Destiny 24

570 60 8
                                    

Zee membuka matanya pagi itu, dan menatap Nunew yang masih tertidur di sampingnya.
Zee memiringkan wajahnya dan menatap Nunew dengan seksama.

Zee merasa bersalah pada pria disampingnya itu, bagaimana dia bisa membuat pria ceria dan baik hati seperti Nunew menangis ketakutan dan sampai mempunyai rasa putus asa takut kehilangan dirinya yang hanya pria biasa dan juga mantan gigolo yang kotor.

Perlahan Zee mengangkat badannya dan menyusupkan tangannya ke bawah leher Nunew.
Nunew terkejut dan membuka matanya.

Zee menatap mata Nunew lalu tersenyum dan menarik leher Nunew lalu memeluknya erat.
Nunew pun tersenyum dan memeluk pinggang Zee.

"Selamat pagi sayangku!" gumam Zee pelan dan mencium kening Nunew dan menempelkan bibirnya disana cukup lama.

Nunew pun tersenyum dan mendekatkan badannya pada Zee.

"Selamat pagi, Hia." gumam Nunew.

Zee melepaskan ciumannya dan mengusap2 rambut Nunew sambil terus menatap wajah Nunew yang masih terpejam walau bibirnya tersirat senyuman.

"Maafkan Hia na." gumam Zee lagi dan membuat Nunew mendengakkan kepalanya lalu menatap Zee dengan wajah yang kaget.

"Kenapa Hia minta maaf? Apa yang akan Hia lakukan?" tanya Nunew.

Zee pun terkejut dengan terkejutnya Nunew dan wajahnya yang menyiratkan kekhawatiran.

"Nhu." ujar Zee pelan dan menaikkan tubuh atasnya lalu memegang pipi Nunew.

"Kenapa kau seperti ini, Nhu? Maafkan Hia karena sudah membuat Nunew merasa khawatir dan ketakutan seperti ini. Maafkan Hia na, Nhu." ujar Zee dan kembali memeluk kepala Nunew.

Zee merasakan tubuh Nunew yang menenang dan kembali memeluk pinggang Zee.

"Nhu. Hia mohon Nhu jangan seperti ini." ujar Zee dan meraup dagu Nunew dan menariknya agar melihat padanya lalu memegang pipi Nunew.

"Hia berjanji tidak akan meninggalkan dan melepaskan Nunew sampai kapanpun. Bahkan jika Nunew melepaskan atau meninggalkan Hia, Hia akan memohon dan bersujud pada Nhu agar tidak meninggalkan Hia." ujar Zee.

Nunew pun meneteskan airmata dan memegang tangan Zee di pipinya.

"Nhu sungguh takut Hia. Nhu sangat mencintai Hia, Nhu tidak mau kehilangan Hia. Nhu tidak bisa menghilangkan rasa takut Nunew." ujar Nunew sambil terisak.

"Nhu sayang.. Jangan takut na.. Hia tidak akan meninggalkan Nunew apapun yang terjadi. Jangankan Mae Hia yang sudah meninggalkan Hia. Seluruh dunia pun jika akan memisahkan Nhu dan Hia, Hia akan lawan dan akan bertahan untuk bersama Nhu. Percaya Hia na!" ujar Zee dan akhirnya Nunew pun menghela nafas lega dan tersenyum sambil mengangguk.

"Nhu harus percaya pada Hia, kalau Hia tidak sebodoh itu akan meninggalkan kebahagiaan Hia. Tapi Nhu juga harus percaya pada diri Nhu sendiri kalau Nhu berharga untuk Hia dan Nhu yakin kalau tidak mungkin Hia yang hanya pria biasa akan mampu meninggalkan pria spesial seperti Nhu." ujar Zee sambil tersenyum.

Lalu Nunew dan Zee pun saling memandang.

"Ok khap?" ujar Zee dan Nunew pun mengangguk.
.
..

Akhirnya sore itu Zee, Nunew dan Saint serta beberapa anak2 buah Saint mendatangi rumah Willie untuk serah terima kunci rumah.

Terlihat dari dalam mobil, Willie dan June yang menunggu di depan rumah dengan tersenyum.

"Kau siap Phi?" tanya Saint.

Zee menatap ibunya yang segar, sehat dan mengandeng lengan Willie.
Hati Zee begitu sakit melihat itu, benar kata Saint kalau hari ini Zee akan mengalami sakit hati yang teramat sangat.

Nunew menatap Zee yang terdiam menatap ibunya.
Perlahan Nunew mengenggam tangan Zee dan tersenyum.
Zee lalu menatap Nunew dan tersenyum.

Bersamaan dengan Saint yang membuka pintu, kala itu juga jantung Zee berdetak begitu kencang.
Tangan Zee menggengam tangan Nunew begitu kencang dan Nunew membalas menggenggam tangan Zee.

"Hia." gumam Nunew pelan dan Zee pun menatap Nunew kembali.

"Aku tidak apa2. Ayo." ujar Zee dan Nunew pun keluar dari mobil menyusul Saint.

Willie dan June berjalan mendekati Saint dan mereka sedikit terkejut dengan datangnya 2 mobil besar dan beberapa anak2 buah Saint.

Namun yang membuat June dan Willie membelalakkan matanya ketika mereka melihat sosok Zee keluar dari mobil mewah itu tepat di belakang Nunew.

"Zee." teriak Willie dan June bersamaan.

"Halo apa kabar, paman, Mae?" ujar Zee dengan suara yang bergetar.

Willie lalu berjalan meninggalkan June yang masih membelalakkan matanya dengan kemarahan.

"Apa maksud anda tuan Saint? Anda yang sudah mengambil Zee dari kami dan anda juga yang meminta ganti rugi padaku?" teriak Willie.

"Salah siapa yang begitu ceroboh membiarkan Phi Zee pergi dan tidak dapat menemukannya? Rumah ini sudah menjadi milik adikku dan calon suaminya Phi Zee." ujar Saint dengan santai dan senyum yang mengembang.

"Apa?" teriak June dan setengah berlari menghampiri Saint, Nunew dan Zee.

"Berikan kunci rumah ini pada adikku dan pergilah dari sini." ujar Saint.

Willie menatap Saint dan Zee bergantian dengan pandangan kemarahan.
Namun mata June menatap Zee yang juga menatapnya.

Mata June menyala karena marah dan mata Zee yang sendu dan sedih melihat pada ibunya.

"Dasar kau anak tidak tahu diuntung. Dasar anak tidak tahu terima kasih. Gara2 kau dan ayahmu kau menghancurkan hidupku dan sekarang setelah aku bahagia kau kembali menghancurkannya. Aku sungguh menyesal mengandung dan melahirkanmu, Zee. Aku juga menyesal sudah dengan susah payah membesarkanmu. Anak tak tahu diri. Sialan kau." teriak June tepat di depan wajah Zee.

Zee hanya menatap June dan akhirnya airmatanya mengalir di pipi Zee.
Nunew yang melihat itu ingin sekali memeluknya dan memberinya semangat namun Nunew hanya bisa berdiri disana dengan Saint menatapnya.

"Lalu kenapa kau tidak membunuhku ketika aku berada dikandunganmu Mae?" tanya Zee pelan dan membuat June semakin tersulut api kemarahan.

Tiba2 tangan June naik dan akan menampar Zee.
Zee membalikkan wajahnya siap menerima tamparan ibunya.
Namun tangan Nunew memegang tangan June dan melemparkannya ke samping.

"Jangan pernah sentuh calon suamiku. Kau sudah menjualnya, kau sudah membuangnya. Uang yang kau terima dari kakakku kurasa sudah cukup untuk membeli Hia Zee. Kuserahkan kembali rumah ini padamu sebagai tanda aku membeli Zee darimu." ujar Nunew dan melemparkan surat2 tanah dan rumah itu ke hadapan June.

"Dia bukan barang yang bisa kau perjual belikan, tapi aku akan mengikuti permainanmu, nyonya. Aku membeli Zee dan kau jangan pernah lagi menyebut2 namanya. Dia milikku sekarang." ujar Nunew.

Nunew lalu membalikkan badannya dan mengambil telapak tangan Zee dan menggenggamnya.

"Ayo Hia, kita pulang." ujar Nunew dan Zee menatap Nunew masih dengan airmata yang mengalir di pipinya.

"Mulai hari ini, kau tidak ada lagi hak atas aku, Mae. Aku milik Nunew. Terima kasih atas segalanya. Tapi sudah cukup kau menyiksaku dan menyakitiku." ujar Zee dan menggenggam tangan Nunew lalu membalikkan badannya dan berjalan kembali masuk ke dalam mobil.

"Aku pun permisi, tuan Willie, nyonya." ujar Saint sambil tertawa dan kembali masuk ke dalam mobil.





















TBC


Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝓓𝓮𝓼𝓽𝓲𝓷𝔂 21+⛔ (ZeeNunew) (025)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt