chap 24

14 4 0
                                    

Setelah memakan waktu setengah jam,akhirnya Gafar sampai di puskesmas dimana Lana diperiksa,"terima kasih pak,nanti saya hubungi lagi kalau sudah selesai" Gafar tau alamat puskesmas dan juga ruangan Lana dari mamanya Lana walaupun lewat Sarah.

Waktu itu Gafar memaksa Sarah untuk memberitahu semuanya tentang Lana dan Gafar berhasil mengetahui semuanya.

Tanpa mengetuk pintu,Gafar langsung masuk.Sempat dia terhenti sebentar saat melihat Lana tidur sambil menggenggam tangan Dimas,"Alana..." Gafar mendekat kearah Lana,dia tidak peduli kalau mengganggu waktu tidur Lana.

Belum juga Gafar mendaratkan tangannya di kepala Lana,tangan Dimas dengan cepat mencegahnya.

Sebelum Gafar membuka pintu ruangan,Dimas sudah bangun namun dia hanya pura-pura tidur saja karena tidak mau menganggu Lana yang sedang tidur sambil menggenggam tangannya.

"Bagaimana anda bisa kesini?" Dimas menatap tidak suka kearah Gafar.

Gafar melepas paksa tangannya dari cekalan Dimas,"bukan urusan anda!"

Mendengar keributan,Lana lantas membuka matanya.Lana mengerjapkan matanya lalu melihat sekeliling dan matanya terhenti saat melihat Dimas berbicara dengan pria...

"Lana,kamu sudah bangun?" tanya Gafar dan langsung mendekat ke arah Lana.

"Stop!!" ucap Lana.

"La...kasih aku kesempatan lagi" Gafar tau kalau dirinya memang brengsek karena telah memainkan hati banyak wanita,namun semua sudah terlanjur dia lakukan demi Alana.

Lana memegang kepalanya,"kesempatan apa?bahkan kamu sudah menjadi milik wanita lain,kesempatan apa yang dapat aku berikan?" Lana berbicara dengan nada sedikit membentak saat ini.

"Aku bisa jelasin semuanya masalah kita dulu La"

"Penjelasan apa?dulu itu semua cuma permainan aja karena kita masih kecil!!bahkan aku gak pernah anggap serius waktu itu" jelas sekali Lana bohong saat ini,mengingat dia masih gagal move on dengan cinta pertamanya itu.

"Kamu salah La!!aku dulu menganggap semua itu serius!tolong berikan aku waktu buat menjelaskan"

Dimas bahkan tidak bisa menyela omongan diantara pertengkaran mereka.

Bunyi ketukan pintu menghentikan mereka yang debat pada saat itu,"permisi maaf ganggu,aku cuma mau panggil mas Dimas" kata wanita itu.

"Ada apa Van"

"Dipanggil Abi"

Kenapa disaat yang tidak tepat,"La,saya pergi sebentar ya kalau ada apa-apa hubungi saya" dengan berat hati Lana menganggukkan kepalanya.

Padahal Lana ingin Dimas menemaninya sampai Gafar pergi dari hadapannya,"mending sekarang kamu pergi,gak ada yang perlu dijelaskan" usir Lana ke Gafar.

"Aku udah cerai,jadi kamu gak perlu merasa sungkan karena aku bukan milik siapa-siapa saat ini" kebohongan apa lagi yang Gafar katakan hanya demi bisa menyakinkan Lana.

"La...." mereka berdua dikejutkan dengan suara Sarah yang nyaring sekali.

Sarah memeluk Lana,"kok bisa sakit sih?kenapa gak ngabarin?!"

"Lo kira gue robot gak bisa sakit"

Lana kaget,karena Sarah membawa Aldo dan juga Dania asistennya,"mbak,gak kangen sama asistennya yang cetar ini?" Lana terkejut saat melihat Abeng yang juga ikut bersama Sarah.

"Makasih ya kalian semua udah datang" ucap Lana.

Gafar terpaksa tidak melanjutkan pembicaraannya,takut Lana tidak nyaman juga,"oh iya,kalian langsung pulang atau disini dulu" Lana lupa menyakan hal itu ke temannya.

"Ya disini dululah,capek tau La perjalanan lama banget"

"Kalian nginap dimana?barengan aja,oh iya sekalian pesenin tiket gue sama mama"

"Dihotel La mana gratis juga"

"Kok bisa?"

"Dia yang bayarin" kata Sarah sambil menunjuk ke arah Gafar.

"Astaga,kirim no rekening kamu ke aku mas biar aku kembalikan" tegas Lana.

"Tidak perlu" jawab Gafar.Seketika suasana menjadi hening.

Tak selang beberapa lama dari kepergian Dimas,mama Ratih dan tante Rima datang membawa makanan untuk Lana dan teman-temannya,"ayo makan yang banyak jangan sungkan"

Pagi ini,selesai semua sarapan.Lana dibantu teman-temannya untuk beberes karena hari ini Lana sudah diperbolehkan untuk pulang.

Mereka semua pergi menuju rumah Dimas.Namun saat tiba di rumah Dimas,Lana tidak melihat batang hidung pria itu.

'Kemana dia pergi sama perempuan itu?' batin Lana.

Fyi,Gafar sengaja tidak ikut ke rumah Dimas karena siang nanti dia ada jadwal meeting walaupun secara zoom online.

"La,kok gak kelihatan Dimas?kemana orangnya?"

"Gak tau Sar,kayanya ada urusan"

Dimas saat ini berada di rumah Vana,dia dipanggil abinya Vana untuk membicarakan perihal perjodohan antara dia dan Vana.

"Abi gak mau menunda lagi Dim,segeralah kamu menikahi Vana"

Tidak segampang itu untuk menjawab permintaan abinya Vana,karena disisi lain Dimas terlanjur menaruh hati ke Lana bahkan ia berencana untuk mengutarakan perasaannya ke Lana dalam waktu dekat.

"Tolong berikan saya waktu lagi bi untuk menjawabnya" Dimas tak ingin salah mengambil keputusan karena bagaimanapun pernikahan bukanlah permainan bagi Dimas.

"Vana tau mas Dimas pasti suka kan sama wanita itu" Dimas tau wanita yang dimaksud Vana adalah Lana.

Dimas tidak tahu harus menjawab apa,alhasil sikap Dimas membuat Vana kesal dengan penuh emosi Vara keluar dari rumah.

"Abi,Vana bi...umi takut"

"Biar saya yang menjemput Vana,mi" Dimas keluar mencari Vana.

Kembali ke rumah Dimas,tak terasa sudah siang hari waktunya Sarah dan yang lainnya berpamitan untuk kembali ke hotel,"tante saya sama yang lain mau kembali ke hotel dulu"

"Oh iya Sar,ini juga bawa buat nyemil dihotel" mama Ratih membawakan mereka bolu panggang.

"Makasih tante" mereka pun pergi menuju hotel setelah dijemput oleh taksi yang sudah dipesan Abeng.

🌬️🌬️🌬️

Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now