39 ☯ Weak up please!

1.9K 60 2
                                    

🎀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎀

Sabrina berlari di koridor rumah sakit dengan wajah luar biasa panik, beriringan dengan para suster yang mendorong brankar yang di tiduri Kevano menuju ruang operasi.

"Pendarahan di kepala sangat banyak!"

"Pasien kritis!"

"Segera panggil dokter untuk mengoperasinya sekarang!"

"Kita tidak punya banyak waktu!"

"Bawa persediaan darah tambahan!"

"Maaf, ada harus menunggu di luar." Ucap salah satu suster lalu menutup pintu ruang operasi.

Sabrina menatap nanar pintu putih yang sudah tertutup itu.

1 jam...

2 jam...

Sabrina mengigit kukunya lalu mengacak rambutnya frustasi, ia cemas setengah mati. Sudah 2 jam berlalu tapi dokter yang mengoperasi belum keluar sama sekali.

Matanya sembab dan kuku yang sudah berdarah karena sedari tadi ia gigit tanpa henti.

"Na, Lo harus tenang, Kevano bakal baik-baik aja." Sudah kesekian kalinya Clara menenangkan Sabrina tapi tak membuahkan hasil.

Satu setengah jam yang lalu, Aldara mengabari orang tua Kevano, Clara, dan anggota lainnya tentang keadaan Kevano.

Sekarang semuanya disini, di depan pintu ICU menunggu kabar baik.

Clara mengusap pelipis Sabrina yang sudah di banjiri keringat dan rasa takut yang teramat jelas terukir di wajahnya.

"Kalau Kevano gak selamat gimana?"

"Kalau Kevano ninggalin aku gimana?"

Mata Sabrina kembali berkaca-kaca.

Clara segera memeluk tubuh Sabrina yang bergetar, gadis itu tak tega menahan tangisnya melihat sahabatnya yang sangat terpukul.

"Jangan ngomong gitu na.."

"Kevano itu kuat, di pasti bisa lawan masa kritisnya."

Sabrina menangis histeris, begitu pilu dan menyayat hati, Ajeng memeluk erat tubuh Sabrina. Seumur hidup, baru ini pertama kali ia melihat anaknya menangis sesakit ini.

Salah satu suster keluar dengan wajah panik, membuat atensi mereka terlalihkan.

"Bagaimana keadaan putra saya?" tanya Gita dengan suara parau.

"Sebentar, nyonya. Saya sedang mengambil darah tambahan, kami akan segera-

"SUDAH 2 JAM DAN BELUM ADA PERKEMBANGAN SAMA SEKALI?! PUTRA SAYA SEDANG SEKARAT DI DALAM SANA!!" Teriak Xavier tanpa sadar.

"Om, sabar. tenanglah..." Lerai Rafael.

Tubuh Sabrina membeku, berapa banyak kantung darah yang dibutuhkan untuk operasi ini, apakah separah itu?

KEVANO [ END ]Where stories live. Discover now