-11-

798 125 55
                                    

"Breaking News! World Entertainment, Light Entertainment, Wind Entertainment, DIY Entertainment dan Senior Entertainment bankrup secara tiba tiba! Hal ini diduga terjadi setelah AR Entertainment menarik kembali semua dana yang sudah didonorkan. Pihak media lagi berusaha menghubungi wakil dari AR Entertainment untuk penjelasan"

Jisoo menatap layar tv didepannya dengan senyuman miring diwajahnya. Berita yang baru saja ditayangkan itu benar benar membuatkan dirinya merasa puas. Sudah dia katakan, dia akan memberi hukuman dan inilah salah satu hukuman yang dia siapkan.

"Sajangnim. Pihak media terus saja menghubungi kita untuk meminta penjelasan" lapor Ash, sekertaris baru Jisoo yang menggantikan posisi Yura.

"Jelaskan saja semuanya agar tidak ada siapa siapa lagi yang berani mengganggu keluarga saya!" Arah Jisoo dengan tegas.

"Baiklah Sajangnim" sahut Ash.

"Saya akan kembali kerumah sakit untuk membesuk anak saya. Kamu tunda saja semua meeting kita untuk hari ini dan beberapa hari kedepan sehingga anak saya keluar dari rumah sakit"

Ash bergegas mengangguk ketika mendengar perintah dari atasannya dan akhirnya Jisoo berganjak pergi dari sana.




Sementara itu dirumah sakit, terlihatlah Jihoon yang menyuapi Ryujin makan. Awalnya Ryujin sudah ingin memakan makannya sendiri namun Jihoon tetap saja memaksa untuk menyuapinya.

Ah, benar benar sosok abang yang pengertian.

"Bagaimana dengan urusan sekolah?" Tanya Ryujin.

"Semuanya sudah beres. Pembully kamu sudah dikeluarkan dari sekolah. Tapi identitas kita sudah terbongkar" ujar Jihoon.

"Apa itu tidak apa apa?" Ragu Ryujin.

"Semuanya bakalan baik baik saja. Lagian sekarang Papa sudah membayar bodyguard untuk memantau kita dari jauh" sahut Jihoon.

Ryujin mengangguk faham "Ngomong ngomong, dimana Sahi Oppa?"

Jihoon tersenyum tipis "Dia lagi butuh waktu sendiri"

Ryujin menunduk sedih "Dia pasti marah sama aku bukan?"

"Dia tidak mungkin marah sama kamu. Oppa kamu itu memang cuek tapi dia cukup menyayangi kamu. Dia bahkan memukul orang orang yang sudah menyakiti kamu"

"Aku tahu kok. Sahi Oppa cuek tapi perhatian" sahut Ryujin tersenyum tipis.



Didepan gerbang sekolah TK, terlihatlah Rose yang sudah menunggu anak bungsunya. Dia datang kesana dengan hanya menaiki taksi karena dia malas untuk mengendarai mobilnya sendiri.

"Rose"

Rose mendongak menatap sosok yang memanggilnya "Juki"

"Menunggu Junghwan?" Tanya Juki basa basi.

"Iya"

Juki berganjak duduk disamping Rose "Dimana suami kamu?"

"Lagi kerja"

Juki mengangguk faham dan suasana hening mula menemani mereka membuat Rose merasa canggung.

"Bisa aku jujur?" Akhirnya Juki kembali bersuara.

"Jujur soal?"

"Perasaan aku. Walaupun kamu hanya menganggap hubungan kita dulu hanya main main, aku tetap saja mencintai kamu. Bahkan sampai sekarang"

"Juki, kamu sudah menikah"

"Aku tahu tapi aku tidak pernah mencintai dia. Aku menikahi dia gara gara perjodohan yang orang tua aku tetapkan. Hati aku masih saja menjadi milik kamu!"

"Tapi kamu harus mengerti kalau aku tidak mencintai kamu! Aku sudah menikah dan aku bahagia sama keluarga aku. Tolong lepaskan aku! Jangan biarkan nama aku ada dihati kamu lagi! Kamu juga berhak bahagia!"

"Dan kebahagiaan aku itu adalah kamu. Hanya kamu yang bisa membahagiakan aku!"

Rose mengusap wajahnya dengan kasar "Tolong move on. Hubungan kita sudah berakhir hampir 20 tahun yang lalu. Kamu juga tahu kalau aku hanya mempermainkan hati kamu tapi kenapa kamu tetap saja berharap sama aku?"

"Kamu saja bisa mendapatkan orang yang kamu cintai tapi kenapa aku tidak bisa?"

"Itu karena kisah kita berbeda! Aku mencintai Jisoo dan sekarang dia juga mencintai kamu!"

"Kamu yakin dia mencintai kamu? Bukannya dia masih mencintai Nara?"

Dahi Rose mengernyit "Bagaimana kamu bisa tahu soal Nara?"

"Aku mencari tahu soal masa lalu Jisoo" jujur Juki.

Rose mendengus "Hentikan! Jangan ikut campur urusan rumah tangga aku lagi. Kamu uruskan saja anak kamu itu"

"Aku akan melepaskan kamu tapi sebagai gantinya, kamu harus menemani aku makan siang" ajak Juki.

"Aku harus kerumah sakit untuk menjaga anak aku" tolak Rose.

"Aku tidak menerima penolakan"

Tanpa aba aba, Juki menarik pergelangan tangan Rose dengan kasar gara gara Rose yang terus meronta karena tidak ingin memasuki mobilnya.

"Lepasin aku Ki!" Marah Rose.

"Tidak sebelum kamu ikut sama aku!" Balas Juki berusaha membawa Rose memasuki mobilnya.

"Lepaskan tangan lo dari istri gue!" Suara dingin itu menghentikan langkah mereka.

"J-Jisoo" kaget Juki bahkan dia reflek melepaskan pergelangan tangan Rose.

"Ji" Rose bergegas menghampiri sang suami.

"Kamu tidak apa apa?" Tanya Jisoo khawatir. Dia terus menatap sang istri dan pandangannya tertuju kearah pergelangan tangan Rose yang sudah merah.

"Siapa yang memberi lo izin untuk menyentuh istri gue!?" Dingin Jisoo.

"J-Ji, ini bukan seperti yang lo fikirkan. Gue hanya ingin membawa Rose makan siang kok" jelas Juki dengan gugup.

"Gue paling benci sama orang yang berani mengganggu istri dan anak anak gue" geram Jisoo.

"Papa, Mama!" Junghwan berlari kearah mereka membuatkan Jisoo terpaksa menahan emosinya.

"Hai Sayang" Rose berjongkok menyamakan tingginya dengan Junghwan "Bagaimana sekolahnya?"

"Tidak seru. Pr nya banyak Ma" keluh Junghwan yang dibalas kekehan dari sang Mama.

"Nanti biar Papa bantu Uwan bikin pr nya" ujar Rose mengelus kepala sang anak.

Jisoo pula masih setia menatap kearah Juki dengan datar "Ini peringatan pertama dan terakhir dari gue. Jauhkan diri lo dari istri gue. Mendingan sekarang lo bawa anak lo pergi sebelum gue memukul lo didepan anak lo sendiri" dinginnya.

Dengan segera Juki beralih menggendong Luna lalu dia membawa anaknya itu memasuki mobil. Tidak butuh waktu yang lama, mobil yang dinaiki oleh mereka berlalu pergi meninggalkan perkarangan sekolah.











  Tekan
   👇

Mr ATM✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora