-2-

1K 151 15
                                    

Mobil yang dikendarai oleh Jisoo sudah terparkir didepan gerbang sekolah TK Junghwan.

"Kamu mau ikut keluar?" Tanya Rose.

"Kamu saja ya. Aku harus mengecek email" ujar Jisoo.

Rose mengangguk "Uwan, ayo pamitan sama Papa"

"Papa, Uwan sekolah dulu ya" pamit Junghwan.

"Iya boy. Jangan nakal nakal ya. Turutin bu guru" nasihat Jisoo beralih mengecup dahi sang anak.

Junghwan mengangguk patuh "Okey Papa" setelah mengecup pipi sang Papa, dia langsung berganjak keluar dari mobil diikuti oleh Rose yang akan menghantar Junghwan memasuki kelas.

"Sini sayang" panggil Rose menggandeng tangan sang anak.

Mereka berdua berjalan untuk menuju ke kelas Junghwan namun secara tiba tiba seorang pria bersama seorang bocah perempuan menghampiri mereka "Erm permisi"

"Iya?" Sahut Rose.

"Kamu Rose bukan?"

Rose memicingkan matanya untuk menatap sosok didepannya itu "Juki? Kamu Juki bukan!?"

Pria yang dipanggil Juki itu tersenyum "Ternyata ini benaran kamu. Bagaimana kabar kamu?"

"Aku baik baik saja" sahut Rose melirik bocah perempuan yang digandeng oleh Juki "Ini anak kamu?"

Juki tersenyum "Iya. Namanya Aluna. Bisa dipanggil Luna"

Rose ikut tersenyum "Ini anak aku, namanya Junghwan"

"Imut" puji Juki.

"Ngomong ngomong, dimana istri kamu? Apa kamu menghantar Luna sendirian?" Tanya Rose.

Raut wajah Juki mula berubah "I-Istri aku sudah meninggal setelah melahirkan Luna"

"Maaf. Aku tidak tahu" ujar Rose merasa bersalah.

"No, it's okay. Kamu juga tidak tahu si" balas Juki "Suami kamu juga dimana?" Tanyanya mengalihkan perbicaraan.

"I'm here" Jisoo tiba tiba menghampiri mereka dengan wajah datarnya.

"Kamu bilang kamu tidak ingin keluar dari mobil" bingung Rose.

"Apa kamu fikir aku bakalan biarin istri aku bersama cowok lain huh?" Balas Jisoo berbisik dengan penuh rasa cemburu.

Rose hanya bisa mendengus. Dia sudah terbiasa dengan sikap posesif suaminya itu.

"Erm Rose" panggil Juki tanpa mempedulikan Jisoo yang sudah menatap kearahnya dengan datar "Aku baru saja berpindah kesini jadi ini hari pertama Luna disekolah ini. Apa kamu tahu dimana ruangan guru?" Lanjutnya.

"Kamu masuk saja kedalam terus disamping kiri ada ruangan guru" jelas Rose.

Juki mengangguk faham "Baiklah, terima kasih. Semoga nanti Junghwan bisa berteman baik dengan Luna" setelah tersenyum tipis kepada Jisoo, dia langsung menggandeng Luna pergi dari sana.

"Ck" decak Jisoo dengan malas.

"Kamu tunggu dimobil saja. Biar aku yang menemani Uwan" ujar Rose.

"Tidak! Bagaimana kalau ada cowok yang godain kamu lagi?" Balas Jisoo, mode posesif.

"Aku sudah tua Chu, tidak akan ada yang godain aku lagi" ujar Rose dengan malas.

"Heyyy, kamu tuh masih cantik ya. Walaupun umur kamu sudah tua, kamu masih kelihatan seperti 20 tahun" balas Jisoo tidak berbohong.

Rose hanya bisa mendengus "Terserah kamu saja deh" malasnya "Ayo Uwan" keduanya mula memasuki kelas diikuti oleh Jisoo dibelakang.

Hah~

Posesif sekali bapak ini.

"Selamat pagi Uwan!" Sapa Haruto, teman Junghwan.

"Selamat pagi Haru" balas Junghwan.

"Dimana Mama kamu?" Tanya Rose.

"Mama sudah pulang. Dia harus menghantar Jaehyuk Hyung ke sekolah" sahut Haruto.

Rose mengangguk faham lalu beralih menatap sang anak "Uwan, Mama sama Papa pulang dulu ya" pamitnya.

"Okay Mama" balas Junghwan beralih mengecup pipi Rose yang sudah berjongkok itu.

Rose ikut mengecup dahi Junghwan sebelum berlalu pergi bersama sang suami.

"Kamu mau ikut aku ke perusahan?" Tanya Jisoo.

"Kamu hantarkan aku ke toko roti aku saja deh. Aku akan ke perusahan kamu pas jam makan siang"

Jisoo mengangguk faham sebelum menjalankan mobilnya menuju ke toko roti sang istri.

*

"Kamu serius?" Pertanyaan dari Jisoo membuat Yura, sekertarisnya itu mengangguk.

"Saya serius Sajangnim. Sudah saatnya saya melanjutkan kuliah saya. Tapi Sajangnim tenang saja, saya sudah menemukan sosok yang bisa menggantikan posisi saya" ujar Yura.

Buat pengetahuan semua, Yura adalah sekertaris baru Jisoo setelah Lisa mengundurkan dirinya 10 tahun yang lalu.

"Dimana pengganti kamu?" Tanya Jisoo.

"Dia ada diluar"

"Bawa dia masuk"

Yura berganjak keluar dari ruangan itu dan tidak lama kemudian dia kembali diikuti oleh sosok wanita dibelakangnya.

Deg

Raut wajah Jisoo sontak berubah "N-Naya"

"Miss me?" Tanya Naya.

"Erm, saya akan keluar" pamit Yura bergegas keluar dari sana.

"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Jisoo datar.

"Aku sudah dibebaskan Ji. Dan sekarang aku ingin meminta maaf atas semuanya. Aku sadar aku salah. Tidak seharusnya aku berdendam sama kamu" ujar Naya yang kelihatan sedih.

Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar "Dimana Daddy kamu?"

"Sudah 11 tahun Daddy meninggal Ji. Daddy meninggal di penjara" lirih Naya.

"Terus sekarang apa tujuan kamu kesini?"

"Aku ingin bekerja disini, sebagai sekertaris kamu"

"Kamu belum menikah?"

"Memangnya ada yang mau menikahi sosok jahat seperti aku?"

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Maaf Naya, aku tidak bisa membiarkan kamu bekerja disini"

"Tapi kenapa Ji? Kamu takut istri kamu cemburu?"

"Itu salah satu alasannya. Lagian aku juga tidak ingin bekerjasama dengan orang yang hampir menghancurkan masa depan aku. Aku hampir kehilangan Rose gara gara kamu dan aku tidak akan pernah lupa soal itu!" Ujar Jisoo penuh penekanan.

"Ji-"

"Stop Naya! Tolong menjauh dari keluarga aku! Aku tidak ingin rumah tangga aku hancur gara gara kehadiran kamu. Kalau bisa, tolong pergi jauh dari kehidupan aku!" Potong Jisoo dengan nafas yang memburu.

Tangan Naya terkepal emosi "Dan apa kamu fikir aku juga bisa lupa atas apa yang sudah kamu lakukan!? Kamu yang membuat aku harus dipenjara! Kamu yang membuat aku harus kehilangan kembaran dan Daddy aku!"

"Kematian Daddy kamu bukan gara gara aku! Dan soal Nara, semua itu sudah menjadi takdir! Apa kamu fikir aku memang sengaja ingin membunuh Nara? Lagian polisi juga sudah menahan sosok yang menyebabkan mobil aku kecelakaan!"

"Aku tidak peduli soal itu! Apa kamu fikir kamu sama keluarga kamu itu bisa bahagia? Ck, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Sentak Naya.

Tangan Jisoo terkepal "Jangan pernah menyentuh keluarga aku!"

Naya bersmirk "Wait and see" dengan santainya dia berganjak pergi dari sana meninggalkan Jisoo yang tersulut emosi.

"Aku harus melindungi Rose sama anak anak!" Gumam Jisoo.

Sial! Masa lalunya membuatkan keluarganya dalam bahaya!




Tekan
    👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now