Destiny 05

655 69 14
                                    

"Phi, bisa kita bicara?" ujar Nunew yang mengagetkan Saint ketika dia baru saja keluar dari kamar Zee.

"Bisakah besok saja, New. Lagipula apa yang kau lakukan tengah malam seperti ini? Seharusnya kau sudah tidur." ujar Saint sambil berjalan menuju kamarnya.

Nunew pun mengikuti langkah Saint.

"Tidak, sekarang Phi." ujar Nunew dan Saint menatap Nunew di sampingnya masih terus berjalan.

Saint membuka pintu kamarnya dan membiarkannya terbuka hingga Nunew masuk dan menutup pintu.

"Cepat katakan, ada apa?" ujar Saint lalu duduk di pinggir tempat tidur.

"Bisakah Phi melepaskan Phi Zee?" ujar Nunew tanpa melepaskan pandangan matanya ke mata Saint.

Saint membelalakkan matanya dan berdiri.

"Apa maksudmu, New?" ujar Saint dan mengernyitkan dahinya.

"Phi.. Apa Phi tidak bisa melihat bagaimana Phi Zee menderita menjadi piaraan Phi Saint? Dia tidak menginginkan ini, Phi." ujar Nunew.

Lalu Saint menggelengkan kepalanya lalu kembali duduk.

"Jadi kau mengetahuinya?" tanya Saint dan mencondongkan badannya kebelakang dengan tahanan kedua tangannya.

"Tentu saja. Aku tidak bodoh Phi. Phi sering sekali keluar masuk kamar Phi Zee dan setelah keluar Phi selalu tidak mengenakan baju seperti sekarang ini." ujar Nunew dan Saint pun tersenyum.

"Aku lupa kalau kau sudah dewasa." ujar Saint.

"Jadi bagaimana? Apakah Phi mau melepaskan Phi Zee?" tanya Nunew lagi dengan wajah yang kesal.

"Aku sudah membayarnya dengan mahal dan juga aku suka layanannya. Jadi tidak mungkin kalau aku melepaskannya." ujar Saint.

"Phi..." teriak Nunew.

Saint lalu berdiri dan mengeraskan rahangnya.

"Dengar New, kau sendiri yang bilang kalau kau sudah dewasa, dan aku juga tidak masalah jika kau mau juga merasakan layanan Phi Zee." ujar Saint dan Nunew membelalakkan matanya.

"Phi.." teriak Nunew lagi.

"Mengapa kau meminta ini padaku jika kau tidak jatuh cinta padanya? Hah? Apa alasanmu? Jangan bilang kau hanya kasihan padanya. Lagipula mungkin saja dia tidak suka di sini karena dia hanya melayaniku, mungkin dia lebih suka melayani banyak pelangan setiap malamnya." ujar Saint dengan meninggikan suaranya.

"Phi Saint." teriak Nunew lagi.

"Berhentilah berteriak. Aku lelah, keluarlah dan kembalilah ke kamarmu, atau ke kamar Phi Zee, terserahlah aku tidak perduli." ujar Saint.

Nunew semakin mengeraskan rahangnya dan wajahnya menunjukkan kemarahan.
Lalu Nunew keluar dari kamar Saint dengan cepat dan sedikit membanting pintu kamar Saint ketika dia menutup pintu kamar itu.

"Hah dasar bocah." ujar Saint yang terkejut dengan suara pintu yang terbanting lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Nunew berdiri di depan kamar Saint berusaha menurunkan emosinya.

"Phi Saint gila." ujar Nunew pelan.

"Phi Zee." ujarnya dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar Zee.

Setelah berada di depan kamar Zee, Nunew pun mengetuk pintu itu dan langsung membukanya.

Zee membelalakkan matanya melihat Nunew dan Nunew menatap Zee yang terduduk di pinggir tempat tidurnya.

"New?" gumam Zee pelan.

"Apa Phi Zee tidak apa2?" tanya Nunew pelan dan mendekati Zee.

Zee pun mengangguk.

"Jangan mendekat New. Cukup disitu saja." ujar Zee dan memakai kembali kemejanya.

Nunew menghentikan langkahnya.

'Apa yang kurasakan ini? Mengapa aku selalu ingin menjadi tempat berlindungnya? Mengapa aku sedih melihat raut wajahnya yang seperti ini?' pikir Nunew dalam hati sambil terus menatap Zee.

"Aku tidak apa2. Kau pergilah tidur, hari sudah larut. Khop khun na." ujar Zee sambil tersenyum.

"Phi... Bisakah New meminta layanan Phi malam ini?" tanya Nunew.

Zee segera berdiri dan membelalakkan matanya.

"Apa maksudmu New?" ujar Zee dengan raut wajah terkejut.

"Nunew ingin tidur dengan Phi. Hanya tidur. Kita tidak akan melakukan apa yang Phi dan Phi Saint lakukan. Hanya tidur bersama. Bisakah?" ujar Nunew yang tidak lepas menatap mata Zee.

"New, jangan gila. Pergilah ke kamarmu." ujar Zee dan membalikkan badannya membelakangi Nunew.

"Phi Saint memperbolehkan aku meminta layanan Phi. Jadi malam ini aku meminta layanan Phi." teriak Nunew.

Dan Zee kembali membalikkan badannya dan menatap Nunew dengan raut wajah marah.

Nunew berjalan ke tempat tidur dan ketika Nunew akan menaiki tempat tidur itu...

"Jangan naik kesana.... Kotor." ujar Zee dan menahan airmatanya.

Nunew membatalkan menaiki tempat tidur itu dan menatap Zee yang terlihat menahan airmata oleh Nunew.

Nunew menatap tempat tidur itu lalu dengan kasar menarik sprei hingga terlepas dan melemparnya ke lantai.

"Sekarang sudah tidak." ujar Nunew dan menaiki tempat tidur itu lalu duduk di atas tempat tidur itu.

"Phi mandilah dulu, New tunggu di sini." ujar Nunew.

Namun Zee hanya menatap Nunew dan Nunew pun menggelengkan kepalanya ke arah kamar mandi menyuruh Zee agar segera ke sana.

Zee menghela nafas panjang lalu berjalan ke kamar mandi dengan perasaan yang bercampur aduk antara bingung, marah dan sedih.

Nunew pov

'Mengapa aku melakukan ini, aku ingin memberikan semangat padanya. Aku ingin memberitahukan padanya kalau dia mempunyai aku sebagai tempat ternyamannya. Apa aku sudah jatuh cinta padanya atau hanya kasihan? Tidak.. Tidak mungkin hanya karena kasihan aku mau melakukan ini untuknya. Ya aku sudah mencintainya, aku menyayanginya.'

Dan akupun tersenyum.

Nunew pov end

Zee pov

'Mengapa aku lebih merasakan sakit hati ketika dia bilang kalau dia ingin layananku? Mengapa sakit hatiku ketika kupikir kalau dia tidak jauh berbeda dengan kakaknya Saint? Aku merasa nyaman berada didekatnya, aku merasa dihargai bersama dengannya, aku juga merasa kalau aku tidak suka jika dia meminta layanan seorang gigolo sepertiku. Aku ingin menciumnya, aku ingin memeluknya, aku ingin melihatnya selalu. Apa yang aku rasakan ini?'















TBC

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang