-8-

659 123 8
                                    

Dengan langkah kaki yang terburu buru, Jisoo bersama Rose dan Junghwan memasuki rumah sakit untuk menuju keruangan UGD.

"Sahi" panggil Rose.

"Apa yang terjadi? Kenapa Ujin bisa masuk kerumah sakit?" Tanya Jisoo.

Asahi menunduk "Mianhe" lirihnya.

"Papa tidak butuh maaf, Papa butuh penjelasan" tegas Jisoo.

"A-Aku tidak tahu Pa. Aku ketemu Ujin yang hampir pingsan digudang sekolah. Tapi sebelum pingsan, dia bilang kalau dia dipukul" ujar Asahi merasa bersalah.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar. Sialan! Siapa yang sudah berani mengganggu keluarganya hah!?!

"Jangan merasa bersalah. Semuanya bukan salah kamu" ujar Rose mengelus kepala Asahi agar anaknya tidak terus menyalahkan dirinya sendiri.

Ceklekk

Pintu ruangan UGD dibuka dan keluarlah sosok Dokter Tion yang menangani Ryujin.

"Bagaimana kondisi anak saya Dok?" Tanya Jisoo khawatir.

"Kondisinya sudah stabil tapi ada beberapa memar dibadannya. Mungkin juga nanti Ryujin-ssi akan merasa sesak nafas setelah sadar karena ada memar didadanya. Saya fikir memar itu gara gara pukulan"

"Tidak ada yang serius?" Tanya Rose.

"Tidak Nyonya. Hanya saja Ryujin butuh banyak istirahat. Mungkin juga dia akan mengalami trauma ringan yang bisa mengganggu emosinya"




Kini mereka sudah didalam ruang inap Ryujin dengan pandangan mereka yang terus tertuju kearah sosok Ryujin yang terbaring lemes diatas kasurnya.

"Anak Mama pasti kesakitan. Maafkan Mama" gumam Rose mengelus kepala sang anak.

"Sahi" panggil Jisoo.

"Iya Pa?" Sahut Asahi.

"Papa tidak masalah kalau kamu bersikap cuek sama sekitar kamu tapi kamu jangan cuek sama keluarga kamu sendiri ya. Papa harap kedepannya kamu bisa melindungi Ryujin. Kalian itu berada disekolah yang sama dan Papa benar benar berharap sama kamu" nasihat Jisoo.

Asahi tersenyum tipis "Sudah pasti aku akan melindungi saudara aku. Dan aku akan membalas dendam atas apa yang sudah mereka lakukan kepada Ujin"

Ceklekk

Pandangan mereka tertuju kearah Jihoon yang memasuki ruang inap itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jihoon kaget ketika melihat kondisi adek ceweknya.

"Dia dibully disekolah" jelas Asahi.

"Tidak mungkin" bisik Jihoon dengan nafas yang tercekat.

"Siapa yang sudah berani menyakiti Ujin!?!" Tanya Jihoon dengan tangan yang sudah terkepal emosi.

"Kita harus menunggu Ujin sadar untuk tahu semuanya" sahut Jisoo.

Jihoon menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia bersumpah tidak akan memaafkan siapa siapa pun yang berani menyakiti keluarganya.

"Mama, kapan Nuna sadar?" Tanya Junghwan.

"Mama juga tidak tahu. Kenapa? Uwan kangen Nuna?"

Junghwan mengangguk sedih "Uwan kangen Nuna. Uwan janji akan melindungi Nuna setelah Uwan gede!"

Rose mengelus kepala Junghwan dengan senyuman tipis dibibirnya.

"Eungh" mereka semua sontak mendekati Ryujin ketika yeoja itu mengeluarkan lenguhannya.

"Princess, ayo bangun" panggil Jisoo.

Perlahan lahan Ryujin mengerjabkan matanya. Dahinya mengernyit ketika merasakan sakit disekujur badannya.

"Kalian" gumamnya.

"Siapa yang bikin kamu seperti ini?" Tanya Asahi.

Namun tidak ada sahutan. Ryujin memilih untuk terus bungkam.

"Ujin, ngomong sama Papa. Jangan takut Nak. Jujur saja semuanya" bujuk Jisoo.

"A-Apa Mama sama Papa tidak akan marah?" Tanya Ryujin takut takut.

"Tidak sayang. Kita tidak akan marah kalau kamu tidak melakukan kesalahan. Dan sekarang kita yakin kalau semua ini bukan salah kamu. Ceritakan saja semuanya. Jangan takut" ujar Rose dengan penuh pengertian.

Ryujin menggigit bibir bawahnya sebelum menjelaskan semuanya "S-Selama ini aku dibully. Uang saku aku selalu saja diambil oleh mereka. Mereka juga akan memukul aku kalau aku tidak mengikuti keinginan mereka"

"Kenapa mereka membully kamu?" Tanya Jihoon.

"Mereka fikir aku siswi biasiswa gara gara identitas aku yang tertutup. Mereka sering menghina aku. Mereka bilang aku tidak punya orang tua karena selama ini Mama sama Papa tidak pernah datang ke acara sekolah" sahut Ryujin.

Hati Jisoo dan Rose mencelos. Sudah pasti mereka merasa bersalah. Mereka menutupi identitas anak anak mereka itu agar anak anak mereka mendapatkan privasi namun sekarang yang terjadi malah sebaliknya.

"Siapa mereka itu!?" Tanya Asahi menahan emosinya.

"Mereka anggota geng Dark"

Tangan Asahi terkepal. Tanpa bersuara, dia langsung berganjak pergi dari sana dengan nafas yang memburu.

"Ma, Ujin takut. Ujin tidak mau kesekolah lagi" lirih Ryujin hampir menangis.

Rose berganjak duduk disamping Ryujin lalu dia membawa sang anak kedalam dakapannya "Tenang ya sayang. Soal ini biar Mama sama Papa uruskan. Mama janji, tidak akan ada siapa siapa yang akan berani mengganggu kamu lagi" ujarnya mengelus kepala Ryujin.

Setelah itu, Rose beralih menatap Jisoo "Besok kita ke sekolah Ujin untuk menguruskan semuanya"

Jisoo mengangguk "Aku juga tidak ingin anak anak brengsek seperti mereka bersekolah disana lagi. Akan aku bikin mereka menderita karena sudah mengganggu anak anak aku!" Gumamnya marah.









Untuk spoiler cerita baru ada di tiktok. Link ada di conversation aku

Sweet but PSYCHO 💋

~coming soon~

  Tekan
    👇

Mr ATM✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin