-15-

1.1K 172 10
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi namun Rose masih belum tidur. Dia sudah berusaha untuk tidur namun matanya tidak ingin diajak kerjasama.

Hah~

Sepertinya dia belum terbiasa. Tapi kenapa dia malah bisa tidur ketika menginap dimansion mertuanya itu? Apa mungkin gara gara dia tidur bersama Jisoo?

Ah, tidak mungkin!

"Ck, ahh!" Rose menggeram kesal. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamar. Mungkin segelas susu hangat mampu membantunya.

Baru saja ingin berganjak kedapur, dia malah mendengar suara yang tidak asing. Perlahan lahan dia mendekati pintu kamar Jisoo yang memang tidak ditutup dengan rapat.

"Hiks andwae! Maaf! Maafin aku"

Dahi Rose mengernyit ketika mendengar racauan Jisoo.

Dengan ragunya dia membuka pintu itu lalu berganjak menghampiri Jisoo.

"J-Jisoo" panggilnya.

Keringat sudah membasahi dahi Jisoo. Cowok itu terus saja meracau tanpa membuka matanya "Hiks maafin aku Sayang" air matanya bahkan sudah mengalir keluar.

"Jisoo" panggil Rose berganjak duduk disamping Jisoo. Dia mengusap kepala Jisoo dengan lembut "Tenanglah" bisiknya.

Rose tidak tahu apa yang dia lakukan. Dia hanya mengikuti kata hatinya untuk menenangkan sang suami.

"Tidak ada apa apa yang terjadi. Tenanglah" bisik Rose lagi.

Akhirnya racauan Jisoo terhenti. Cowok itu kelihatan sudah tenang.

Baru saja Rose ingin bangkit, Jisoo malah memegang tangannya tanpa membuka matanya "Andwae, jangan pergi" lirihnya.

"Dia mimpi?" Gumam Rose bingung.

Tanpa melepaskan genggaman tangan mereka, Rose ikut membaringkan dirinya disamping Jisoo. Ditatapnya wajah tampan Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan "Andai saja lo mencintai gue, pasti gue bakalan menjadi manusia yang paling bahagia di dunia ini" lirihnya.

Rasa kantuk mula menghampiri Rose sehingga tidak butuh waktu yang lama, dia akhirnya tertidur.








Pagi harinya, Jisoo mula terbangun dari tidurnya ketika merasakan ada sesuatu yang menimpa badannya. Dia mengerjabkan matanya berkali kali untuk memastikan siapa sosok yang sudah memeluk dirinya itu.

"Rose?" Gumamnya dengan pelan.

"Eungh" Rose menggeliat kecil. Bukannya bangun, dia malah memeluk Jisoo dengan semakin erat.

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar ketika merasakan hembusan nafas Rose dilehernya. Sudah pasti jantungnya terus berdetak dengan kencang.

"R-Rose" Jisoo berusaha membangunkan istrinya itu.

"5 menit lagi Ji" ujar Rose tanpa membuka matanya.

Akhirnya Jisoo membiarkan Rose untuk melanjutkan tidurnya. Lagian jam juga masih menunjukkan pukul 5 pagi jadi mereka masih punya banyak waktu sebelum berangkat bekerja.

Untuk beberapa detik, Jisoo kembali terpesona dengan wajah polos Rose. Dielusnya pipi gembul Rose itu tanpa sadar "Pipinya menggemaskan" gumamnya terkekeh geli.

"Lo pasti akan mendapatkan cowok yang lebih baik dari gue. Tapi, kenapa gue seakan tidak rela untuk melepaskan lo?" Lirih Jisoo dengan pelan.




*

Suasana dimeja makan menjadi hening. Keduanya hanya fokus memakan sarapan mereka dengan perasaan aneh dihati mereka.

"Erm Rose" Jisoo akhirnya memecahkan keheningan.

"I-Iya?" Gugup Rose.

Jisoo berdehem sebelum menatap Rose dengan serius "Kenapa lo bisa tidur bersama gue?"

Rose membalas tatapan Jisoo. Dia membasahi bibir bawahnya sebelum menjawab pertanyaan dari Jisoo "Tadi malam gue tidak bisa tidur. Gue keluar kamar untuk bikin susu hangat tapi gue mendengar suara dari kamar lo. Pintu kamar lo tidak ditutup dengan rapat makanya gue bisa mendengar suara itu"

"Suara apa?" Bingung Jisoo.

"Lo meracau bahkan lo juga menangis. Gue sudah menenangkan lo tapi pas gue mau kembali kekamar, lo malah memegang tangan gue. Lo bilang jangan pergi jadi gue menemani lo deh. Maaf kalau gue lancang" jelas Rose tersenyum kaku.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Mimpi itu kembali" lirihnya.

"Mimpi apa?" Tanya Rose.

"Lo tidak perlu tahu soal itu. Yang pasti, selama ini hanya Naya yang bisa menenangkan gue"

"Lo pernah menginap sama Naya?!"

Jisoo menatap Rose dengan datar "Jangan mikir aneh aneh! Gue hanya menelfon dia dan suara dia yang menenangkan gue"

Rose mencebik "Tapi tadi malam gue juga bisa menenangkan lo tuh"

Jisoo bungkam. Dia juga merasa bingung si. Kenapa dia bisa tenang hanya dengan Rose disisinya?

"Gue berangkat duluan" pamit Jisoo mengalihkan perbicaraan "Ayo gue hantar lo"

"Tidak perlu. Gue bisa jalan kaki saja. Gue tidak ingin mobil lo kotor gara gara manusia yang menjijikkan seperti gue" tolak Rose.

"Roseanne" panggil Jisoo. Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar "Gue sudah minta maaf soal itu bukan?"

Rose terkekeh kecil "Baiklah baiklah, gue hanya bercanda kok" dia bangkit lalu bergegas membereskan piring kotor yang sudah mereka gunakan.

"Gue panaskan mobil duluan" ujar Jisoo berganjak keluar dari mansion.

Setelah selesai dengan urusannya, Rose bergegas menyusul Jisoo. Tidak lupa juga dia mengunci pintu mansion duluan agar tidak ada perampok yang bisa memasuki mansion mereka.






Tekan
   👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now