Transmigrasi Vira || 67

16K 1.2K 85
                                    

Happy reading

2 minggu kemudian

Seorang gadis yang tadinya tertidur pulas kini merasa terganggu akan suara alarm yang memekakkan telinga.Gadis itu berusaha untuk mematikan alarm tersebut,tangannya meraba-raba di atas nakas dengan mata yang masih terpejam.

Belum sempat Nara menggapai alarmnya,suara bising itu sudah berhenti.Sampai telinga nya kembali di sambut oleh suara berat seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Bangun,hm?"Rion melangkahkan kakinya menuju ranjang.

"Eungh,Rion,"gumam Nara yang merasa terganggu dengan tetesan air yang berasal dari rambut basah Rion,air itu mengenai wajahnya.

"Ayo bangun,sayang.Sudah pagi."tutur Rion mengecup pipi Nara bertubi-tubi.

Nara berdecak kesal,tangannya mendorong kepala Rion agar menjauh dari wajahnya."Gue masih ngantuk."

"Ayo aku mandiin,nanti juga gak ngantuk."ujar Rion.

Mata Nara terbuka,netranya menyipit karena cahaya matahari yang menyilaukan matanya.Nara menghembuskan napas panjang,gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk.

Ia mendongak,menatap Rion yang juga tengah menatapnya dengan senyuman manis.Nara terpaku,kenapa Rion harus setampan ini?

Hati Rion berdebar-debar,ia menyadari bahwa Nara saat ini sedang terpesona padanya.Hal itu tentu saja membuat nya merasa bangga dan salah tingkah.

"Sayang,aku tau aku tampan."celetuk Rion membuat Nara kembali tersadar.

"Siapa juga yang bilang Lo tampan?Gue cuma salfok aja.Itu di hidung Lo ada upilnya."elak Nara dan langsung ngacir ke kamar mandi.

Rion menatap wajahnya di pantulan cermin,mengecek benar atau tidaknya perkataan Nara.Rion memerah malu, perkataan Nara memang benar adanya.Yah,walaupun hanya upil secuil.

*****

Rion memeluk tubuh Nara erat,membuat sang empu merasa sesak dengan pelukan Rion.

Rion tadinya pergi sebentar karena ada urusan,namun saat ia kembali ke kamar,ia merasa panik saat tak menemukan keberadaan Nara.Rion kalang kabut,mengerahkan semua bawahannya untuk mencari gadisnya di setiap sudut mansion.

Saat Rion hendak mengamuk,seorang maid memberitahunya kalau Nara sedang berada di dapur.Tentu saja Rion menjadi lega,ia pikir Nara pergi darinya karena merasa ilfeel dengan kejadian pagi tadi.

"Kamu kenapa disini,hah!?"tanya Rion dengan tajam.

Nara meringis."Gue laper,gue mau masak."

"Kamu bisa suruh maid,sayang."tekan Rion.

"Tapi kan gue udah lama nggak masak.Masa masak aja gak boleh, sih?"Nara mengerucutkan bibirnya sebal.

Cup

Rion mengecup bibir Nara sekilas,membuat Nara melotot ke arahnya."Gimana kalo kamu terluka,hm?Kamu mau aku kurung di kamar terus?"

"Ya gak mau lah!Lo lupa?Gue itu udah ahli masak.Soo,gak perlu khawatir."ucap Nara meyakinkan.

"Oke."

Mendengar jawaban Rion membuat Nara tersenyum manis,jari telunjuk nya terulur untuk menjawil hidung mancung Rion.
"Makasih,sayang."Nara mengedipkan sebelah matanya.

Setelah itu Nara kembali fokus memasak,tak menyadari ulah yang ia buat itu menimbulkan rasa cinta yang semakin bertambah pada hati Rion.

"Kau menggodaku,sayang?"Rion memeluk tubuh Nara dari belakang,mengecup tengkuk Nara yang terekspos karena surai Nara yang digelung.

Transmigrasi Vira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang