-1-

1.4K 182 19
                                    

Suara lembut sang istri membangunkan Jisoo dari mimpi indahnya. Pria ini mengerjabkan matanya berkali kali sebelum matanya menatap sosok wanita yang berada didepannya "Selamat pagi Sayang" sapa Jisoo dengan suara seraknya.

Rose tersenyum "Selamat pagi juga. Sekarang kamu mandi terus siap siap ya" ujarnya menoel hidung Jisoo dengan gemes.

"Arreosso" dengan patuhnya Jisoo berganjak memasuki kamar mandi sementara Rose bergegas menyiapkan pakaian yang akan dipakai oleh suaminya itu.

Tok tok tok

"Masuk" ujar Rose.

Ceklekk

Pintu dibuka dari luar "Ma, bisa aku masuk?" Tanya Jihoon sebelum berganjak memasuki kamar.

Rose tersenyum "Masuk saja"

Seperti biasa, Jisoo dan Rose sudah mendidik anak anak mereka agar sentiasa meminta izin sebelum memasuki kamar mereka karena bagaimanapun juga, kamar mereka adalah privasi.

"Ada apa?" Tanya Rose.

Jihoon membasahi bibir bawahnya sebelum berbicara "Sebenarnya ada sesuatu yang harus Jiun ngomong sama Mama Papa"

"Papa lagi mandi. Kita tunggu Papa dulu ya" ujar Rose "Ayo, sini duduk"

Jihoon berganjak duduk disofa disamping sang Mama.

"Sudah gede ya anak Mama ini" ujar Rose mengelus kepala sang anak.

"Ehh ada apa nih?" Jisoo keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk.

"Jiun mau ngomong sesuatu sama kita" ujar Rose menghampiri Jisoo dengan membawa pakaian suaminya itu "Kamu siap siap sekarang"

Jisoo mengangguk lalu berganjak keruangan ganti baju diikuti oleh Rose yang akan memakaikan dasi kepadanya.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka kembali menghampiri Jihoon.

"Jadi, ada apa?" Tanya Jisoo.

Jihoon menghela nafasnya dengan kasar sebelum bersuara "Jiun hanya butuh pendapat dari kalian"

"Pendapat apa? Ngomong saja" ujar Rose.

"Apa salah kalau Jiun dekatin pacar seseorang?"

Jisoo sontak menatap Rose begitu juga sebaliknya "Maksud kamu?" Tanya Rose.

"Jiun suka sama teman kampus Jiun tapi ternyata dia sudah punya pacar. Apa yang harus Jiun lakukan? Apa Jiun harus dekatin dia?" Tanya Jihoon dengan bingung.

"Kalau soal cinta, mendingan kamu minta pendapat Papa kamu saja tuh. Dia buaya" ujar Rose bersmirk.

Jisoo melotot "Heol! Kapan aku buaya huh? Aku tuh cinta mati sama kamu saja kali"

"Kamu lupa kalau dulu kamu sering godain cewek cewek pas kita jalan jalan? Waktu itu aku lagi hamil si makanya aku gendut. Gara gara itu juga kamu sudah bosen sama aku" balas Rose.

"Astaga Sayang. Aku tuh hanya bercanda kali. Lagian kamu tidak gendut kok. Aku juga tidak bosen sama kamu kali. Yang ada aku makin cinta saja sama kamu. Urghh i lope you chipmunk"

Jihoon bergidik ngerti "Bapak gue bucin banget Ya Tuhan" gumamnya.

"Sudah Pa. Aku tuh butuh saran. Aku tidak ingin melihat kebucinan Papa itu ya" ujar Jihoon dengan malas.

"Cie, iri ya" goda Jisoo.

"Ma~" rengek Jihoon meminta bantuan dari sang Mama.

"Alvero" tegur Rose "Bantuin anak kamu ih" lanjutnya.

Jisoo cengesan sebelum kembali serius "Mendingan kamu mundur saja Ji. Tidak ada gunanya juga kamu mempertahankan orang yang tidak pernah menyadari keberadaan kamu. Lagian cinta itu tidak seharusnya dimiliki. Kalau kamu mencintai dia, seharusnya kamu membiarkan dia bahagia dengan pilihannya sendiri" nasihatnya.

Sementara Rose, dia berusaha menahan tawanya "Sok sokan ngomong soal ikhlas. Dulu pas gue minta cerai saja malah langsung bujukin gue" batinnya terkekeh geli.

"Ingat ya pesan Papa ini" ujar Jisoo lagi.

Jihoon menggangguk faham "Baiklah Pa. Jiun mengerti"

"Sekarang sudah tidak ada yang bikin kamu pusing lagi bukan?" Tanya Rose yang dibalas gelengan dari sang anak "Saatnya untuk kita semua sarapan" lanjut Rose berganjak keluar dari kamar diikuti oleh suami dan anaknya.

Setibanya dimeja makan, mereka melihat Asahi, Ryujin dan juga Junghwan yang sudah berkumpul disana.

"Eh tumben adek sudah bangun" ujar Rose mengelus kepala anak bungsunya.

"Tadi Uwan dibangunkan sama Ujin Nuna" ujar Junghwan.

"Aku tahu Papa sama Mama lagi bicara sama Jiun Oppa makanya aku saja yang bangunkan Uwan" jelas Ryujin menghilangkan rasa penasaran kedua orang tuanya.

"Baiklah, mendingan kita sarapan sekarang" ujar Jisoo.

Keluarga Kim mula menikmati sarapan mereka dengan tenang ditemani oleh ocehan Junghwan yang menghangatkan suasana disana.

"Sahi, kamu mau berangkat sama Papa atau sendiri?" Tanya Jisoo.

"Sendiri saja" sahut Asahi dengan singkat.

"Ujin, mendingan kamu ikut sama Oppa kamu saja ya" ujar Rose.

Ryujin menggeleng "Aku bareng bus saja Ma" tolaknya.

Buat pengetahuan semua, Asahi dan Ryujin bersekolah di sekolah yang sama namun sayangnya tidak ada yang tahu kalau keduanya adalah saudara bahkan tidak ada juga yang tahu siapa kedua orang tua mereka.

Di kampus Jihoon juga tidak ada yang tahu kalau Jihoon adalah anak kepada Direktur AR Entertainment. Itu semua terjadi karena ke4 anak Jisoo dan Rose ingin merahsiakan identitas mereka. Mereka tidak ingin ditemani oleh sosok yang hanya mengincar kekayaan mereka.

"Biar Ujin ikut sama Jiun saja" ujar Jihoon.

"Kamu tidak telat untuk ke kampus?" Tanya Jisoo.

"Tidak Pa. Lagian kelas aku jam 9. Masih ada banyak waktu untuk aku" sahut Jihoon lalu dia beralih menatap Ryujin "Tenang saja, Oppa akan menghantar kamu di halte seperti biasa"

"Baiklah" sahut Ryujin.

"Aku duluan" Asahi tiba tiba bangkit lalu dia berganjak pergi dari sana dengan hanya membawa tas yang diisi oleh kamera kesayangannya.

"Aishh anak itu" gerutu Rose menatap kepergian Asahi bersama superbikenya.

"Uwan sudah selesai" ujar Junghwan.

"Baiklah, ayo berangkat sekarang" ujar Jisoo.

Junghwan berganjak turun dari bangku lalu dia menghampiri sang Mama yang sudah berjongkok didepannya "Uwan duluan ya" pamitnya beralih mengecup pipi sang Mama.

"Ingat ya, jangan nakal nakal. Ikutin kata bu Guru. Kalau ada apa apa, kabarin Mama sama Papa" nasihat Rose.

"Baiklah Mama" balas Junghwan. Setelah itu, dia beralih mengecup pipi Hyung dan juga Nuna nya.

"Belajar dengan rajin. Nanti sore kita jalan jalan" ujar Ryujin mencubit pipi Junghwan dengan gemes.

"Baiklah Nuna!" Sahut Junghwan dengan semangat.












Tekan
  👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now