Transmigrasi Vira || 68

16.7K 1.1K 89
                                    

Happy reading

"Kalian,"Nara menatap orang-orang itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"KYA!Kita kangen banget sama Lo!"pekik salah satu dari mereka.

Nara menyambut pelukan mereka dengan hangat,bibirnya menerbitkan senyuman penuh haru.Nara tak menyangka jika orang-orang yang sangat dia kenal,dan ia sayangi sedang satu ruangan bersamanya sekarang.

Mereka adalah kedua orang tua Nara dan Rion, kakak-kakak Nara,dan juga para sahabat Nara dan Rion.

"Kok kalian bisa disini?"tanya Nara.

"Kita disini karena Rion,dia minta kita buat datang kesini."jawab Alvaro memang Nara menatap Rion dengan senyuman tipis.

Rion tertegun,senyuman tulus yang Nara lontarkan padanya membuat Rion berpikir,kenapa ia tidak melakukan ini saja dari dulu?

"Gimana kabar kamu,nak?Kamu baik-baik aja,kan?"tanya Winda.

"Nara baik,ma."jawab Nara.

"Kamu ini nakal banget,ya!Nyekap-nyekap anak orang kayak gak ada dosa.Mana gak pernah hubungi mama."omel Vina selaku mama Rion sembari menjewer telinga pria itu.

Rion sedikit meringis."Maaf mah."

"Lebih baik kita bicarakan di tempat lain saja, bagiamana?"usul Aldo_papa Rion.

Mereka mengangguk setuju.Mereka pun memutuskan untuk berbicara di ruang tamu mansion Rion.

Saling menjelaskan dan memahami,ruang tamu itu pun tak jarang diisi dengan omelan-omelan.

"Karena semuanya sudah jelas,apa yang kalian mau?"tanya Azka pada Nara dan Rion.

"Maksud papa?"Nara kembali bertanya,menatap Azka dengan bingung.

"Saya mau nikah."tegas Rion membuat mereka menatapnya cengo.

"Belum juga tamat sekolah udah ngebet aje lu."cibir Nino.

"Benar,apa tidak tunangan saja dulu?"usul Winda.

"Tidak bisa,Tante.Tante tidak perlu khawatir,saya pasti bisa memenuhi nafkah lahir maupun batin."ucap Rion meyakinkan.

Nara menyenggol lengan Rion pelan,kenapa Rion ngebet sekali sih?

Winda menatap Azka,Aldo,dan Vina.Mereka seolah-olah berdiskusi melalui tatapan.Setelah itu dengan kompak mereka mengangguk.

"Baiklah,kami sudah memutuskan bahwa kalian akan segera menikah."putus Azka.

"Tapi nak Nara,apa kamu setuju dengan keputusan kami?"tanya Vina.

Nara terdiam,ia benar-benar bingung sekarang.Keputusan apa yang harus dia ambil?Nara termasuk orang yang sulit mengambil sebuah keputusan.

Rion menggenggam tangan Nara,mengusap tangan Nara pelan.Matanya menatap penuh harap pada gadisnya itu.

"Apa nggak tunangan aja dulu?E,Nara pikir ini terlalu cepat."Nara tersenyum canggung.

Rion menatap Nara sendu,ia sedikit kecewa dengan keputusan yang Nara buat.

"Gimana kalo nikahnya setelah lulus sekolah aja?"saran Hilda.

"Lo setuju?"bisik Kania pelan,lalu dibalas anggukan oleh Hilda.

"Nah,gue baru setuju tuh kalo kaya gitu."sahut Nino.

"Ya,kita juga setuju."timpal Galaksi,Alvaro,Kenzo,dan Reza.

"Bagaimana nak?"tanya Winda.

Nara menghela nafas panjang."Nara setuju."

Rion yang tadinya berekspresi sendu,kini berubah menjadi sumringah.Akhirnya Nara bisa menjadi miliknya tanpa adanya paksaan.

Transmigrasi Vira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang