-29-

725 108 0
                                    

Sudah seminggu setelah Naya ditahan, mereka malah mendapat kabar yang membuat mereka kaget.

Naya meninggal.

Satu kata yang mampu membuat mereka speechless.

Pihak polisi mengatakan kalau Naya ditemukan mati didalam sel tahanan gara gara meminum racun yang selama ini disembunyikan olehnya.

Dan sekarang Jisoo bersama istri dan anak anaknya lagi dimakam Naya untuk memberikan penghormatan terakhir.

"Naya, maafin aku. Semua yang terjadi adalah gara gara aku. Aku menyesal atas apa yang terjadi kepada Nara dan aku harap kamu sama Nara bisa memaafkan aku. Terima kasih karena sudah memberikan banyak pengajaran didalam hidup aku" batin Jisoo mengelus makam sang mantan.

"Nara, aku tahu kamu adalah sosok yang baik. Hanya saja kamu dibutakan oleh dendam kamu sendiri. Aku sudah memaafkan semua kesalahan kamu. Tenanglah disana" batin Rose.

"Baiklah, ayo kita pulang" ajak Jisoo memecahkan keheningan.

"Makan dulu lah Pa, lagi laper nih" ujar Ryujin.

"Iya nih Pa" timpal Jihoon.

Jisoo menatap sang istri "Bagaimana?"

"You know me right?" Balas Rose bersmirk.

Jisoo terkekeh kecil lalu merangkul sang istri "Arreosso arreosso, aku tahu istri aku ini suka makan. Ayo kita makan"

"Papa yang traktir ya. Pokoknya kita makan di restaurant yang mewah. Ayo Uwan" Ryujin berujar dengan semangat sambil menggandeng sang adek menuju kemobil sementara Jihoon ikut menyusulnya dengan merangkul Asahi.

"Anak anak kamu tuh" dumel Jisoo.

Rose memutar bola matanya dengan malas "Anak kamu juga kali"

Dibalas cengesan oleh sang suami "Iya iya anak kita. Ayo"




Dengan suasana yang hangat, Jisoo bersama keluarganya itu menikmati makan siang mereka disebuah restaurant mewah.

"Buset, banyak banget kalian pesan!" Kaget Jisoo setelah pelayan menghidangkan makanan diatas meja makan.

"Pelit amat si Pa" dumel Ryujin.

"Papa tidak pelit ya. Hanya saja Papa tidak mau kalian membuang buang makanan" balas Jisoo membela dirinya.

"Tidak mungkin lah Pa. Kalau tidak dihabiskan, bungkus saja makanannya. Bisa dimakan nanti malam kok" ujar Ryujin lagi.

"Ya sudah deh, terserah kamu saja. Bicara sama cewek memang cowok selalu kalah si" keluh Jisoo diakhir.

Rose malah terkekeh "Masih mau anak cewek?" Ledeknya.

"Semoga saja yang ini cowok" balas Jisoo mengelus perut sang istri.

"Jiun mau adek cewek Pa" timpal Jihoon.

"Sahi juga" lanjut Asahi.

"Uwan juga" si bocah juga ikut ikutan nih.

"Aku juga sudah pasti mau adek cewek si" sambar Ryujin.

Jisoo memijit pelipisnya. Huftt! Punya 1 anak cewek saja sudah bikin pusing, bagaimana coba kalau dia punya anak cewek lagi. Bisa bisanya kepalanya botak.

"Pa, besok aku balapan" ujar Jihoon.

Dahi Jisoo mengernyit "Memangnya kapan kamu latihan?"

"Sudah hampir sebulan si. Papa saja yang sibuk ngebucin sama Mama makanya Papa tidak tahu" balas Jihoon.

"Jangan lecet ya. Mama tidak mau kamu kenapa napa" ujar Rose.

"Iya Ma, tenang saja"

"Hyung yakin mau menjadi pembalap?" Tanya Asahi.

Jihoon mengangguk dengan yakin "Hyung yakin"

"Ya sudah lah, kalau itu pilihan kamu, kita hanya bisa mendukung kamu" ujar Jisoo.

"Iya Pa" sahut Jihoon.






*

Malam yang ditunggu tunggu akhirnya tiba. Jihoon bersama anggota gengnya sudah berada di arena balapan dan sekarang cowok ini lagi mempersiapkan dirinya sebelum balapan.

"Hati hati. Jangan sampai lecet" ujar Yeji yang setia menemani sang pacar.

"Iya Sayangku" hurm, sepertinya Jihoon sudah mula bucin sama seperti bapaknya:")

"Aku akan duduk ditempat penonton bersama yang lain. Lakukan yang terbaik ya. Kita semua mendukung kamu" ujar Yeji lagi.

"Kiss dulu" pinta Jihoon menyondongkan pipinya.

Dengan malu malu Yeji mengecup pipi Jihoon sebelum berlari pergi dari sana.

"Aishh menggemaskan!" Gumam Jihoon.

"Lo siap?" Tanya David, ketua geng balapan yang selama ini melatih Jihoon.

"Siap Hyung!" Sahut Jihoon.

"Acaranya akan bermula. Lo ke motor saja sekarang"

Jihoon menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia akan berusaha melakukan yang terbaik. Dia tidak ingin mengecewakan keluarganya bersama yang lain yang sudah datang untuk menyemangatinya.

Setelah memakai helm, Jihoon berganjak memasuki litar bersama lawannya yang lain.

"Gue bisa" gumamnya.







"Aku khawatir" Rose sudah mula khawatir ketika melihat sang anak memasuki arena balapan.

"Everything will be fine. Ini bukan pertama kalinya Jiun balapan bukan? Dulu juga dia pernah balapan dan buktinya dia baik baik saja tuh" Jisoo berusaha menenangkan sang istri. Dia cukup yakin dengan kemampuan yang dimiliki oleh sang anak.

Dulu, Jisoo ingin sekali menjadi pembalap namun keinginannya itu tidak bisa terpenuhi gara gara dia harus membantu sang Daddy menguruskan perusahan. Sekarang dia mempunyai sosok Jihoon yang akan memenuhi keinginannya dan dia cukup bangga untuk itu.

Jisoo menggenggam tangan istrinya itu. Dia tahu Rose juga yakin kepada Jihoon, hanya saja istrinya itu khawatir jika anak mereka akan terluka.

"Woahh, Hyung keren banget!" Komentar Junghwan dengan antuasis.

"Uwan mau seperti Jiun Oppa?" Tanya Ryujin.

"Mau mau! Nanti pas Uwan gede, Uwan juga mau balapan seperti Jiun Hyung. Brum brum!" Sahut Junghwan dengan semangat membuat keluarganya terkekeh kecil.

Kini mereka kembali fokus menatap kearah superbike yang dinaiki oleh Jihoon yang sudah melaju di litar.

"Ayo Oppa" gumam Ryujin


1 detik







2 detik










3 detik









VROM VROM 🏍️💨

Superbike yang dinaiki oleh Jihoon melaju melintasi garisan penamat sehingga membuat teriakan para penggemarnya mula kedengaran.

"Horey!!" Ryujin, Yeji dan Junghwan berteriak heboh sementara Rose dan Jisoo sudah tersenyum haru.

Asahi? Dia juga sudah tersenyum dengan tangannya yang sudah memotret sang abang "Aku bangga sama Hyung" gumamnya.











Tekan
   👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now