. Karena dipaksa oleh ekonomi mungkin, atau terjebak oleh obat2an atau mungkin juga karena ancaman seseorang." ujar Nunew dan perkataan Nunew mengejutkan Zee.

"Apa Phi kenal dengan seseorang dengan pekerjaan ini? Mungkin bisa Nunew wawancarai." ujar Nunew dan Zee menatap Nunew.

"Hmm. Phi kenal 1 orang dengan pekerjaan itu tapi kurasa orang itu tidak mau nong wawancarai." ujar Zee pelan lalu matanya kembali memandang layar laptop.















TBC

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Where stories live. Discover now