Prologue

339 21 0
                                    

Kanala Btari Sora mengumumkan pernikahan.

Entah siapa yang menyebarkan dan dari mana awal mula penyebaran rumor ini berasal, tetapi katanya, jika Kanala menikah, maka gadis itu akan berhenti menulis. Dengan kata lain, jutaan pembaca akan kehilangan sosok yang bertahun-tahun menemani mereka merayakan patah hati.

Barangkali, karena itulah kabar pernikahannya sedikit menghebohkan dunia susastra.

Apalagi ada desas-desus lain yang menyebutkan bahwa separuh usia Kanala dihabiskan untuk mencintai satu pria yang sama—yang kabarnya karena satu dua alasan, pria itu tidak bisa hidup bersamanya. Karena itu orang-orang, khususnya pembaca Kanala, bertanya-tanya siapa pria kurang beruntung yang akhirnya menikah dengan penulis itu.

"Jadi, siapa cowok kurang beruntung itu?"

Kanala menghentikan langkah tepat di depan halte tempat dia biasa menunggu bus—sesaat gadis itu menghirup udara Jakarta menjelang tengah malam yang hingga malam ini, masih menjadi Jakarta yang disukainya. Akhir-akhir ini Kanala sering mendapat pertanyaan yang sama dari rekan-rekan di kantor, teman-teman lama, bahkan tetangganya.

"Ayolah, Der. Kekuranganku yang paling terkenal tuh cuma buat brownies dengan rasa yang aneh," keluh Kanala.

"Bukan. Bukan," ralat Deria. "Maksud gue tuh, lo kan... gini, berapa persen kira-kira kesempatan dia buat menempati hidup lo?"

"Astaga, Der! Kamu nelpon aku tengah malem cuma buat nanya itu? Bulan depan aku udah mau nikah, loh."

"Gue khawatir, tau! Gue khawatir dia berakhir sama kayak cowok-cowok yang ngajakin lo serius selama ini."

"Ini udah terlalu jauh, Der. Kamu pikir dia bakal bernasib sama?"

"Ya... siapa tau? Gosip tentang lo kan ada benernya. Djakarta, Pukul 11.11 gak akan se-best seller itu kalau lo nulisnya setengah hati."

Kata orang-orang, akan selalu ada ujian di hari-hari menjelang pernikahan. Kanala pikir, Deria mungkin salah satunya. Namun, tak lama setelah sambungan telepon dengan Deria terputus dan bus yang ditunggu-tunggu Kanala tiba, ujian yang sesungguhnya datang menyapa.

"Kanala."

Sama seperti cinta yang menemukannya di bawah tiang bendera, Djakarta, Pukul 11.11 yang sudah dia simpan rapi, kini menyapanya kembali.

***

Djakarta, Pukul 11.11Where stories live. Discover now