chap 21

16 4 0
                                    

Flashback On

"Lo serius La pernah pacaran sama tetangga sendiri?" Sarah sedikit tidak percaya bahwa temannya ini pernah berpacaran dengan tetangganya sendiri,

Lana sudah menebak kalau temannya ini pasti tidak percaya,"ngemehin gue lo?!"

"Untung lo gak ketahuan orang tua ya" aneh saja bagi Sarah jika menjalin hubungan dengan tetangga sendiri.

"Ya enggak dong kan kita mainnya aman" kata Lana dengan cengiran diwajahnya.

Tahun ini Lana memasuki tahun terakhir dalam sekolah menengah pertama yang dimana sebentar lagi dia akan menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas.

"Tapi bisa dibilang gue sama dia gak pacaran sih,eh...gimana ya jelasinnya intinya gini dia tembak gue,gue terima tapi saat itu gue juga masih sd jadi ya mungkin kayak cinta monyet"

"Pantas aja lo player orang dari sd udah pacaran"

"Gue kayak gitu juga gara-gara dia"

Sudah biasa memang Lana dicap seperti itu,Lana sendiri memang memiliki sifat yang bisa dibilang friendly maka jika banyak cowok yang berusaha mendekatinya.

Selain itu juga,Lana membuktikan bahwa dia harus bisa menghapus Gafar dari kehidupannya walaupun rencana tidak sesuai dengan ekspektasi.

Ditengah percakapan mereka tak terasa jam sudah menunjukkan waktunya untuk pulang,"lo bawa sepeda kan?"

"Iya Sar,bareng ya ke penitipan"

"Oke"

Sudah terbiasa Lana pulang sendiri karena arah rumah Lana dan Sarah berbeda,"rasanya malas banget lewat gerbang depan" malam nanti di komplek Lana akan ada acara syukuran,banyak sekali warga yang sedang membantu memasang tenda,ada juga ibu-ibu yang sibuk dengan masakannya.

Lana memutuskan untuk lewat gerbang belakang walaupun jaraknya lumayan jauh dari rumahnya,"astaga!!"

Hampir saja Lana jatuh jika dia tak menahan keseimbangannya,"sama cewek mana lagi dia?"

Barusan Lana dikejutkan oleh Gafar yang membawa motornya dengan kecepatan lumayan tinggi,sudah tau ada belokan tapi masih saja digas untung Lana tidak kenapa-kenapa.Lana melihat Gafar membonceng cewek yang Lana tau pasti wajah cewek tersebut sangat berbeda dengan cewek yang biasanya Lana lihat.

"Ma,aku pulang"

"Langsung makan kak,mama mau bantu ibu-ibu masak dulu buat acara nanti"

"Oh iya kak,nanti anak karang taruna mau buat persembahan katanya.Kamu ikut nggak?"

"Nggak ma,aku besok ada ujian"

"Iya sudah nanti mama yang bilang ke mereka.

Untung saja mamanya pengertian,selain beralasan untuk belajar alasan Lana tidak ikut adalah untuk tidak bertemu Gafar.

Flashback Off

🌬🌬🌬

Pagi ini sekujur tubuh Lana rasanya sangat sakit,"kak kamu demam,kok bisa sih?!"

"Ya bisalah ma,aku juga manusia"

Padahal rencananya hari ini Lana mau mengajak mamanya untuk berkeliling kota kalimantan,tapi sepertinya akan gagal karena demam yang menyerangnya.

Mama Ratih masuk ke kamar sambil membawa semangkuk bubur ayam,"ma...aku gak mau makan sekarang" rengek Lana.

"Kamu tuh ya!!makan biar cepat sembuh!kasian Dimas sudah belikan buburnya tapi kamu gak mau makan"

"Mama...kenapa jadi ngerepotin mas Dimas,dia kan mau berangkat kerja ma kok malah mama suruh"

"Dimas sendiri yang minta"

"Kak,nanti mama mau antar tante Rima ambil obat dulu ya kamu tau kan Dimas hari ini kerja"

"Iya ma,mama tolong bilang tante Rima aku gak bisa anter"

Tak lama tante Rima masuk ke kamar Lana,mendekat ke arah Lana lalu menaruh telapak tangannya di dahi Lana,"kamu istirahat aja ya,mbak biar aku berangkat sendiri aja"

"Jangan tante,Lana gak papa kok di rumah sendiri"

"Yasudah,kamu hati-hati dirumah kalau ada apa-apa telfon tante"

Mama dan tante Rima baru saja berangkat,sedari tadi Lana tidak melihat batang hidung Dimas,"masa dia gak tau kalau aku lagi sakit?"

Lana tidak mau menambah beban pikirannya dengan hal-hal yang tidak berguna,lebih baik ia meneruskan istirahatnya yang tertunda tadi.

Namun ditengah mimpinya,ia merasa kehausan jadilah Lana harus bangun mencari air minum,"kok rasanya pusing banget ya kepalaku...sstt....isst...sakit baget" ucapnya sambil memegang kepala.

Alhasil belum sampai dapur,Lana sudah ambruk.

Sementara ditempat Dimas bekerja,ia harus dihadapkan dengan ocehan bosnya yang merusak kendang telinga.

"Bang kamu kudu ambil berkasnya,tunjukkan saja ke bos biar dia kicep" Dimas mengiyakan usulan temannya,akhirnya ia pergi pulang untuk berkas tersebut.

Baru saja Dimas datang dan membuka pintu,ia langsung dikagetkan oleh Lana yang tergeletak di lantai,"Lana!!La bangun Lana!!" Dimas menggoyangkan badan Lana namun tak ada respon darinya.

Akibat tak ada respon dari Lana,Dimas akhirnya menggendong Lana ke rumah temannya yang bekerja sebagai dokter dipuskesmas desanya.

Banyak sekali sepasang mata yang memperhatikan Dimas dan sesekali ada tetangga yang menanyakan.

"Raf....Rafa...." teriak Dimas didepan rumah Rafa.

Rafa yang mendengar terikan Dimas,langsung berlari untuk mempersilahkan Dimas masuk,"baringkan diranjang dulu,aku mau ambil alatnya"

Dimas pun menidurkan Lana diranjang  sambil sesekali mencoba membangunkan Lana,"panas banget kamu La" kata Dimas seusai ia menyentuh dahi Lana.

Tak butuh waktu lama,Rafa masuk dengan membawa peralatan medisnya.Rafa memeriksa dengan stetoskop,"trombositnya turun ini,faktornya bisa jadi kurang tidur,makan gak teratur"

"Aku panggilkan teman di puskesmas biar dibawa saja ke sana untuk di infus" lanjut Rafa.

Dimas menganggukan kepalanya menerima usulan Rafa,"La bangun dong" kata Dimas seraya mengelus tangan Lana.

🌬️🌬️🌬️

Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now