chap 5

45 11 0
                                    

Sepulang sekolah,Lana berencana untuk mengajak teman-temannya memberikan selamat kepada kakak-kakak komplek yang sudah wisuda hari ini.

"Nanti ketemu dilapangan ya,Andra nanti tolong kamu panggilkan Dimas ya"

Kenapa bukan Lana yang memanggil?

Sebab Lana dimintai kakaknya Gafar untuk memberikan kejutan ke Gafar saat dia bermain dengan temannya dilapangan,alhasil sepulang sekolah Lana harus langsung ke rumahnya Gafar.

"Kata ibuku bukannya kak Dimas pindah hari ini ya?"

Pindah?

Berita dari mana?bahkan Dimas sendiri tidak memberitahu apapun semalam pada Lana.

"Iya,katanya sih pindah sekarang"

Lana yang tidak percaya lantas pergi meninggalkan teman-temannya.

Dia berlari sambil menahan tangis.

Dan sampailah di depan rumah Dimas,terlihat rumahnya sepi bahkan sama sekali tidak ada barang apapun didepan rumah.

Saat itu juga Lana menangis sesegukan,"kenapa gak bilang apa-apa semalam?sengaja kamu Dim?"

Dengan langkah lemah,Lana pulang kerumah.

"Mama kenapa gak ngasih tau aku kalau Dimas pindah sekarang?"

Mama Ratih yang sedang menjahit dikagetkan dengan suara Lana yang bergetar seperti menahan tangis.

"Mama kira Dimas sudah memberi tahu kamu"

"Belum ma,dia pindah kemana?ayo kita kesana ma"

Melihat anak gadisnya sedih membuat mama Ratih tak tega.

"Mereka pindah jauh nak"

Lana semakin menangis,lalu ia pergi menuju kamarnya.

"Jadi kamu kasih kalung ini sebagai tanda perpisahan?tau gitu aku gak menerimanya" ucap Lana pada kalung liontin yang dipegangnya saat ini.

Flashback off

🌬🌬🌬

"Lana,ayo bangun udah pagi"

Entah apa yang membuat Lana sampai bangun kesiangan,biasanya dia tidak pernah bangun melewati jam 5 pagi.

"Sebentar ma,badanku rasanya capek semua"

Sebenarnya kemarin malam usai berbincang dengan Dimas,Lana berniat  untuk langsung istirahat namun niat tersebut tertunda lantaran sang mama yang meminta dia untuk berkeliling kampung sini ditemani Dimas.

"Nanti tidur lagi,gak enak dirumah orang bangun siang"

"Iya...iya..."

Dengan berat hati Lana bangun,lalu mengambil baju ganti sekalian mandi.

"Mau mandi?" tanya Dimas.

Sungguh Lana terpanah dengan Dimas versi sekarang,bayangkan saja dia sudah rapi dengan baju biru muda lengan panjang dipadukan dengan celana panjang warna hitam dengan rambut yang masih acak-acakan serta basah.

"Eh...iy...iya mas" Lana merasa aneh dengan dirinya sendiri sampai-sampai menjawab pertanyaan saja dengan terbata-bata.

"Dibelakang sedikit licin,awas terpleset ya" ucap Dimas mewanti-wanti.

Mungkin karena masih didesa,jadi kamar mandi disini masih berada dibelakang bahkan terpisah dari rumah.

"Mas mau berangkat?"

"Iya"

"Eh...itu...eh...rambutnya keringin dulu mas"

"Oh...iya aku lupa" jawab Dimas malu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Can'(t) We Back AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang