-14-

774 108 20
                                    

Kali ini, ruang inap Ryujin kedatangan Grandpa dan juga Grandma nya. Tidak lupa juga dengan keberadaan keluarga sang Tante yang juga ikut bersama.

"Bagaimana ini bisa terjadi Ji?" Tanya Joohyun khawatir.

"Pembully itu fikir Ryujin siswi biasiswa makanya mereka membully Ryujin. Tapi sekarang Mommy sama Daddy tidak perlu khawatir, aku sudah membongkarkan identitas anak anak aku jadi tidak ada siapa siapa yang berani mengganggu mereka lagi" jelas Jisoo.

"Daddy tidak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi" tegas Seulgi beralih mengusap kepala cucu yeoja satu satunya itu.

"Ujin sudah tidak apa apa kok. Grandpa sama Grandma jangan khawatir" ujar Ryujin tersenyum ceria.

"Ponakan Tante ini memang kuat" timpal Yeri mengusap kepala Ryujin.

"Kalian semua di Korea sampai kapan?" Tanya Jisoo.

"Daddy sama Mommy bakalan seminggu" ujar Joohyun.

"Aku, Mark sama Jeno hanya 2 hari soalnya pekerjaan Mark tidak bisa ditinggalkan lebih lama si" ujar Yeri.

"Kamu tidak ada niatan buat punya anak lagi?" Tanya Jisoo merangkul adek iparnya.

Mark terkekeh kecil "Nanti saja deh Hyung. Lagian sekarang aku sama Yeri mau fokus sama Jeno duluan"

"Kamu tidak mau punya adek?" Jihoon bertanya kepada Jeno.

"Aku belum siap punya adek" jujur Jeno yang masih berusia 17 tahun itu.

"Kenapa?" Tanya Jihoon penasaran.

"Nanti Mommy sama Daddy tidak sayang sama aku lagi deh" polos Jeno.

Jihoon sontak terkekeh kecil "Hyung saja punya 3 adek loh. Dan mungkin Hyung bakalan punya adek ke4"

"Hyung tidak cemburu?" Tanya Jeno.

Jihoon menggeleng "Tidak. Mama sama Papa adil kok. Lagian punya adek itu seru tapi mereka sering menyebalkan si"

"Dihh, apa apaan itu" protes Ryujin "Aku adek yang baik ya, tidak menyebalkan"

"Itu juga gara gara kamu satu satunya adek cewek Oppa makanya Oppa perhatian banget sama kamu" balas Jihoon.

"Tapi nanti kita bakalan punya adek cewek lagi loh. Ujin sudah request sama Mama Papa" ujar Ryujin.

"Ngadi ngadi nih bocah" gumam Jihoon capek.




*

Setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit, Ryujin akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Sudah pasti kepulangan Ryujin membuat sang Mama langsung menyiapkan pelbagai jenis makanan untuk sang anak itu.

Dan sekarang mereka lagi menikmati makan siang bahkan Joohyun dan Seulgi ikut bersama. Sementara Yeri, dia sudah kembali ke Australia bersama keluarga kecilnya.

"Enak?" Tanya Rose mengusap pipi Ryujin.

"Enak banget Ma" sahut Ryujin "Akhirnya aku bebas dari makanan rumah sakit" lanjutnya bernafas lega.

"Anak anak, kalau kalian punya masalah, ceritakan semuanya kepada Papa ya" ujar Jisoo menatap kesemua anak anaknya.

"Baiklah Pa" sahut Jihoon mewakili adek adeknya.

Jisoo tersenyum sebelum kembali menikmati makanannya sementara Rose hanya diam tanpa memakan makanannya.

"Sayang" panggilan dari Jisoo menyadarkan Rose dari lamunannya.

"Iya? Kamu mau nambah?" Tanya Rose.

Jisoo menggeleng "Kenapa kamu tidak makan?"

"Aku tidak ada selera" jujur Rose.

"Kamu sakit?" Tanya Joohyun khawatir.

"Tidak Mom. Aku hanya lagi tidak ingin makan saja kok" ujar Rose yang tidak ingin sang Mommy khawatir.

"Ya sudah, kamu istirahat saja. Biar Mommy yang mengurus semuanya" ujar Joohyun.

"Mama istirahat saja. Nanti Ujin yang akan membantu Grandma" ujar Ryujin.

"Ayo Sayang" ajak Jisoo.

"Baiklah" akhirnya Rose bersama Jisoo berganjak kekamar mereka untuk beristirahat.

"Al, kepala aku pusing" adu Rose bersandar di headboard kasur.

"Sini" Jisoo menarik Rose agar bersandar didadanya. Dengan pelan dia memijit kepala istrinya itu.

"Nyaman" bisik Rose memejamkan matanya.

"Kenapa bisa tiba tiba sakit?" Tanya Jisoo.

"Mungkin hanya capek"

"Lagian kamu tuh overthinking mulu si. Seharusnya malam itu kamu istirahat, bukan melamun"

"Aku hanya memikirkan anak anak. Bagaimana kondisi mereka kalau aku tidak ada lagi nanti?"

"Tuh kan, kamu overthinking mulu si. Jangan ngomong soal itu lagi ya. Aku tidak sanggup mendengarkannya"

Rose mendongak menatap sang suami "Aku hanya memikirkan kemungkinannya Al. Aku takut tidak ada yang bisa mengurus anak anak setelah aku pergi nanti"

"Roseanne, stop. Aku tidak mau bahas soal ini lagi" Jisoo beralih mengecup kepala Rose "Aku belum siap untuk kehilangan kamu. Jadi jangan pernah bahas soal ini lagi ya"

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Arreosso. Sekarang aku mau tidur"

"Tidur saja. Aku akan menemani kamu"

Jisoo membaringkan dirinya dikasur lalu dia menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk sang istri. Kenyamanan yang diberikan olehnya itu membuatkan Rose mula dijemput kealam mimpi.

"Maaf kalau aku egois, tapi aku belum siap untuk kehilangan kamu" bisik Jisoo mengusap kepala sang istri.






Dibawah, terlihatlah Ryujin bersama Asahi yang membantu membereskan meja makan sementara Jihoon dan Junghwan menemani Joohyun dan Seulgi di ruang tamu.

"Jiun, bisa Grandpa bertanya sama kamu?" Tanya Seulgi.

"Grandpa mau nanya apa?" Tanya Jihoon.

"Apa cucu ganteng Grandpa yang ini belum punya pacar?" Tanya Seulgi sedikit menggoda.

Jihoon sontak terkekeh kecil "Belum kok. Tapi sekarang aku lagi memperjuangkan satu cewek yang aku cintai"

"Bagus. Kamu harus berjuang seperti Mama kamu yang berjuang mendapatkan Papa kamu" ujar Seulgi memberi semangat.

"Pasti!" Sahut Jihoon.

"Leora, aku akan berjuang untuk mendapatkan kamu" batinnya.















Cerita baru untuk Chaesoo Shipper sudah dipublish!

Ayo mampir

Sweet but PSYCHO

  Tekan
    👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now