-23-

628 114 24
                                    

Beberapa bulan kemudian

Kandungan Rose sudah berusia 5 bulan dan itu membuat perutnya kelihatan dengan jelas apalagi sekarang dia lagi hamil anak kembar.

Namun sikap Rose dikehamilannya ini benar benar membuat Jisoo kewalahan. Rose berubah menjadi semakin manja bahkan dia pernah tidak membiarkan Jisoo kemana mana sehingga Jisoo hanya bisa pasrah.

Seperti sekarang, Jisoo tidak berangkat ke perusahan karena Rose ingin dia berada dimansion.

"Apa!? Kenapa bisa terjadi!?" Kesal Jisoo yang berbicara diponselnya "Baiklah, saya kesana sekarang!"

Jisoo mematikan panggilan itu. Kepalanya tiba tiba saja merasa pusing. Astaga, kabar yang dikatakan oleh sekertarisnya itu benar benar membuat dia hampir gila.

"Sayang, aku harus ke perusahan sekarang" ujar Jisoo.

"No! Kamu tidak boleh pergi Al. Aku mau kamu menemani aku" halang Rose memegang tangan Jisoo.

"Sekertaris aku baru saja menghubungi aku. Ada korupsi yang terjadi diperusahan dan perusahan aku hampir bankrup. Biarkan aku pergi ya" ujar Jisoo masih sabar.

"Tidak boleh! Aku hanya mau kamu menemani aku" rengek Rose.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Cukup Roseanne! Jangan keterlaluan dong. Selama ini aku sudah cukup sabar sama sikap kamu! Perusahan aku hampir bankrup juga gara gara kamu! Kamu yang tidak membiarkan aku ke perusahan sehingga ada yang melakukan korupsi!"

Rose melepaskan tangan Jisoo "Jadi kamu menyalahkan aku!?" Marahnya.

"Iya! Kamu tidak sadar kalau semuanya memang salah kamu!? Aku tuh capek Roseanne! Sikap kamu sudah benar benar keterlaluan! Kamu tidak membiarkan aku kemana mana! Kamu mengekang aku! Ck, mendingan kamu tidak perlu hamil kalau seperti ini kelakuan kamu!"

Deg

Mata Rose berkaca kaca "S-Sepertinya kamu memang tidak menginginkan kehamilan aku ini bukan?"

"Awalnya aku senang dengan kehamilan kamu tapi setelah sikap kamu berubah seperti ini, aku menyesali semuanya! Aku muak! Aku sudah benar benar muak!" Teriak Jisoo.

Tanpa melihat Rose yang sudah menangis itu, dia langsung bergegas kekamar dan bersiap siap.

Sepertinya masalah di perusahan benar benar membuat dirinya tidak sadar atas semua kata kata keterlaluannya itu.













Jisoo memasuki perusahannya dengan nafas yang memburu. Para karyawan pula sontak menunduk ketakutan ketika mereka menyadari aura yang dikeluarkan oleh sang atasan.

"Dimana si brengsek itu!?" Teriakan Jisoo menggema.

"Maafkan saya Tuan Kim!" Seorang pria bersimpuh didepan kaki Jisoo "Maafkan saya. Saya terpaksa melakukan semua ini. Saya menyesal"

Brughhh

"Gue tidak butuh maaf lo sialan!" Teriak Jisoo yang langsung memukul pria itu.

Ah, ternyata pria itu adalah sosok yang mengkorupsi uang perusahan Jisoo.

Brughhh

Brughhh

Brughhh

Tanpa ampun Jisoo terus memukul pria itu sehingga pria itu sudah terkapar tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah.

Para karyawan yang lain hanya bisa bergedik ngeri. Mereka tidak mempunyai nyali untuk menenangkan atasan mereka itu.

"Cukup Jisoo!" Kai dan Sehun yang muncul langsung saja menarik Jisoo menjauh.

"Lepasin gue!" Teriak Jisoo yang masih emosi.

"Bawa Youngsuk ke kantor polisi" arah Kai kepada karyawan yang lain.

Sementara Jisoo sudah dibawa masuk kedalam ruangannya oleh sosok Sehun.

"Sial!" Umpat Jisoo melepaskan dasi yang dipakainya itu.

"Kamu sudah keterlaluan Ji!" Ujar Kai menghampiri Jisoo.

"Aku keterlaluan!? Dia yang keterlaluan! Dia yang mengkorupsi uang perusahan aku!" Marah Jisoo.

"Dia memang bersalah tapi tidak seharusnya kamu memukul dia Ji. Biarkan saja polisi yang menguruskan semuanya" ujar Sehun.

"Sekarang kamu tenang duluan" Kai berusaha menenangkan Jisoo "Kamu sudah bukan seperti Jisoo yang aku kenal. Kenapa kamu tersulut emosi seperti ini hurm? Biasanya kamu sosok yang tenang dalam menguruskan masalah"

Jisoo terduduk dengan lemes dibangkunya "Aku capek" lirihnya.

"Ceritakan saja semuanya" ujar Sehun.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Kehamilan Rose kali ini bikin aku capek. Aku tidak bisa tidur dimalam hari gara gara Rose yang terus mengidam sesuatu sehingga aku harus keluar untuk mencari apa yang dia inginkan. Sikapnya benar benar bikin aku kewalahan" lirihnya.

"Rose lagi hamil, ya wajar lah" ujar Sehun.

"Tapi kenapa kehamilannya kali ini berbeda sama kehamilannya yang sebelumnya? Sekarang dia sering merepotkan aku. Aku mengalami kesulitan" keluh Jisoo.

"Jika kamu merasa kesulitan, kamu harus sadar kalau Rose lebih merasa kesulitan berbanding kamu. Kamu fikir saja sendiri bagaimana perjuangan Rose yang masih menjalankan tanggungjawab sebagai istri dan Mama untuk mengurus kamu sama anak anak. Jika dilihat, Rose lebih capek berbanding kamu Ji. Rose yang berjuang membawa anak kamu didalam perutnya itu. Seharusnya kamu mengerti dia. Jangan menambahkan tekanan kepada Rose yang sudah berkorban demi kamu. Sadar Ji. Pengorbanan Rose untuk kamu lebih besar berbanding pengorbanan kamu untuk dia"

Jisoo sontak bungkam. Nasihat dari Kai seakan membuka fikirannya. Jika difikirkan, apa yang dikatakan oleh Kai itu ada benarnya. Dia egois karena hanya memahami dirinya sendiri tanpa memikirkan kesulitan yang dialami oleh sang istri.

"Sayang, maafin aku"














Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang