Destiny 10

592 73 21
                                    

"Apa kau tidak akan makan atau setidaknya keluar dari kamar?" teriak Saint begitu dia membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Nunew.

Nunew yang terduduk di sofa kamarnya mencemberutkan wajahnya menatap Saint.

"Hahhh.. Demi pria seperti Phi Zee kau rela lapar dan menyiksa dirimu seperti ini? Sudah 3 hari aku mencoba bersabar New." ujar Saint lagi.

Namun Nunew masih terdiam dan menatap Saint dengan wajah cemberutnya.

"Kau mau keluar sekarang dan makan atau aku akan menyeretmu?" ujar Saint pelan.

"Aku ingin bertemu Hia." ujar Nunew dan Saint pun menarik nafas panjang mendengar kata itu.

"Hia.. Hia.. Hia.. Haahhhh.." gumam Saint dengan kesal.

"Apa kau sebegitu jatuh cintanya pada Phi Zee, New? Apa kelebihan dia sehingga kau tergila2 padanya seperti ini?" ujar Saint lalu terduduk di sofa kecil di samping sofa panjang yang Nunew duduki.

"New rindu Hia. New tidak tahu apa kelebihan Hia tapi New sangat mencintainya Phi." ujar Nunew.

Saint mendengakkan kepalanya dan menaruh belakang kepalanya ke atas sandaran sofa.

"Dengar New. Mau kau percaya atau tidak, aku benar2 menyayangimu. Kau adikku dan anggota keluargaku satu2nya. Dan Phi Zee tidak pantas untukmu. Aku ingin yang terbaik untukmu. Kau tahu? Pho dan Mae menitipkanmu padaku dan aku berusaha agar kau mendapatkan yang terbaik." ujar Saint dan Nunew pun menunduk.

"Maafkan New, Phi. Tapi New sudah terlanjur jatuh cinta pada Hia, New tidak mau yang lainnya, New hanya ingin Hia." ujar Nunew dengan pelan dan wajah yang murung.

"Phi tidak tahu harus berbuat apa padamu, New." ujar Saint menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya.
.
.

"Halo Phi." ujar Saint dan Zee segera membalikkan kepalanya menatap Saint lalu berdiri dari kursi bar.

"Saint?" ujar Zee pelan.

"Apa kau kosong malam ini? Aku ingin membookingmu." ujar Saint santai dengan kedua tangannya di dalam kantung celananya.

Zee hanya menatap Saint dengan sedih dan menunduk.

"Aku ingin bertemu pamanmu, aku ingin membookingmu semalaman, tapi tidak di sini tapi di sebuah hotel." ujar Saint lagi dan membalikkan badannya.

Zee terkejut dan segera melangkahkan kakinya mengikuti Saint menuju kantor pamannya.

Setelah sampai di sana, Saint mengetuk pintu kantor itu dengan Zee di belakangnya.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan terlihat Willie berdiri disana sambil tersenyum.

"Ahh tuan Saint ada apa anda menemui saya? Ayo silahkan masuk." ujar Willie dan membuka lebar pintu kantornya.

Saint dan Zee pun masuk ke dalam kantor itu.

"Aku ingin membooking Phi Zee untk semalam ini. Apakah bisa?" ujar Saint dan duduk di kursi tamu depan meja kerja Willie.

Willie pun mengernyitkan dahinya.

"Kukira kau sudah bosan dengan Zee setelah begitu saja kau mengembalikannya." ujar Willie sambil tersenyum.

"Aku bukan bosan dengannya tapi aku menjauhkan dia dari adikku." ujar Saint sambil menatap Zee dan menahan amarah dan rasa sedihnya mendengar tentang Nunew disebut.

"Ohh.. Baiklah tuan Saint silahkan saja dia masih milikmu selama 5 tahun sesuai perjanjian kita." ujar Willie dan Zee mendengakkan sedikit kepalanya menahan rasa sedihnya.

Zee merasa kalau mereka membicarakan dia seakan dia bukan manusia tapi sebuah barang yang bisa dimiliki dan di sewa.
Namun tetap.. Zee sadar kalau dia memang lah seperti itu.

Saintpun berdiri dan menjabat tangan Willie.

"Baiklah aku bawa Phi Zee sekarang." ujar Saint dan menatap Zee lalu berjalan keluar kantor.

Zee memejamkan matanya dan ikut membalikkan badannya lalu mengikuti Saint.

Zee masuk ke dalam mobil Saint dan duduk berdampingan dengan Saint.
Saint menatap wajah Zee lalu tersenyum.

"Wajahmu kembali menunjukkan raut wajah yang sama seperti dulu ketika kau belum bertemu Nunew, Phi. Malah sekarang kau terlihat lebih dingin. Raut wajahmu saat sudah bertemu dengan New bukan seperti ini." Ujar Saint tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Zee menatap Saint dan mengeraskan rahangnya lalu kembali menatap ke luar jendela.

Mobil itu melaju menuju sebuah hotel tak jauh dari bar tempat Zee bekerja.
Mobil itu memasuki teras sebuah hotel lalu berhenti di depan teras hotel itu.

Saint turun terlebih dulu dan Zee mengikuti Saint.

Saint memasuki hotel itu dan langsung menuju lift hotel itu.
Saint dan Zee menaiki lift itu hingga ke lantai yang mereka tuju.

Saint berhenti di sebuah kamar lalu berbalik menatap Zee.
Saint memberikan kartu kunci kamar itu pada Zee yang membuat Zee terheran2.

"Tugasmu kali ini adalah membuatnya makan dan tersenyum kembali. Ok na?" ujar Saint dan Zee tambah heran dengan ucapan Saint.

"Masuklah. Jangan kecewakan aku." ujar Saint lalu menepuk bahu Zee dan berjalan ke kamar disebelah kamar tempat Zee berdiri.

Setelah Saint masuk ke dalam kamarnya, Zee melihat kartu ditangannya lalu menatap pintu didepannya.

"Siapa yang harus aku layani? Aku harus membuatnya makan dan tersenyum?" ujar Zee sambil mengernyitkan dahinya.

Perlahan Zee menggosokkan kartu itu ke tempatnya dan memegang gagang pintu lalu membukanya.

Setelah pintu itu terbuka, Zee melihat lorong pendek dan terlihat sebuah tempat tidur di ujung.
Zee berjalan perlahan dan memajukan kepalanya mencari orang yang akan dia layani.

Ketika Zee melewati lorong pendek itu, Zee melihat sebuah ruangan dan Zee membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang ada di sana.

"Nhu?" gumam Zee dan berdiri terdiam menatap sosok pria yang berdiri dekat tempat tidur dengan senyuman dan airmata di pipinya.

"Hia." gumam Nunew ketika melihat pria yang dia rindukan ada di depannya.

Kaki Nunew bergerak dengan sendirinya, melangkah cepat menghampiri Zee lalu memeluk leher Zee.

Zee terdiam lalu perlahan kedua tangannya mengusap pinggang Nunew dan merangkulnya.

"Nhu rindu Hia." gumam Nunew pelan.

Zee lalu memejamkan matanya dan meneteskan airmata.













TBC

Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Where stories live. Discover now