18 ☯ Mencari bukti

1.8K 59 1
                                    

🎀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎀

Sabrina duduk di taman sekolah memegangi perutnya yang terasa sakit, ia termenung sembari melihat barisan semut yang sedang mengangkat makanan.

Sabrina melirik jam pada ponselnya, sebentar lagi jam istirahat kedua. Gadis itu telah bolos pada jam sebelumnya.

Suasana hatinya memburuk, Sabrina mengela napas berkali-kali. Setelah tenang baru ia beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju ruang BK karena masalah tadi pagi.

Sabrina membuka pintu dengan pelan, sudah ada Gita, Ajeng, dan juga Kevano di dalam sana.

"Sini masuk."

Sabrina mengangguk lalu duduk di samping Ajeng.

"Begini Bu, alasan saya memanggil kalian kesini karena anak kalian sudah melakukan hal yang tidak senonoh di UKS," ucap guru BK menjelaskan kejadian yang ia lihat.

Ajeng dan Gita sedikit terkejut dan saling pandang. "Maaf untuk tindakan mereka, saya pastikan hal ini tak akan terulang kembali."

Guru itu mengerutkan keningnya. "Pihak sekolah akan memberi mereka hukuman, tapi sebelum itu mereka harus membuat surat permintaan maaf atas apa yang mereka lakukan."

"Buat apa? Toh kami gak ngapa-ngapain," seru Kevano tak terima.

"Vano! kamu gak boleh ngomong gitu sama guru," tegur Gita.

"Kamu hanya punya 2 pilihan Kevano, di skor 1 Minggu atau membuat surat permintaan maaf," Ancam guru itu.

Kevano mendengus.

Setelah percakapan yang begitu panjang akhirnya Kevano dan Sabrina bisa bebas dari ruang BK meskipun harus menerima hukuman.

"Maaf ya udah bikin bunda sama mama repot."

Ajeng mengelus rambut Sabrina. "Gak papa sayang."

"Tapi mata kamu kenapa sembab gitu? Habis nangis?" tangan Gita meraup wajah Sabrina lalu mengelusnya.

"Habis nonton drakor bun, hehe."

Gita menyipitkan matanya. "Yaudah Bunda percaya."

Gita melirik kearah Kevano lalu memukul bahu anak laki laki nya itu.

"Akh, sakit bun!"  ringis Kevano.

"Kamu ini ya! Lain kali lakuin di rumah aja, jangan di sekolah!"

Kevano Mendengus kesal, ia tau kemana arah pembicaraan bundanya itu.

 

Setelah kepergian Gita dan Ajeng. Suasana Sabrina dan Kevano menjadi canggung. Laki laki itu memutar badannya berniat pergi.

"Vano," panggil Sabrina pelan.

Kevano menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu marah? Kejadian tadi gak seperti yang kamu lihat-

KEVANO [ END ]Where stories live. Discover now