-31-

1.1K 176 31
                                    

Seminggu sudah berlalu dan hari untuk acara pernikahan Jisoo bersama Naya akan segera tiba. Itu artinya waktu Jisoo untuk bersama Rose semakin singkat.

Sejujurnya, ada rasa tidak rela dihati Jisoo namun dia sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi. Semua keputusan sudah difikirkan dengan matang dan dia tidak ingin mengecewakan Naya hanya demi keraguan dihatinya. 

"Lo mau kemana?" Tanya Jisoo menghentikan langkah Rose yang menyeret koper untuk keluar dari mansion.

"Sudah saatnya gue pergi. Besok lo akan menikahi Naya dan itu artinya lo akan menceraikan gue bukan?" Balas Rose

Jisoo menunduk sedih "Terima kasih karena sudah menjalankan tanggungjawab lo sebagai istri dengan baik. Gue harap kita masih bisa menjadi teman"

"Teman? Ck" decak Rose.

"Wae? Lo tidak mau menjadi teman gue?"

Rose mendekati Jisoo dengan wajah datarnya "Gue mau jujur sama lo"

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar ketika wajah Rose tepat berada didepan wajahnya. Jantungnya bahkan terus berdegup dengan kencang.

"A-Apa?" Gugup Jisoo.

Rose memicingkan matanya lalu dia berbisik ditelinga Jisoo "Gue mencintai lo, Jisoo Alvero"

Deg

Hanya terbeku yang mampu dilakukan oleh Jisoo saat ini. Pengakuan cinta dari Rose itu membuatkan dia ingin sekali berteriak kesenangan namun hatinya masih merasa bingung.

Melihat reaksi Jisoo yang hanya diam itu, Rose tersenyum miris. Tanpa berkata kata lagi, dia menyeret kopernya lalu berganjak pergi dari sana.

"Selamat tinggal, Jisoo" gumam Rose menitiskan air matanya.





*

Di apartment sahabatnya itu, Rose terus menangis mengeluarkan semua rasa sakit yang dipendam dihatinya.

"Hiks gue bego Li. Kenapa gue gampang banget jatuh cinta? Hiks dia bahkan tidak mencintai gue" isak Rose didalam pelukan Lisa.

"Gue yakin dia juga mencintai lo Chaeng" ujar Lisa mengelus punggung Rose "Dari tatapan dia saja gue sudah bisa melihat kalau dia mencintai lo tapi dia masih ragu sama perasaannya sendiri"

"Hiks, kalau dia ragu, kenapa dia tetap meneruskan rencananya untuk menikahi Naya? Dia kejam Li"

Lisa menghela nafasnya dengan kasar "Gue sudah bingung Chaeng. Apa perlu gue menculik Naya agar acara pernikahan mereka tidak dapat diteruskan?"

"Jangan gila Li"

Lisa terkekeh kecil "Gue bercanda kok"

Brakkkk

Keduanya terlonjak kaget ketika pintu apartment Lisa dibuka secara kasar.

"Rosie!" Jennie berlari menghampiri mereka. Wanita ini benar benar khawatir setelah Lisa menghubunginya untuk menjelaskan tentang kondisi Rose.

Bibir Rose mencebik "Eonnie~" akhirnya tangisannya kembali kedengaran. Dipeluknya sosok Jennie dengan erat bahkan dia sudah tidak peduli dengan baju Jennie yang mungkin akan basah gara gara air matanya.

"It's okay Rosie. Kamu punya Eonnie sama Lisa. Biarkan saja cowok itu pergi dari kamu. Kamu masih ada Eonnie sama Lisa yang akan terus disamping kamu" ujar Jennie dengan tulus.

"Hiks kenapa rasanya sesakit ini?" Isak Rosie.

"Semuanya sudah menjadi takdir. Eonnie yakin kebahagiaan akan menghampiri kamu. Kamu yang sabar saja"



Setelah beberapa menit, tangisan Rose akhirnya berhenti walaupun isakan kecilnya masih kedengaran.

"Dimana Ucuk?" Tanya Lisa memecahkan keheningan.

"Dia ikut Kai ke perusahan" sahut Jennie.

Lisa mengangguk faham "Ngomong ngomong, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan"

"Apaan Lis?" Tanya Rose dengan suara seraknya.

Lisa tersenyum tipis "Gue sama Sehun sudah memtuskan kalau kita bakalan menikah 3 minggu dari sekarang"

"Wahhh selamat! Akhirnya kamu bakalan menikah juga nih" ujar Jennie antuasis.

"Selamat ya Li. Lo beruntung karena dibucin sama sosok setia seperti Sehun" ujar Rose ikutan bahagia dengan apa yang dilalui oleh sahabatnya.

Lisa merangkul Rose "Jangan sedih dong. Gue doakan semoga lo mendapatkan sosok yang bucin dan juga setia"

Rose tersenyum tipis. Dia menatap Jennie dan Lisa secara bergantian "Selepas Jisoo menceraikan aku, aku akan pergi jauh dari sini"

"Mwoya!? Kamu mau kemana Rosie!?" Sambar Jennie; tidak setuju.

"Aku bakalan pergi jauh Eon, bahkan mungkin aku tidak akan kembali kesini lagi" sahut Rose.

"Firasat gue buruk. Lo jangan melakukan hal yang gila Chaeng!" Timpal Lisa.

Rose terkekeh kecil "Gue tidak mungkin melakukan hal gila hanya gara gara cinta gue disia siakan Li. Kalian tenang saja deh. Tapi aku ada satu permintaan buat kalian"

"Permintaan apa?" Tanya Jennie.

"Tolong pantau Jisoo. Pastikan dia bahagia bersama pilihannya itu. Walaupun bukan aku yang akan menjadi kebahagiaan dia, aku harap dia akan terus bahagia" ujar Rose tersenyum tulus.

"Jisoo tidak akan bahagia Chaeng. Kebahagiaan dia itu adalah lo. Lo tidak boleh pergi" ujar Lisa.

Rose mendongak, menahan air matanya daripada mengalir keluar namun tetap saja air matanya itu mengalir keluar dari sudut matanya.

"Chaeng, are you okay?" Tanya Lisa khawatir.

Rose memejamkan matanya "I'm not okay. Gue capek Li. Apa salah kalau gue berharap Mama sama Papa gue membawa gue pergi?" Lirihnya.

Deg

Lisa begitu juga dengan Jennie sontak tersentak kaget ketika mendengar pertanyaan itu.













  Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang