30 ☯ Wanna try it?

2.2K 68 1
                                    

🎀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎀

"SABRINA!!"

"Akhirnya lo sekolah lagi, gue kangen tau sama lo." Clara memeluk erat tubuh Sabrina, lalu mendongakkan kepalanya.

Alisnya bertaut. "Tapi ngapain lo pakai baju olahraga? harusnya lo istirahat Na, kalau kepala lo kena bola gimana? Terus berdarah lagi gimana? Nanti lo koma lagi gimana? Gue gak mau." Clara kembali memeluk tubuh Sabrina dengan dramatis.

Sabrina tertawa geli. "Ini mau ganti baju, tanpa kamu suruh pun aku juga gak bolehin ikutan kelas olahraga."

"Nah, bagus-bagus." Clara manggut-manggut.

"Lo tenang aja, habis ambil nilai gue langsung temuin lo."

Sabrina mengangguk. "Yaudah kalau gitu aku pergi dulu." Ucap Sabrina yang di balas anggukan kepala dari Clara.

Gadis itu berjalan ke arah toilet, setelah selesai mengganti baju. Sabrina memilih duduk di taman sembari membaca novel. Ini lebih baik dari pada tiduran di atas brankar UKS, membosankan. Pikir Sabrina.

Sabrina memfokuskan dirinya pada novel yang ia pegang, bibir mungilnya terkadang menyunggingkan senyuman manis tanpa dia sadari, terkadang dahi nya berkerut dan umpatan kecil dari bibir mungil nya itu.

Namun kesenangannya harus terganggu karena kedatangan orang yang membuat suasana hatinya menjadi buruk.

"Hai Na, lo kok disini?" Gadis itu duduk di samping Sabrina.

"Kevano ada di lapangan," balas Sabrina dengan wajah datar.

Fara tertawa kecil. "Gue bukan lagi nyari Kevano, gue cuman mau ngobrol sama lo."

Sabrina hanya diam, entah apa yang Fara rencana sekarang. Gadis itu juga bersikap seperti ini sebelum menceburkan diri ke dalam kolam, bersikap baik dan tak lupa dengan wajah polosnya, padahal ia punya rencana yang busuk.

"Gue cuman mau bilang kalau gue udah nyerah kejar Kevano."

"Gak ada yang nyuruh kamu buat ngejar dia." Fara langsung terdiam mendengar jawaban dari Sabrina, gadis itu tersenyum tipis.

"Gue udah capek Na, capek di sia-siain, capek gak di anggap, dan capek berjuang sendiri." Fara mulai menangis, tangannya bergerak menggenggam tangan Sabrina.

"Gue punya satu permintaan Na, lo mau kan nurutin permintaan gue?" tanya Fara dengan wajah memelas.

Ekspresi wajah Sabrina tak berubah, gadis itu menatap Fara dingin, matanya melirik kearah tangan Fara yang menggenggam erat tangannya.

"Lo mau kan?" tanya Fara lagi.

"Permintaan apa?"

Fara menyeringai. "Gue mau lo mati!"

~~~

Kevano menyugar rambutnya ke belakang. Keringat yang menetes dari dahinya itu benar-benar membuatnya terlihat sangat menawan. Bola di tangannya ia lempar hingga masuk ke dalam ring basket dengan mulus.

KEVANO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang