Destiny 25

459 53 10
                                    

Di dalam mobil Zee menatap Maenya yang masih berdiri membatu di tempat yang sama dengan matanya yang masih menyiratkan kemarahan yang besar.

Setelah mobil berjalan menjauh dari rumah itu, Saint menghela nafas panjang menatap keadaan adik dan Zee yang terlihat sangat kacau.
Saint pun akhirnya hanya membalikkan wajahnya dan menatap jalanan.

Zee menunduk setelah ibunya sudah tidak terlihat lagi.
Dan Nunew terus menatap Zee.
.
.
Sementara Willie menarik tangan June dan masuk ke dalam rumah yang sudah kosong itu.

"June." ujar Willie pelan.

"Aku tidak akan membiarkan anak2 itu melakukan ini padaku. Aku akan menghancurkan anak2 sialan itu." ujar June tanpa menatap pada Willie.

"June, sabarlah." ujar Willie lagi dan memegang tangan June.

"Kau harus membalaskan dendamku pada Zee dan kedua anak2 sialan itu, Wil." ujar June.

Willie pun membelalakkan matanya dan melepaskan pegangan tangannya.

"Apa kau sudah gila, June? Tidak mungkin aku dapat mengalahkan Saint. Apa kau lupa siapa dia?" teriak Willie.

"Aku tidak perduli. Aku ingin Zee hancur, aku ingin orang2 yang sudah membantunya pun hancur. Jika kau tidak mau membantuku, maka aku akan mencari caraku sendiri." teriak June.

"June sayang, jangan seperti ini, apapun yang kaulakukan kekuatan kita tidak ada bandingnya dibanding dengan Saint." ujar Willie.

"Tidak, kita bisa menang, Wil. Aku ibunya Zee dan aku tahu siapa anakku, dia tidak mungkin akan menyakitiku. Zee akan lebih membelaku jika aku dalam bahaya." ujar June dengan seringaiannya.

Willie memejamkan matanya dan memijit2 keningnya.
Dia tahu kalau dia tidak dapat merubah kemauan June.
.
.
Akhirnya Zee, Nunew dan Saint sampai juga di mansion mereka.
Saint segera masuk ke ruang kerjanya dan diikuti oleh Zee dan Nunew.

Sesampainya mereka disana dan duduk di kursi sofa...

"Aku tidak menyangka kau akan melakukan itu, New." ujar Saint.

"Maksud Phi?" ujar Nunew.

"Memberikan kembali rumah itu pada Mae Phi Zee." ujar Saint dan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

Zee menunduk dengan badannya yang condong kedepan dan kedua tangannya mengepal di depan pangkuannya.

"Aku hanya mengikuti permainan mereka saja Phi. Mereka ingin uang kan untuk mengganti Hia, maka aku berikan padanya." ujar Nunew dan Saint pun tersenyum sambil menggeleng2kan kepalanya.

"Phi, apa kau baik2 saja?" tanya Saint dan Saint maupun Nunew bersamaan menatap Zee.

"Aku tidak tahu Saint. Aku hanya tidak dapat mengerti bagaimana bisa Mae begitu benci padaku? Apa salahku padanya? Aku hanya ingin bertanya dimana salahku? Aku tidak pernah meminta agar aku besar dan lahir dalam rahimnya." ujar Zee dengan nada suara yang serak seperti menahan tangis.

"Hia tidak salah. Mungkin seorang ibu tidak meminta agar seorang anak tumbuh dirahimnya tapi seorang anak juga tidak pernah meminta untuk tumbuh dan lahir dari rahim seorang ibu yang tidak menginginkannya." ujar Nunew.

"Aku tahu, Nhu. Tapi aku ingin tahu dari pandangan Mae apa salahku? Mengapa dia begitu membenciku? Jika dia begitu membenciku mengapa dia melahirkanku? Mengapa dia tidak membunuhku saja ketika aku tumbuh di rahimnya sehingga aku dan dia tidak perlu merasakan penderitaan seperti ini." akhirnya airmata Zee keluar juga.

"Tidak.... Hia harus lahir dan besar seperti sekarang. Hia harus lahir dan besar untuk Nunew." teriak Nunew.

Saint menghela nafasnya mendengar perkataan Nunew.dan kembali menggelengkan kepalanya.

"Kita bahas rencana kita besok saja ketika kalian berdua sudah sama2 tenang. Karena aku yakin Willie dan June tidak akan tinggal diam. Kalian kembalilah ke kamar dan tenangkan diri kalian." ujar Saint.

Nunew pun mengangguk dan berdiri dari duduknya lalu mengandeng tangan Zee.
Zee menatap tangan Nunew dan ikut berdiri lalu berjalan mengikuti langkah Nunew.

Zee berjalan menghampiri tempat tidurnya lalu membaringkan tubuhnya terlentang disana dengan kedua kakinya yang masih mengupai ke bawah.

Sementara Nunew menutup pintu dan terus menatap Zee.
Nunew berjalan menghampiri Zee lalu duduk di samping Zee.
Zee pun menatap Nunew lalu tersenyum.

Zee membentangkan kedua tangannya dan Nunew pun membaringkan kepalanya di dada Zee dan Zee pun memeluk pundak Nunew.

"Untung aku sekarang mempunyai kamu yang menjadi penyemangat hidupku, Nhu. Jika kau tidak ada dan aku mengetahui hal ini dari orang lain... Mungkin aku akan mati bunuh diri atau entah sudah ada dimana dan menjadi apa aku sekarang." ujar Zee.

Nunew memejamkan matanya dan semakin erat memeluk pinggang Zee.

"Hatiku sekarang sangat sakit, Nhu. Tapi melihat wajahmu.. Aku sedikit terhibur. Aku ingin menangis sejadi2nya, namun saat aku melihatmu, aku bisa tahan agar aku tidak lagi memberimu kesedihan." ujar Zee dan menatap ke langit2 kamar.

Nunew mendengakkan kepalanya menatap wajah Zee.
Nunew melihat Zee begitu menahan airmatanya.

"Kata siapa Hia tidak boleh menangis? Hia boleh menangis jika itu bisa lebih menenangkan hati Hia." ujar Nunew.

Nunew lalu terduduk dan memundurkan duduknya mendekati kepala Zee.
Nunew mengangkat kepala Zee dan menempatkannya di pangkuannya lalu memeluk kepala Zee.

"Jika Hia ingin menangis, menangislah. Nhu akan temani Hia disini. Jangan membuat dada Hia menjadi sesak karena menahan tangisan. Menangislah Hia jika Hia benar2 ingin menangis, tapi setelah itu, Nhu ingin Hia kembali bangkit demi Nhu dan jangan bersedih lagi." ujar Nunew.

Zee memeluk pinggang Nunew dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di perut Nunew.
Zee memejamkan matanya lalu Zee menangis sekuat tenaganya mengeluarkan semua kesedihannya.

Suara raungan Zee terdengar menggema dalam kamar itu.
Tubuh Zee menegang dan tangannya meremas keras kemeja bagian pinggang Nunew sambil mengoyang2kannya.

Rasa sakit hati, rasa kesal dan marah, rasa ingin membalas semua kata2 ibunya keluar menjadi tangisan yang sungguh menyayat hati.

Nunew memeluk pundak Zee lebih erat dan ikut menangis mendengar tangisan Zee.
Nunew sangat merasa tidak tega pada pria yang sangat dia cintai itu.

Ingin rasanya Nunew membasmi semua rasa yang jelek dari dalam hati Zee namun Nunew sadar kalau hanya dengan berada didekatnya dan mendukung serta menyayangi Zee lah satu2nya cara membantu Zee.

















TBC

Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Where stories live. Discover now