-15-

693 108 15
                                    

Setelah kondisi membaik, Ryujin akhirnya akan kembali ke sekolah. Sejujurnya dia merasa sedikit takut untuk ke sekolah namun rasa takutnya sontak menghilang karena untuk pertama kalinya, dia akan berangkat ke sekolah bersama Asahi.

Untuk kali ini, Asahi sudah berjanji kepada dirinya kalau dia tidak akan membiarkan kejadian yang dulu terulang kembali. Dia ingin terus disamping sang adek untuk melindunginya.







Mobil mewah yang terpakir di parkiran sekolah membuat siswa siswi yang ada disana sontak berdecak dengan kagum.

Rasa kagum mereka semakin tinggi ketika melihat sosok Asahi yang keluar dari mobil bersama Ryujin.

"Jangan takut" ujar Asahi ketika Ryujin kelihatan ragu untuk berganjak masuk "Ayo" tanpa aba aba, Asahi menggandeng tangan Ryujin lalu mereka berjalan menuju ke kelas Ryujin.

Tatapan tatapan yang tertuju kepada mereka itu membuat Asahi merasa risih namun dia tetap menampilkan wajah datarnya.

"Kalau ada yang mengganggu kamu, langsung saja hubungi Oppa" ujar Asahi dengan kaku.

Ryujin tersenyum "Terima kasih, Oppa"

Asahi hanya tersenyum tipis sebelum berganjak pergi ke kelasnya meninggalkan Ryujin yang sudah duduk dibangkunya.

"Akhirnya lo kembali" ujar Chaeryeong menghampiri Ryujin diikuti oleh Sana dan Tzuyu.

"Apa ada sesuatu yang gue tidak tahu?" Tanya Ryujin kepo.

"Ada dong. Setelah identitas lo kebongkar, banyak yang ingin mendekati lo" ujar Sana.

Dahi Ryujin mengernyit "Maksud lo?"

"Ini titipan dari siswa siswi untuk lo" Tzuyu memberikan beberapa paperbag kepada Ryujin.

"Mereka semua mau nembak lo tuh. Terus yang cewek juga mau temanan sama lo" jelas Tzuyu.

"Kelihatan dengan jelas si mereka hanya ingin mendekati lo gara gara lo anak kepada Direktur AR Entertainment" kesal Sana.

"Bodo amat lah. Mendingan barang barangnya untuk kalian saja" ujar Ryujin.

"Lo serius tidak ingin menerima semua ini?" Tanya Chaeryeong.

"Iya Chaer. Nanti bisa bisanya keluarga gue malah melabrak cowok cowok yang memberikan semua ini untuk gue. Lagian kalian sendiri juga tahu kalau keluarga gue itu posesif banget sama gue gara gara gue satu satunya anak cewek dikeluarga gue" jelas Ryujin membuat sahabatnya terkekeh.

*

"Mama mau kemana?" Tanya Jihoon ketika melihat Rose yang keluar dari kamar dengan memakai pakaian yang sudah rapi.

"Mama mau keluar"

"Mama mau belanja? Biar Jiun temani Mama"

"Memangnya kamu tidak ada kelas? Bukannya tadi kamu bilang kelas kamu jam 10?"

"Kelasnya batal Ma jadi Jiun tidak sibuk deh"

"Ya sudah, ayo ikut Mama"

"Siap!" Sahut Jihoon dengan semangat.



Setibanya di supermarket, Rose langsung membeli bahan masakan. Jihoon pula setia mengikutinya dengan mendorong troli.

"Kamu mau makan apa untuk makan siang nanti?" Tanya Rose.

"Bulgogi juga enak Ma"

Rose mengangguk sebelum mengambil daging untuk dimasukkan kedalam troli.

"Mendingan kamu ke bahagian cemilan terus beliin cemilan untuk adek adek kamu"

"Baiklah Ma" tanpa membantah, Jihoon langsung berganjak kearah cemilan lalu dia memilih cemilan yang sering dimakan oleh ke3 adeknya itu.

"Ah, susu strawberry" gumamnya.

Baru saja dia ingin mengambil susu itu, ada satu tangan yang juga ingin mengambil susu yang sama.

"L-Leora" gumam Jihoon.

"J-Jihoon" Leora juga tidak kalah kagetnya.

"Ji" Dion menepuk pundak Jihoon membuat Jihoon tersadar dari lamunannya.

"H-Hey" sapa Jihoon dengan kaku.

"Lo sendirian saja? Atau lagi kencan sama cewek?" Tanya Dion sedikit menggoda.

Jihoon hanya bisa tersenyum tipis sebelum menjawab "Gue lagi menemani Mama gue belanja"

"Ah payah lo. Gue kirain lo sudah dekat sama cewek" keluh Dion.

"Gue suka sama satu cewek tapi cewek itu malah suka sama yang lain" balas Jihoon melirik Leora yang tersalah tingkah.

"Lo harus berjuang untuk mendapatkan cewek itu" ujar Dion.

"Jadi gue harus berjuang untuk memisahkan kalian?"

"Nde?"

Jihoon terkekeh kecil "Gue bercanda saja kali. Wajah lo tegang banget si"

Dion ikut terkekeh "Gue sudah deg degan ya. Dasar"

"Gue juga tidak mungkin mengambil Leora dari lo. Lo itu sahabat gue" ujar Jihoon menahan sakit dihatinya.

"Iya, gue percaya sama lo kok" balas Dion "Tapi gue harap lo tidak terlalu akrab sama Leora ya. Lo tahu kalau gue gampang cemburu bukan?" Jujurnya.

Jihoon mengangguk "Yeah, gue tahu kok. Tenang saja, gue tidak akan mendekati cewek lo"

Dion menepuk pundak Jihoon "Gue percaya sama lo" ujarnyanya.

"Aku sama Dion duluan" pamit Leora buru buru menarik Dion pergi dari sana.

Jihoon menatap kepergian mereka dengan tatapan sendu "Gue tidak mungkin mengkhianati sahabat gue sendiri bukan?" Gumamnya.

"Jihoon, ayo" Jihoon tersadar dari lamunannya.

Dengan segera dia menghampiri sang Mama yang sudah siap untuk mendorong troli menuju ke kasir.

"Biar aku saja Ma" Jihoon beralih mendorong troli itu menghampiri kasir.

Rose menatap punggung sang anak dengan tersenyum tipis "Mama yakin kamu akan menemukan cinta sejati kamu" gumamnya yang ternyata melihat dan mendengarkan segalanya.










  Tekan
    👇

Mr ATM✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz