-28-

686 114 6
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan kini Jisoo bersama istri dan anak anaknya lagi berkumpul diruang tamu setelah mereka selesai makan malam. Namun sosok anak pertama mereka masih saja belum pulang membuat Rose merasa khawatir.

"Sayang, jangan difikirkan. Jiun pasti tidak apa apa" ujar Jisoo menenangkan sang istri.

"Firasat aku tidak enak Al" balas Rose menggigit kukunya.

Jisoo langsung menarik tangan Rose lalu digenggamnya tangan itu dengan lembut.

"Aku sudah menghubungi Oppa tapi tidak dijawab" lapor Ryujin.

"Memangnya Hyung jalan jalan kemana?" Tanya Asahi.

"Tadi sebelum pamit dia bilang kalau dia ingin ke mall bareng Yeji" sahut Jisoo.

Asahi dan Ryujin saling tatap "Tadi di mall ada keributan. Ada seorang cowok yang diserang sama orang asing tapi aku sama Sahi Oppa tidak tahu siapa orangnya" ujar Ryujin.

Drtt drtt

Bersamaan dengan itu, ponsel Ryujin berbunyi membuatnya itu bergegas menerima panggilan itu "Yeji Eonnie"

"Ryu, bisa kamu bilang sama Om Jisoo untuk ke kantor polisi?"

Dahi Ryujin mengernyit "Untuk apa?"

"Tadi Jiun diserang di mall dan sekarang Eonnie sama dia lagi di kantor polisi untuk melaporkan kes itu"

"Baiklah, Papa aku akan langsung kesana"

Ryujin menatap kedua orang tuanya secara bergantian setelah panggilan dimatikan "Jiun Oppa sama Yeji Eonnie di kantor polisi"

"Mwoya!? Kenapa mereka disana!?" Panik Rose.

"Tadi Jiun Oppa diserang sama seseorang di mall terus sekarang Jiun Oppa sama Yeji Eonnie lagi di kantor polisi untuk melaporkan kes itu"

"Al, kita harus segera kesana!" Khawatir Rose.

"Iya Sayang, kamu tenang dulu" ujar Jisoo "Ryu, kamu bantu Mama kemobil. Sahi, kamu gandeng Uwan. Papa akan mengambil dompet sama kunci mobil Papa duluan" arah Jisoo yang langsung dituruti oleh anak anaknya.


*

Setibanya dikantor polisi, mereka mengampiri Jihoon dan Yeji yang memang menunggu kedatangan mereka.

"Jiun, kamu tidak apa apa?" Khawatir Rose.

"Jiun baik baik saja Ma. Tadi pria itu ingin menusuk Jiun tapi hanya tangan Jiun yang luka" balas Jihoon melihat tangannya yang diperban.

"Yeji, kamu baik baik saja?" Kini Rose bertanya kepada calon menantunya.

"Aku baik baik saja Tante" sahut Yeji.

"Syukurlah" gumam Rose.

Bersamaan dengan itu, orang tua Yeji akhirnya tiba.

"Kamu baik baik saja Nak?" Khawatir Jennie.

"Aku baik baik saja Mom" sahut Yeji membuat sang Mommy bernafas lega.

"Ayo kita ketemu polisi" ajak Jisoo.

"Ayo" sahut Kai menepuk pundak Jisoo.

Mereka menghampiri polisi yang menangani kasus yang terjadi itu.

"Permisi Pak, kami keluarga mereka" sopan Jisoo.

"Silakan duduk" sahut Geunsik, polisi yang masih kelihatan muda itu.

"Bisa kami tahu apa yang terjadi Pak?" Tanya Jisoo.

"Kami sudah menangkap pria yang menyerang Jihoon-ssi. Menurut rekaman cctv juga, dia memang bersalah" Geunsik menunjukkan rekaman cctv itu kepada mereka.

"Atas alasan apa dia melakukan itu Pak?" Kali ini Kai yang memberikan pertanyaan.

"Kami sudah menyelidiki semuanya dan ternyata dia memang sengaja melakukan keributan itu. Dia dibayar untuk membunuh Jihoon-ssi"

"Siapa orangnya Pak!?" Tanya Rose yang tidak mampu menahan emosinya lagi.

"Naya. Sekarang polisi lagi berusaha mencari keberadaan dia"

"Wanita sialan itu!" Gumam Jisoo menggeram marah.

"Pastikan wanita itu ditahan Pak" ujar Jisoo.

"Baiklah Tuan"

Setelah semua urusan selesai, mereka akhirnya berpamitan meninggalkan kantor polisi.

"Kenapa kamu keluar tanpa bodyguard?" Tanya Jisoo serius.

"Maaf Pa. Jiun hanya mau keluar dengan bebas tanpa diikuti makanya Jiun meminta Jungwoo Hyung untuk tidak ikut bersama" ujar Jihoon merasa bersalah.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Kalian masih dalam bahaya kalau Naya belum ditangkap. Kalau kalian mau kemana mana, pastikan bodyguard mengikuti kalian. Lagian bodyguard itu akan memantau kalian dari jauh, bukannya dia terus mengikuti kalian! Tegasnya.

"Iya Pa" sahut ke4 anaknya dengan kompak.

"Si Naya masih belum kapok ya. Dasar tante girang!" Gerutu Jennie.

"Sepertinya dia memang masih dendam sama aku" balas Rose.

"Tapi semuanya bukan salah kamu" ujar Jennie "Sudahlah, jangan difikirkan. Kamu tidak boleh stress" lanjutnya.

"Benar kata Jennie. Kamu tidak boleh stress. Soal Naya biar aku saja yang menguruskannya" timpal Jisoo mengelus punggung tangan sang istri.

"Ya sudah, kalau tidak ada apa apa lagi, kita pulang duluan" pamit Kai.

"Besok kita berangkat ke kampus bersama ya" ujar Jihoon kepada sang pacar.

"Biar aku yang menjemput kamu. Tangan kamu masih luka, tidak boleh menyetir" ujar Yeji sebelum berlalu pergi bersama keluarganya.


*

Disisi lain, terlihatlah Naya yang bersembunyi disebuah markas miliknya.

"Sial! Bisa bisanya si brengsek itu ditangkap!" Gumamnya marah.

"Gue harus segera kabur dari kota ini" dengan buru buru dia membereskan barang barangnya.

Apa pun yang terjadi, dia harus segera pergi dari sana agar polisi tidak menemukan keberadaannya.

Brakkk!

"Jangan bergerak!"

Beberapa orang polisi memasuki markas itu dengan menyondongkan pistol mereka kepada Naya.

"Naya-ssi, anda ditahan atas percobaan pembunuhan keatas Elvero Jihoon Kim"

"Lepas!" Sentak Naya ketika seorang polisi memborgol kedua tangannya.

"Arghhh sial!" Teriakan Naya sama sekali tidak dipedulikan oleh para polisi itu karena para polisi hanya fokus membawa Naya memasuki mobil untuk dibawa ke kantor polisi.













Apa kalian sudah bosen sama cerita ini? Harus segera ditamatkan?

  Tekan
    👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now