38 ☯ Cinta yang salah?

1.8K 50 0
                                    

🎀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎀

"Vano."

"Hm?"

"Noleh sini bentar."

"Bilang aja."

Sabrina mendengus di depan meja belajar milik Kevano, menatap kesal Kevano yang sedang bermain game di ponselnya.

Tidak bisakah dia menoleh sebentar?

"Cih."

Sabrina kembali memutar badannya, Kevano langsung noleh saat mendengar decihan itu.

"Cih?"

Sabrina menjatuhkan wajahnya ke atas meja belajar, lalu dengan pelan ia mengetuk-ngetuk jidatnya ke meja.

Kevano melotot saat melihat Sabrina melakukan tindakan konyol yang bisa membuat kepalanya geger otak. Kevano langsung mendekat dengan cepat, memegangi kedua sisi kepalanya dan memaksa untuk kembali duduk tegap dengan cara menarik kepalanya ke atas.

"Bosen punya kepala lo?" tanya Kevano namun gadis itu malah cemberut menatapnya.

"Aku lagi protes sama meja kenapa otakku enggak sepintar otak kamu."

Kevano mengambil pena yang berada di atas meja lalu memukul jidat Sabrina. "Yang lo lakuin tadi itu berbahaya."

Sabrina meringis sembari memegangi jidatnya yang sakit. "Kamu tau, yang kamu lakuin ini juga bahaya."

"Ck, gak sebahaya lo yang mukul-mukul kepala sendiri, pantes lo gak pinter-pinter."

Sabrina semakin cemberut mendengarkan. "Udah ih, kalau gak mau bantu kerjain soal mending diem aja."

Kevano mengembuskan napas panjang, gerakan selanjutnya menyita perhatian Sabrina, laki-laki itu membuka laci meja belajarnya, mengambil sebuah kaca mata lalu memakainya.

Sabrina tertegun melihat Kevano. Rambut yang halus dan jatuh hingga mengenai ujung kaca mata, rahanghanya yang keras, sepasang mata kelam nan tajam. satu kata yang keluar dari mulutnya, Tampan.

"Bagian mana yang lo gak paham?" Kevano berdiri di belakang kursi, mencondongkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangan mengapit Sabrina dari belakang.

Sabrina menunduk, dengan cepat ia kembali membuka buku pelajarannya.

"I-ini," tunjuknya, gadis itu menggigit bibir bawahnya saat aroma khas dari Kevano menusuk tajam ke hidungnya.

KEVANO [ END ]Where stories live. Discover now