-38-

1.3K 174 19
                                    

Hari demi hari berlalu dan Rose akhirnya diperbolehkan untuk pulang karena kondisinya sudah semakin membaik. Namun begitu, Jisoo tetap saja bersikap protektif. Dia tidak membiarkan Rose melakukan apa apa pekerjaan dimansion karena dia takut luka didada Rose kembali berdarah.

"Ehhh, mau kemana!?" Halang Jisoo menghentikan langkah Rose.

"Kebawah. Gue haus" jelas Rose.

"Lo istirahat dikamar saja. Biar gue bawakan minuman untuk lo" tanpa mendengar bantahan, Jisoo bergegas keluar dari kamar untuk mengambil apa yang diinginkan oleh istrinya itu.

"Berubah banget nih orang. Kesurupan deh" gumam Rose memutuskan untuk kembali duduk diatas kasur.

Tidak butuh waktu yang lama, Jisoo kembali dengan membawa nampan yang terdapat berbagai jenis minuman.

"I-Itu semua untuk gue?" Tanya Rose tidak percaya.

"Iya lah" sahut Jisoo.

"Lo fikir gue apaan huh? Gue hanya butuh air putih. Ngapain juga lo bawakan gue susu, coffee, air putih sama jus?"

Jisoo cengesan "Gue tidak tahu lo mau minum apaan makanya gue bawa semuanya"

Rose mendengus namun dia tetap mencicipi semua minuman yang dibawa oleh Jisoo untuk menghargai kebaikan suaminya itu.

"Sekarang sudah hampir jam makan siang. Lo mau makan apaan?" Tanya Jisoo.

"Lo mau masak?" Tanya Rose.

"Iya lah" sahut Jisoo.

"Gue lagi ingin steak deh. Apa lo bisa bikin?"

"Bisa kok. Lo tunggu ya"

"Gue akan tunggu diruang tamu saja"

Jisoo bergegas meletakkan nampan diatas nakas lalu tanpa aba aba dia menggendong Rose ala bridal style.

"Gue masih bisa jalan ya!" Protes Rose.

"Sudah, diam. Gue tidak mau lo capek" balas Jisoo membuatkan Rose mendengus dan hanya bisa pasrah.

Setibanya diruang tamu, Jisoo mendudukkan Rose disofa dan tidak lupa juga dia meletakkan bantal disamping Rose agar istrinya itu mendapatkan posisi yang nyaman.

"Apa lo fikir kaki sama tangan gue sudah tidak berfungsi huh?" Gerutu Rose.

"Gue hanya tidak ingin lo bergerak si. Bagaimana kalau luka lo kembali berdarah?" Sahut Jisoo.

Sebelum berganjak kedapur, dia mengelus kepala Rose dengan pelan. Hal itu sontak membuatkan pipi Rose bersemu merah namun Rose mati matian berusaha meneultralkan raut wajahnya.

"Posesif tapi gemesin" gumam Rose menatap kepergian Jisoo dengan terkekeh geli.

*

Rose bersama Jisoo sudah selesai menikmati makan siang mereka dan sekarang Jisoo lagi bersiap siap untuk ke perusahan karena dia tiba tiba saja mendapatkan panggilan dari sekertarisnya yang mengatakan kalau dia harus ke perusahan karena ada meeting dari wakil perusahan SR Entertainment.

"Gue ikut ya" pinta Rose.

"No. Lo harus istirahat" tolak Jisoo.

Rose memasang wajah sedihnya "Terus bagaimana kalau dada gue tiba tiba sakit? Lo tega gue kesakitan sendirian?"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah baiklah, lo bisa ikut sama gue"

"Yeayyy!" Rose melompat kecil sebelum berganjak memasuki ruangan ganti baju.

"Hehh! Jangan melompat!" Teriak Jisoo yang dibalas kekehan kecil dari sang istri.

"Seperti bocah saja si" gumam Jisoo ikut terkekeh.





30 menit kemudian, mereka akhirnya tiba di perusahan dan sudah pasti kedatangan mereka disambut dengan baik oleh sosok Lisa.

"Tuan Jung sudah menunggu didalam ruangan meeting" lapor Lisa.

"Baiklah, kamu ikut saya masuk kedalam" ujar Jisoo dibalas anggukan dari Lisa.

"Dan lo juga ikut gue masuk. Sudah saatnya gue memperkenalkan istri gue kepada rekan business gue" lanjutnya kepada sang istri.

"Lo serius? Lo tidak malu punya istri seperti gue?" Tanya Rose.

"Ngapain juga gue malu?" Sahut Jisoo merangkul pinggang Rose "Ayo" ajaknya membawa Rose memasuki ruangan meeting diikuti oleh Lisa dibelakangnya.

Deg

Rose menelan ludahnya dengan kasar ketika menatap sosok yang ada didalam ruangan meeting itu.

Ck, ternyata cowok itu adalah Jeffri, mantan pacarnya yang masih terobsesi dengannya.

"Jangan pedulikan dia" bisik Jisoo posesif.

Rose hanya mengangguk singkat. Sejujurnya dia merasa canggung ketika harus berdepan dengan sosok yang pernah menjadi masa lalunya.

"Selamat datang Tuan Jung" sambut Jisoo datar.

Jeffri tersenyum tipis "Ternyata perusahan saya akan bekerjasama dengan perusahan kamu"

"Kalau saja saya tahu perusahan kamu yang akan bekerjasama dengan perusahan saya, saya juga tidak akan menyetujui kerjasama ini" balas Jisoo.

"Kenapa? Kamu takut saya mengambil kembali hak saya?" Sinis Jeffri.

"Siapa yang kamu maksudkan!?" Kesal Jisoo.

"Rose. She's mine" balas Jeffri.

Nafas Jisoo memburu "Shut up! She's mine!"

"Lis" Rose berbisik memanggil Lisa "Lo hentikan mereka dong"

"Kok gue? Itu mantan lo bukan? Biarin saja deh. Gue juga ingin melihat suami lo cemburu" balas Lisa ikutan berbisik.

"Gue tidak ingin suami gue terluka ya" ujar Rose.

"Cie, posesif" goda Lisa.

Rose mendengus lalu ia menghampiri Jisoo "Ji, sudah"

"Rose, mendingan kamu kembali sama aku saja yuk. Aku bisa memberikan segalanya untuk kamu" bujuk Jeffri.

"Sudah Jef. Mendingan kamu jangan bikin keributan lagi" balas Rose.

"Mendingan sekarang lo pergi" usir Jisoo "Lisa, batalkan kerjasama ini" arahnya.

"Baiklah Sajangnim" sahut Lisa patuh.

Jeffri tersenyum sinis "Gue juga tidak ingin perusahan gue bekerjasama sama perusahan lo. Lihat saja, setelah lo kehilangan semua kekayaan lo ini, Rose pasti akan meninggalkan lo dan kembali kepada gue" smirknya.

"Brengsek!" Jisoo berteriak marah.

Bukannya takut, Jeffri malah terkekeh kecil lalu berganjak pergi dari sana dengan santai seakan tidak ada apa apa yang terjadi.









  Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang