Destiny 17

481 59 7
                                    

Nunew berdiri di depan sebuah pintu kamar kossan yang berjajar.
Nunew lalu membalikkan badannya dan melihat supir Saint yang berada tak jauh darinya.
Supir itupun menganggukkan kepalanya menandakan kalau pintu yang Nunew tuju sudah benar.

Nunew pun kembali membalikkan badannya menghadap pintu itu lalu mengetuk pintu itu beberapa kali.

Tok.. Tok.. Tok..

Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan berdiri di sana Zee dengan membelalakkan matanya.
Nunew pun tersenyum menatap Zee.

"Nhu?" ujar Zee pelan.

"Hia tidak akan mengundangku masuk?" ujar Nunew.

Zee mengedipkan matanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Zee dan Nunew pun mengerutkan dahinya.

"Hmm. Kenapa? Tidak boleh?" ujar Nunew.

Zee lalu mengeluarkan kepalanya dan melihat kanan dan kirinya lalu segera menarik tangan Nunew masuk dan segera juga menutup pintunya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zee lagi sambil masih memegang satu tangan Nunew.

"Menjemput Hia pulang." ujar Nunew dan Zee mengernyitkan dahinya.

"Pulang? Pulang kemana Nhu? Ini rumah Hia, mau kemana lagi aku pulang?" ujar Zee pelan.

"Ke Nhu. Apa Nhu bukan rumah Hia?" ujar Nunew sambil tersenyum dan Zee pun menundukkan kepalanya.

"Hia masih menangis ya? Mata Hia bengkak." ujar Nunew dan melepaskan pegangan tangan Zee lalu mengelus pipi Zee.
Zee pun akhirnya kembali menatap Nunew.

Tiba2 mata Nunew menangkap sebuah koper besar yang masih terbuka dengan berbagai pakaian di dalamnya, Nunew juga melihat pintu lemari yang terbuka dan kosong.

"Hia mau pergi? Kemana?" tanya Nunew.

Zee lalu melihat pada koper yang sedang Nunew lihat lalu menunduk kembali.

"Hmm." gumam Zee.

"Kemana?" tanya Nunew yang mulai mengeraskan rahangnya menahan kemarahannya.

Zee lalu menatap Nunew.

"Kemana saja kaki Hia membawa Hia." ujar Zee.

Tiba2 Nunew membelalakkan matanya marah, dan..

Plak..

Wajah Zee terpental menoleh ke sampingnya ketika tangan Nunew dengan keras menampar pipi Zee.
Zee tersenyum tipis lalu kembali menatap Nunew yang mulai mengeluarkan airmata.

Plak..

Nunew kembali menampar Zee.
Namun Zee kembali menatap Nunew.
Nunew kembali menaikkan tangannya namun dia berhenti menatap mata Zee yang sembab.

Tangan Nunew yang masih di atas mengepal dengan keras.
Gigi Nunew mengeretak menahan marah.
Lalu Nunew menghempaskan tangannya ke bawah.

"Teganya Hia berbuat seperti ini pada Nhu. Apa yang harus Nhu lakukan agar Hia mau bersama dengan Nhu?" ujar Nunew dan menangis.

Zee menggapaikan tangannya akan menyentuh pipi Nunew, namun Nunew memalingkan wajahnya.

Zee lalu dengan cepat menarik tengkuk Nunew dan memajukan kakinya lalu memeluk Nunew.
Tangan Zee memegang belakang kepala Nunew dan tangan yang lainnya memeluk punggung Nunew.

Zee mencium atas kepala Nunew sambil menangis dan tetap menempelkan bibirnya di sana.

"Hia sangat mencintai Nunew, maka dari itu Hia akan pergi darimu. Jika kau bersama denganku, bukan kebahagiaan yang akan kau terima tapi derita dan airmata. Nhu, kau masih mempunyai Saint yang sangat menyayangimu, tapi jika kau bersamaku bahkan kekuatan Saint tidak akan bisa melepaskan takdirku yang buruk dariku, malah takdir burukku akan  membawamu." isak Zee.

Nunew menghentikan tangisnya mendengar perkataan Zee.
Dan hanya berdiri dalam pelukan Zee.

"Kau mempunyai segalanya sekarang, kakakmu yang sangat menyayangimu, harta yang melimpah, dan aku yakin Saint akan mengabulkan apapun keinginanmu. Apa aku bisa seegois itu membawamu terpuruk bersamaku?" ujar Zee lagi.

Kedua tangan Nunew mengepal di depan dada Zee.
Lalu perlahan Nunew melepaskan kepalannya dan perlahan memeluk pinggang Zee.

"Jadi maksud Hia, Hia takut pada takdir?" ujar Nunew pelan lalu mengangkat kepalanya dan menatap wajah Zee.

"Tidak. Hia sudah menerima takdir Hia, tapi Hia takut membawamu masuk pada takdir Hia." ujar Zee.

"Hia..... Takdir hanyalah yang menentukan kapan kita lahir, kapan kita mati, dan siapa yang akan menjadi pendamping hidup kita sampai kita mati. Sisanya adalah nasib kita bukan takdir kita. Takdir Hia adalah lahir dan besar didalam keluarga yang jahat tapi Hia bisa merubah nasib Hia kedepannya. Takdir Hia adalah untuk bertemu Nhu dan menjadi pendamping hidup Nhu selamanya, apa jaminan Hia kalau hidup Nhu dan Hia kedepannya akan selalu sial dan terpuruk? Hia harus merubah nasib Hia bersama Nhu. Tuhan memberi kita semua indra, otak, hati dan tubuh agar kita bisa berusaha merubah nasib kita." ujar Nunew.

Zee tersenyum lalu memegang atas kepala Nunew dengan satu tangannya.

"Umurmu masih kecil tapi kata2mu seperti orang yang sudah dewasa. Saint benar2 mengajarkanmu hal2 yang hebat." ujar Zee dan Nunew pun ikut tersenyum.

"Jadi... Apakah Hia mau menerima takdir Hia berjodoh dengan Nhu dan mau berusaha merubah nasib Hia bersama Nhu?" ujar Nunew.

"Bagaimana kau yakin kalau kau adalah takdir Hia?" ujar Zee.

"Semua orang yang saling bertemu dan berkenalan adalah jodoh, Hia. Sekali kita mengenal seseorang maka tidak mungkin kita tidak akan mengenalnya di masa depan. Selamanya kita akan saling kenal. Nhu yakin Hia jodoh Nhu karena Nhu ingin bersama Hia sampai maut memisahkan kita. Apa Hia mau menjadi jodohnya Nhu? Dan berusaha bersama merubah nasib kita?" ujar Nunew lagi.

Zee tersenyum lalu dengan lembut memeluk Nunew dan menempatkan dagunya di bahu Nunew.

"Hia kira Hia hanya bisa bermimpi akan bisa bersama Nhu selamanya. Bersama dengan Nhu adalah segalanya untuk Hia." ujar Zee dan mencium leher Nunew.

"Kalau begitu.. Ayo kita pulang." ujar Nunew dan memegang kedua lengan Zee dan mendorongnya pelan lalu menatap mata Zee.

"Saint?" tanya Zee.

"Phi Saint yang menyuruh Nunew untuk menjemput Hia. Tapi Hia jangan jatuh cinta pada Phi Saint." ujar Nunew sambil mendorong pelan bahu Zee.

Zee pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana aku akan jatuh cinta pada Saint atau orang lain jika hati Hia sudah Nhu ambil dan kunci?" ujar Zee dan Nunew pun tersipu malu sambil menundukkan kepalanya.

"Nhu.. Hia sangat berterima kasih pada Saint dan selamanya akan selalu Hia ingat. Tapi mencintai Saint.. Hia tidak akan pernah bisa. Hia mungkin akan menyayangi Saint seperti kasih sayang Nhu pada Saint." ujar Zee lagi.

"Ayo." ujar Nunew dan menelentangkan telapak tangannya pada Zee.

Zee tersenyum dan menggenggam tangan itu.
















TBC


Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Where stories live. Discover now