Destiny 21

423 61 8
                                    

Keesokan harinya, siang hari Saint pulang saat makan siang dan menjemput Nunew menemui Willie di tempat yang sudah mereka janjikan.

"Hia, Nhu pergi dulu ya. Semoga kita berhasil na Hia." ujar Nunew dan Zee pun mengangguk.
Akhirnya Nunew dan Saint pun pergi.

Sesampainya di depan bar, Saint dan Nunew melihat Willie dan 2 orang lainnya sudah menunggu di depan bar itu.

Ketika Willie melihat mobil Saint, Willie berjalan menghampiri jendela mobil Saint.
Saint membuka jendela mobilnya.
Willie membungkukkan badannya melihat ke dalam mobil itu.

"Kita langsung ke rumahku, Tuan Saint. Tuan ikuti saja mobilku." ujar Willie dan Saint pun mengangguk.

Willie melihat Nunew di samping Saint dan menganggukkan kepalanya menyapa Nunew dan Nunew pun melakukan hal yang sama.

Willie berjalan kembali ke mobilnya dan Saint kembali menutup jendela mobil.

"Phi, dia pamannya Hia? Dia yang menjual Hia?" ujar Nunew.

"Hm Hm." gumam Saint sambil mengangguk.

Nunew menatap Willie yang masuk ke dalam mobilnya dengan pandangan marah dan benci.

"Sudah, jangan tunjukan wajah seperti itu. Nanti mereka curiga. Tenangkan dirimu." ujar Saint dan Nunew pun menatap Saint lalu mengangguk.

Mereka pun mengikuti mobil Willie hingga mereka memasukki gerbang sebuah rumah besar berlantai 2.

Tak lama kemudian mereka pun keluar dari mobil masing2.
Nunew menatap rumah itu.

"Ayo masuk Tuan tuan." ujar Willie dan berjalan mendahului Saint dan Nunew yang ikut berjalan mengikuti Willie.

"Selamat datang Tuan Saint, betul?" tanya June ketika mereka masuk ke dalam ruang tamu rumah itu.

"Oh iya ini kenalkan kekasih saya Tuan. June." ujar Willie.

Nunew membelalakkan matanya dan Saint pun mendeham menatap Nunew, lalu Nunew menahan amarahnya dan kembali berwajah datar.
Saint dan Nunew menjabat tangan June.

"Jadi bagaimana Tuan Saint apakah anda tertarik dengan rumah ini?" tanya Willie.

"New, kau suka? Apa kau akan membelinya?" ujar Saint menatap Nunew.

Nunew melihat sekitar rumah itu dan menganggukkan kepalanya.

"Hmm lumayan Phi untuk sementara sampai aku bisa menemukan mansion yang lebih besar." ujar Nunew.

"Aku dengar kau akan menikah Tuan....?" ujar Willie.

Nunew menatap wajah Willie.

"Nunew. Ya aku akan menikah dan aku ingin membelikan yang terbaik untuknya." ujar Nunew.

"Wah wanita yang beruntung." ujar June.

Nunew kembali menatap pada Mae Zee itu.

"Dia bukan seorang wanita, Nyonya." ujar Nunew dengan ketus.

"Oh maaf Tuan Nunew. Saya tidak tahu kalau anda tidak menyukai seorang wanita." ujar June.

"Aku memang tidak menyukai wanita ataupun pria, aku hanya menyukai Hiaku." ujar Nunew dan membuat Saint tersenyum melihat tingkah adiknya itu.

"Sudah, sudah. Sekarang kita bicara bisnis saja." ujar Saint.

"Benar sekali Tuan. Ayo kita bicarakan di ruang kerja." ujar Willie.

Saint, Nunew dan Willie pun berjalan menuju ke ruamg kerja rumah itu meninggalkan June yang merasa aneh mengapa Nunew seperti tidak menyukainya hanya karena dia salah bicara karena tidak tahu siapa kekasihnya.

Setelah beberapa jam akhirnya diputuskan kalau Nunew membeli rumah itu dengan jumlah yang disetujui ketiganya.

Nunew dan Willie menanda tangani surat perjualan rumah itu dan akhirnua rumah itu resmi menjadi rumah Nunew.

"Aku beri waktu kalian 1 minggu untuk mengosongkan rumah ini. Aku akan pindah segera setelah kalian keluar." ujar Nunew.

Willie pun tertunduk dan mengangguk.

"Baiklah Tuan Nunew." ujar Willie dengan lesu.

"Aku sudah mentranfer sisa uangmu ke dalam rekeningmu, Tuan Willie. Dan kami permisi dulu." ujar Saint dan berdiri lalu membawa dokumen2 penjualan rumah dan juga surat2 tanah dan rumah itu bersamanya.

"Lain kali, lebih berhati2lah berbisnis Tuan Willie." ujar Saint dan Willie hanya menunduk terduduk di kursinya.

Saint pun keluar dari ruang kerja itu diikuti oleh Nunew.
Nunew dan Saint lalu melihat June yang segera berdiri ketika melihat Saint dan Nunew keluar dari ruang kerja itu tanpa Willie.

"Kami permisi dulu, nyonya." ujar Saint dan berjalan keluar rumah itu dengan Nunew di belakangnya.

Setelah Saint dan Nunew keluar dari rumah itu, June dengan cepat berjalan ke ruang kerja di mana Willie berada.

"Wil, bagaimana?" ujar June dan menghampiri Willie yang bersandar pada kursinya dengan sedih.

"Kita diberi waktu 1 minggu untuk keluar dari rumah ini. Adik Tuan Saint, Tuan Nunew akan menempati rumah ini dengan kekasihnya." ujar Willie dengan nada yang sangat lesu.

"Aku benar2 tidak rela melepaskan rumah ini, Wil. Rumah ini adalah impianku semenjak dahulu dan kau akhirnya dapat memberikannya padaku, tapi karena Zee, kita kehilangan rumah ini. Kau harus menemukannya, Wil, dan memintanya bertanggung jawab dan bekerja siang dan malam hingga kita bisa mendapatkan lagi rumah ini." ujar June dengan wajah marah dan dendam di hatinya pada Zee.

Willie tersenyum dan menatap June.

"Kau benar2 tega pada anakmu sendiri, June. Kau juga tega pada suamimu yang juga adalah kakakku. Kukira kalau aku bangkrut, kau pun akan meninggalkanku." ujar Willie.

"Tidak, Wil. Aku tidak akan meninggalkanmu karena aku mencintaimu, kau bisa memberikanku apa yang kumau." ujar June dan memegang kedua pipi Willie sambil menatap matanya.

"Apa kau tidak pernah berpikir kalau kita akan kehilangan semuanya karena dosa kita pada Zee? Karena jasa Zee kita bisa membeli rumah ini, dan sekarang karena dia juga kita kehilangan rumah ini." ujar Willie.

"Wil, anak itu berhutang nyawa dan darah padaku, apa menurutmu dengan sedikit bantuannya aku bisa mendapatkan juga apa yang kumau itu salah? Aku hanya mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku jika dia tidak tumbuh dirahimku dan menghancurkan hidupku." ujar June.

"Tapi kau juga harus ingat June, kalau tumbuh dan lahir dari rahimmu juga bukan keinginan Zee." ujar Willie.

June membelalakkan matanya dan melepaskan pegangan tangannya dari pipi Willie.

"Mengapa kau jadi membela dia, Wil? Dia bukan anakmu tapi dia anakku." ujar June dengan setengah berteriak.

"Dia juga anak kakakku, June. Darahku juga mengalir di darahnya. Aku hanya berpikir kalau kau bisa setega itu pada anak yang sudah kau lahirkan, bagaimana denganku jika aku kehilangan semua hartaku karena dosaku pada anak itu." ujar Willie dan June tidak dapat berkata apa2 dan hanya menatap Willie yang menatap tajam padanya.


















TBC

Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Where stories live. Discover now