-5-

1.1K 163 17
                                    

Di toko kini hanya ada Rose karena Jennie sama Lisa sudah pulang.

Cring!

Rose fikir Jisoo yang datang namun ternyata dia salah. Jeffri lah yang datang untuk menemuinya.

"Rose"

"Kamu mau apa lagi?" Tanya Rose datar.

"Kamu kenapa si! Mommy aku bilang sama aku kalau kamu putusin aku. Salah aku apa!?" Tanya Jeffri kesal.

"Mommy kamu tidak merestui hubungan kita jadi mendingan kita putus saja" ujar Rose.

Jeffri mendengus "Kamu mengambil uang dari Mommy aku bukan?"

"Mommy kamu yang memberikannya jadi aku tidak mungkin menolaknya" santai Rose.

"Dasar cewek matre! Jadi ternyata selama ini kamu pacaran sama aku hanya gara gara uang!"

Tangan Rose terkepal "Aku memang tulus mencintai kamu Jef tapi Mommy kamu yang tidak ingin cewek miskin seperti aku untuk bersama kamu! Aku sudah tidak punya pilihan selain harus melepaskan kamu!" Teriak Rose dengan nafas yang memburu "Dan soal uang Mommy kamu itu, dia sendiri yang memberikannya kepada aku jadi aku tidak mungkin menolak rejeki aku bukan?" Lanjutnya.

Jeffri menghembuskan nafasnya dengan kasar "Baiklah, lupakan saja soal masalah itu. Kita balikan. Aku masih mencintai kamu"

"Sorry bro, tidak bisa" mereka sontak menatap kearah sosok yang tiba tiba menyambar perbicaraan mereka itu.

"Jisoo" gumam Rose dengan pelan.

Jisoo menghampiri mereka dengan wajah datarnya.

"Lo siapa? Tidak perlu ikut campur!" Marah Jeffri.

"Gue? Ck, gue calon suami Rose" smirk Jisoo.

Jeffri menatap Jisoo dan Rose secara bergantian "Tidak mungkin" sangkalnya.

Secara tiba tiba Jisoo merangkul pinggang Rose dengan posesif lalu dia menatap Rose "Kamu calon istri aku bukan?"

Rose menelan ludahnya dengan kasar. Kenapa calon suaminya itu tiba tiba berubah? "Tahan Se, lo tidak boleh baper" batinnya menenangkan degupan dihatinya.

"I-Iya" ujar Rose kaku.

"Tuh, lo dengar sendiri bukan?" Sinis Jisoo menatap Jeffri dengan wajahnya yang menyebalkan.

Tangan Jeffri terkepal dengan erat lalu dia menarik kerah baju Jisoo dengan kasar "Silakan menikmati kemenangan lo ini. Gue akan pastikan Rose kembali menjadi milik gue" bisiknya.

Dia menatap Rose sekilas dan bergegas pergi dari sana.

"Maksud lo apa?" Tanya Rose menatap Jisoo dengan tajam.

"Wae? Lo memang calon istri gue" sahut Jisoo.

Rose bersmirk "Apa jangan jangan lo jatuh cinta sama gue?"

"Dih, jangan halu lo!" Balas Jisoo.

Rose tersenyum meledek "Apa dengan memeluk gue bisa bikin lo nyaman hurm?"

Jisoo akhirnya tersadar. Ck, sial! Ternyata dia masih memeluk pinggang Rose. Akhirnya dengan buru buru dia menjauh "Lo jangan geer ya. Gue hanya membantu lo menjauh dari mantan lo itu" ujarnya beralasan.

"Bukannya lo tidak bisa ikut campur urusan gue?" Tanya Rose bersmirk.

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar. Dia juga tidak sadar sama tindakannya tadi. Ianya terjadi secara reflek.

"Sudah lah. Mendingan sekarang ikut gue" ujarnya mengalihkan perbicaraan.

"Kemana?"

"Mommy mau kita photoshoot pre-wedding. Sekalian kita memesan baju pernikahan"

"Gila! Sat set banget ya!"

"Tidak perlu protes. Ayo cepatan!"

Rose mendengus "Iya iya"

Mereka berganjak keluar dari toko lalu Rose langsung mengunci pintu tokonya itu. Baru saja mereka ingin memasuki mobil, sosok yang dikenali oleh Rose menghampiri mereka.

"Sayang"

Rose menelan ludahnya dengan kasar. Dia melirik Jisoo yang sudah menatapnya dengan tajam itu.

"C-Chandra" kaku Rose. Astaga, dia lupa kalau dia masih mempunyai pacar yang bernama Chandra.

"Maaf ya karena sudah lama tidak ketemu kamu. Akhir akhir ini aku sibuk" ujar Chandra mengelus kepala Rose.

"Ehem!" Dehem Jisoo.

Chandra melirik Jisoo "Itu siapa Sayang? Supir kamu?" Tanya nya kepada Rose.

"Enak saja gue dipanggil supir!" Protes Jisoo.

Rose menatap Chandra dengan tatapan bersalahnya "Chan, maafin aku"

"Hurm? Kenapa?" Bingung Chandra.

"Kita harus putus"

"Mwoya!? Tapi kenapa? Aku bikin kesalahan?"

"Tidak, kamu tidak bikin kesalahan. Hanya saja kita memang tidak berjodoh. Sebelum meninggal, orang tua aku sudah menjodohkan aku dan ini adalah calon suami aku" jelas Rose dengan perasaan tidak enaknya.

Chandra menghembuskan nafasnya dengan kasar "Ini terlalu menyakitkan untuk aku" lirihnya.

Rose menunduk. Sejujurnya, selama berpacaran dengan Chandra, dia selalu mendapatkan perlakuan yang istimewa. Chandra adalah sosok yang selalu memperlakukan dirinya seperti ratu.

"Tapi tidak apa apa" Chandra tersenyum kepada Rose. Dielusnya kepala Rose dengan lembut "Kalau kamu capek, pulang ya. Aku akan terus menjadi rumah untuk kamu" ujarnya membuatkan mata Rose berkaca kaca.

Chandra beralih menatap Jisoo "Lo beruntung karena bisa mendapatkan Rose. Jaga dia dengan baik ya. Kalau lo sudah bosen bersama dia, lepaskan saja dia untuk gue. Gue akan sentiasa mencintai dia"

Jisoo menjadi tidak enak dengan Chandra "Maaf karena sudah mengambil dia dari lo"

Chandra menggeleng "Tidak perlu minta maaf. Mungkin jodoh Rose itu adalah lo, bukan gue"

Dia kembali menatap Rose "Aku pamit. Kalau kamu butuh aku, kabarin saja aku. Kita masih bisa menjadi teman"

"Terima kasih Chan. Dan maaf karena sudah menyakiti kamu" lirih Rose.

Chandra tersenyum "Berbahagialah. Jangan lupa jemput aku dihari pernikahan kalian ya" setelah itu, dia berganjak pergi dari sana dengan hati yang ikhlas. Perpisahan memang menyakitkan namun Chandra tidak ingin membebankan Rose dengan pilihan diantara dirinya atau pilihan orang tuanya. Jika takdir ingin menyatukan mereka, mereka pasti akan kembali bersama.

Tidak apa apa, Chandra ikhlas.













Maaf karena jarang update. Aku sudah mula kuliah jadi aku sedikit sibuk🥲

Tekan
    👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang