-37-

1.3K 181 20
                                    

Seulgi bersama Joohyun dan Yeri sudah berlalu pulang dan kini hanya ada Jisoo yang masih menemani Rose.

Setelah perdebatan kecil mereka tadi, Rose sama sekali tidak mempedulikan Jisoo bahkan semua omongan Jisoo tidak dijawab olehnya. Dia hanya diam dan terus melamun memikirkan kelanjutan hidupnya nanti.

"Roseanne" Rose menatap Jisoo yang memanggilnya itu "Beri gue peluang untuk membuktikan kalau gue tulus mencintai lo"

"Kalau lo tulus mencintai gue, lo tidak mungkin memilih Naya berbanding gue" sahut Rose pada akhirnya.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Iya, gue sadar gue bego. Waktu itu gue memang sudah ada rasa sama lo tapi gue masih ragu sama perasaan gue sendiri. Sekarang gue sudah yakin sama perasaan gue. Gue mencintai lo"

"Itu juga gara gara kejahatan Naya kebongkar si. Andai saja ianya tidak kebongkar, lo pasti sudah menikahi dia bahkan lo akan membuang gue dari hidup lo"

Jisoo bungkam. Apa yang dikatakan oleh Rose ada benarnya. Hah~ tidak dapat dia bayangkan jika dia benaran menikahi Naya. Pasti hidupnya akan dipenuhi oleh penyesalan karena sudah membuang sosok Rose, orang yang ternyata dia cintai itu.

"Tolong beri gue peluang" Jisoo beralih menggenggam tangan Rose "Peluang untuk gue buktikan kalau gue tulus mencintai lo. Peluang untuk gue berubah menjadi lebih baik. Gue janji tidak akan menyia nyiakan cinta lo lagi. Dan jika gue melakukan kesalahan yang sama, lo berhak untuk meninggalkan gue"

Rose menghela nafasnya dengan kasar. Ck sial! Kenapa dia tidak tega untuk membuang Jisoo dari hidupnya si. Ternyata benar, cinta itu buta.

"Gue akan memberi lo peluang tapi lo harus membuktikan semua kata kata lo" ujar Rose pada akhirnya.

Dengan eratnya Jisoo beralih memeluk Rose "Terima kasih!" Pekiknya kesenangan.

"Shhh" ringis Rose membuatkan Jisoo buru buru melepaskan pelukannya.

"Lo kenapa!?" Kaget Jisoo.

"Lo peluknya erat banget. Luka gue nyeri si" sahut Rose.

"Maaf, maafin gue. Gue panggilkan Dokter ya!" Panik Jisoo.

"Tidak perlu. Gue sudah mendingan" ujar Rose membuatkan Jisoo bernafas lega.

"Lo belum makan dari tadi loh. Mau makan sekarang?" Tanya Jisoo soalnya makanan yang dibawa oleh suster sejak Rose sadar itu sudah hampir dingin.

Rose mengangguk "Tapi lo suapin ya" pintanya dengan manja.

Jisoo terkekeh kecil "Siap Mama!" Sahutnya.

Pipi Rose bersemu merah "Mama?"

Jisoo mencubit pipi gembul Rose dengan gemes "Menggemaskan" pujinya lalu dia mengambil nampan makanan sang istri.

Dengan malu malu, Rose membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Jisoo.

Drtt drttt

"Sebentar ya" Jisoo mengambil ponselnya.

"Siapa?" Kepo Rose.

"Chandra" sahut Jisoo.

Dahi Rose mengernyit "Sejak kapan lo akrab sama dia?"

"Sejak lo masuk rumah sakit. Dia polisi yang menguruskan kasus lo ini" jelas Jisoo sebelum menerima panggilan dari Chandra.

"Gue punya kabar buat lo"

"Kabar apa?"

"Naya sama Albert sudah ditahan. Sekarang mereka sudah berada di kantor polisi. Persidangan bakalan dilakukan setelah Rose keluar dari rumah sakit"

"Sebelum itu gue ingin ketemu sama mereka"

"Lo bisa datang ke kantor polisi saja"

"Arreosso. Terima kasih"

"Sudah menjadi tugas gue"

Tut

Panggilan akhirnya dimatikan "Naya sama Albert sudah ditahan" lapor Jisoo.

"Bagus deh. Akhirnya tuh cewek tidak akan mengganggu lo lagi" sahut Rose.

Jisoo tersenyum menggoda "Lo cemburu?"

"Kata siapa? Gue biasa saja kali" sangkal Rose.

"Cie, ngaku saja lah"

"Bacot ih. Mendingan lo suapin gue sekarang. Gue laper"

"Iya iya, galak banget si. Hamil kah?"

"Yakkk!"

Teriakan kesal Rose hanya dibalas kekehan kecil dari Jisoo.

"Ah, ternyata begini rasanya bahagia sama orang yang kita cintai" batin Jisoo tersenyum bahagia.

*

Jam sudah menunjukkan pukul 5 petang dan sekarang Jisoo sudah berada di kantor polisi sementara Rose yang berada dirumah sakit akan dijaga oleh Lisa yang datang untuk membesuk sahabatnya itu.

"Dimana mereka?" Tanya Jisoo.

"Ayo ikut gue" ajak Chandra.

Mereka memasuki satu ruangan yang terdapat sosok Naya dan juga Albert.

"Ngapain lo disini!?" Marah Albert.

Tangan Jisoo terkepal emosi. Tanpa aba aba, dia langsung menarik kerah baju Albert membuatkan pria itu sontak bangkit.

Brughhhh

Pukulan yang diberikan oleh Jisoo membuatkan Albert tersungkur jatuh. Pria itu tidak mampu melawan karena kedua tangannya sudah diborgol.

"Urusan Om hanya sama aku! Nara kecelakaan gara gara aku! Tapi kenapa Om harus menghukum istri aku hah!?" Marah Jisoo.

"Cukup Jisoo!" Marah Naya.

"Lo diam!" Sentak Jisoo "Ck, gue bahagia karena gue tidak sempat menikahi lo"

"Apa lo fikir gue juga ingin menjadi istri lo huh?" Balas Naya.

"Kurang ajar!" Marah Jisoo "Gue menyesal karena pernah menerima lo dihidup gue! Mulai dari sekarang, lo jangan pernah mengganggu kebahagiaan keluarga gue lagi!"

Naya tersenyum sinis "Lihat saja Ji. Gue akan pastikan rumah tangga lo tidak akan bahagia"

"Dan gue tidak akan membiarkan hal itu terjadi" jawab Jisoo sebelum dia berlalu pergi dari sana.













  Tekan
    👇

Mr ATM✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora