-11-

1K 165 18
                                    

Pagi harinya, Rose bangun awal seperti biasa karena dia harus segera menyiapkan sarapan. Walaupun mansion keluarga Jisoo itu sudah mempunyai pembantu, tetap saja Rose harus menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

"Ji, bangun" dia membangunkan Jisoo setelah selesai bersiap siap.

Jisoo mengerjabkan matanya "Sudah jam berapa?"

"Setengah 7. Lo siap siap sekarang. Gue bakalan bikin sarapan dibawah" ujar Rose.

Dahi Jisoo mengernyit "Untuk apa lo siapkan sarapan? Sudah ada Bibi bukan?"

"Gue hanya ingin menjalankan tugas gue sebagai istri walaupun lo tidak menganggap gue sebagai istri lo" jawab Rose membuatkan Jisoo bungkam "Ngomong ngomong, baju lo sudah gue siapkan" lanjutnya sebelum berganjak keluar dari kamar.

Jisoo menatap kepergian Rose dengan tatapan yang sulit diartikan "Kenapa gue jadi tidak tega untuk menyakiti sosok sebaik elo?" Lirihnya.








"Wah, Nyonya Muda pintar memasak ya" puji Bibi Hyo.

Rose tersenyum tipis "Biasa saja Bi. Dulu aku tinggal sendiri makanya aku harus mandiri" ujarnya membuatkan Bibi Hyo tersenyum.

"Tapi sekarang Nyonya sudah tidak bersendirian lagi. Nyonya sudah punya suami yang bisa menjadi sandaran Nyonya"

"Sandaran? Tidak mungkin" gumam Rose dengan pelan.

Beberapa menit kemudian, mereka mula menghidangkan makanan yang dimasak itu dimeja makan. Aroma masakan juga tercium dengan jelas memenuhi mansion.

Tidak butuh waktu yang lama, Joohyun bersama Seulgi berganjak turun dari lantai atas.

"Loh Rose. Kamu sudah bangun?" Tanya Joohyun.

"Sudah Mom" sahut Rose.

"Seharusnya kamu istirahat saja. Biar Mommy yang membantu Bibi memasak" ujar Joohyun.

"Tidak apa apa kok Mom. Lagian aku sudah terbiasa" balas Rose.

Joohyun dan Seulgi tersenyum. Ah, ternyata pilihan mereka untuk menjadikan Rose sebagai menantu adalah pilihan yang tepat.

"Aku akan memanggil Jisoo duluan" pamit Rose bergegas menuju kekamarnya.

Dia melihat sosok Jisoo yang masih mengeringkan rambutnya didepan meja rias.

"Masih lama?" Tanya Rose.

"Sebentar" sahut Jisoo.

Rose menghampiri Jisoo. Dia mengambil sisir lalu menyisir rambut sang suami tanpa mengeluarkan suara.

"Gue bisa sendiri kali" ujar Jisoo.

"Bodo amat" balas Rose.

Jisoo memilih untuk diam dan membiarkan Rose menyisir rambutnya. Tatapan matanya terus tertuju kearah pipi gembul sang istri. Gemesin banget!!!

"Gue tahu gue cantik" ujar Rose membuyarkan lamunan Jisoo.

"Dih, halu banget loh" ujar Jisoo dengan malas.

Rose mendengus. Dia mengambil dasi Jisoo lalu memakaikannya kepada sang suami.

Uhukkkk

Jisoo terbatuk ketika Rose menarik dasi dengan kencang seakan mencekiknya.

"Lo mau membunuh gue!?!" Kesal Jisoo.

"Anggap saja seperti itu" santai Rose "Dan nanti gue bakalan menjadi janda kaya" lanjutnya.

"Kalau gue mati, lo orang pertama yang akan gue hantui" ujar Jisoo.

"Tidak takut tuh" balas Rose merapikan dasi sang suami "Ayo turun. Mommy sama Daddy sudah menunggu dibawah" lanjutnya.

Jisoo sontak menggandeng tangan sang istri "Agar Mommy sama Daddy tidak curiga" ujarnya dibalas dengusan kecil sang istri.





"Cie, gandengan saja nih" goda Yeri yang sudah berada dimeja makan bersama Seulgi dan Joohyun.

"Iri bilang bos" ledek Jisoo.

Yeri mendengus "Aku tidak mungkin iri lah. Yang ada aku senang melihat Oppa sama Eonnie seperti ini"

"Betul. Mommy juga senang melihat kalian seperti ini. Mommy harap kalian bisa mempertahankan rumah tangga kalian ini ya" timpal Joohyun.

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar sebelum mengangguk dengan kaku.

"Ayo sarapan. Daddy sudah tidak sabar untuk memakan sarapan yang dimasak oleh menantu kesayangan Daddy" ujar Seulgi.

Jisoo sontak menatap Rose "Jadi ini semua lo yang masak?"

Rose mengangguk "Iya"

"Ji. Masa ngomong lo-gue sama istri si" tegur Seulgi.

Jisoo mengusap tengkuk belakangnya dengan kaku "Maaf Dad. Jisoo belum terbiasa"

"Jangan diulangi" ujar Seulgi membuatkan Jisoo mengangguk.

Mereka akhirnya menikmati sarapan dengan tenang dengan Joohyun, Seulgi dan Yeri yang terus memuji masakan Rose.

"Kamu memang pintar memasak. Sepertinya Jisoo bakalan gendut nih" ujar Joohyun dibalas kekehan kecil dari Rose.

"Biasa saja si" sambar Jisoo seakan tidak tertarik sama masakan Rose.

"Dih, katanya biasa tapi kok nambah?" Balas Yeri meledek.

Jisoo sontak tersadar. Astaga, ternyata dia sudah hampir menghabiskan 2 piring makanan yang dimasak oleh sang istri.

Rose menatap Jisoo dengan ledekannya membuatkan Jisoo mendengus.

"Jangan terlalu gengsi Ji" ujar Seulgi menggoda sang anak.

"Siapa juga si yang gengsi. Lagian masakan dia memang biasa saja. Masakan Naya bahkan lebih enak" balas Jisoo tanpa sadar.

Raut wajah Rose sontak berubah dan sudah pasti mertuanya menyadarinya.

"Jisoo" tegur Joohyun "Omongan kamu harus dijaga dong! Jaga hati istri kamu. Dia juga punya perasaan!" Marahnya.

"Tidak apa apa Mom" timpal Rose tersenyum palsu "Aku memang tidak sebaik masa lalu Jisoo" lanjutnya.

"Tidak tidak. Kamu bahkan lebih baik berbanding Naya" sambar Joohyun dengan cepat.

Dia beralih menatap Jisoo "Kamu lupa kalau kamu pernah masuk rumah sakit gara gara memakan masakan Naya huh?"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Aku tahu Mommy tidak menyukai Naya tapi tolong jangan menjelekkan dia" ujarnya.

Dia bangkit menatap Rose "Ayo pergi" datarnya sebelum berganjak pergi memasuki mobilnya.

Dengan buru buru Rose bangkit "Aku pergi duluan" pamitnya sebelum berganjak menyusul Jisoo.

"Astaga. Anak itu selalu saja belain Naya" keluh Joohyun.











Tekan
  👇

Mr ATM✅Where stories live. Discover now