chap 18

18 5 0
                                    

Siang ini,mama Ratih mengantar tante Rima untuk check up.Sebenarnya tadi sudah Lana dan Dimas tawarkan untuk mengantar mereka namun ditolak tawaran tersebut dengan alasan mereka ingin quality time berdua.

"La,sebenarnya hari ini ulang tahun mama"

"Ha!!kok baru bilang sekarang!"

"Iya maaf,em...kamu mau kan tolongin saya"

"Apa?"

"Tolong bantu saya buat bakso,mama kepingin itu dari kemarin.Bahannya udah saya beli semua tapi tidak tau cara buatnya"

Lana menyetujui untuk membantu Dimas membuat bakso,untung saja Lana bisa membuatnya berkat sang mama yang beberapa kali kerap membuat bakso sendiri.

Mereka berkutat didapur,Dimas membantu jika sudah dapat perintah oleh Lana,"tambahin garam dikit lagi mas"

Adonan bakso sudah jadi,Lana menyuruh Dimas untuk mengisi adonan bakso kedalam tahu yang sudah digoreng dan pangsit.Setelah Lana ajarkan sedikit akhirnya Dimas bisa meneruskan sesuai contoh yang Lana buat.

Sedangkan Lana,ia sudah membulatkan adonan bakso sambil merebus bakso di panci,"segini dulu ya,aku takut rasanya.Biarin itu matang dulu"

"Tolong angkat baksonya mas habis itu pindahin ke mangkok yang ada air esnya" Dimas patuh terhadap perintah Lana sebab yang Dimas lihat tangan Lana saat ini masih bercampur dengan adonan bakso jadi wajar jika Lana menyuruh Dimas.

"Sudah bisa dimakan itu,kamu coba dulu mas"

"Enak"

"Beneran?"

"Iya kamu coba deh"

"Tangan aku kotor"

"Aku suapin,a'..." not bad,sudah lumayan ini rasanya.

Lana meneruskan membentuk baksonya dan Dimas melanjutkan aktifitasnya yang tertunda."sudah selesai semua" akhirnya Dimas bisa menyelesaikan tugas yang Lana berikan.

Bakso sudah matang.Sambil menunggu matangnya tahu dan pangsit,Lana membuat kuah bakso.

"Akhirnya sudah jadi"

"Makasih La,aku gak tau kalau gak ada kamu"

Jujur saja Dimas sudah tidak tahan dengan bau bakso yang menggoda,"kita makan dulu saja,nunggu mama kelamaan"

Dimas memakan semangkuk bakso lengkap dengan topingnya,Lana senang melihat Dimas yang makan lahap,"buka mulutnya..."

Ha?Lana terkejut dengan perlakuan Dimas,"kamu makan aja"

"Cobain dulu" Lana menerima suapan dari Dimas dan benar saja rasanya sangat enak.

Tanpa babibu,Lana mengambil semangkok bakso juga.

Lana tersentak saat Dimas mengesampingkan rambutnya di belakang telinga,"biar rambut kamu tidak ikut ke makan juga"

"Makan yang banyak" ucap Dimas yang beranjak meletakkan mangkuk kotor  seraya mengecak rambut Lana.

Selama dengan Dimas,Lana akui memang nyaman namun perasaan yang awalnya Lana jaga untuk tidak jatuh hati sepertinya gagal.Untuk saat ini Lana merasa ada gejolak aneh saat bersama Dimas,bukan nyaman layaknya adik dan kakak namun lebih ke nyaman layaknya pasangan.

🌬🌬🌬

"Bu Lana ada?"

Gafar sengaja mengunjungi kafe milik Lana lagi.

"Maaf pak,ibu sedang ada di luar kota"

"Baiklah"

Gagal menemui Lana,Gafar akhirnya kembali ke kantor.Dering telfon di hp Gafar membuatnya gagal fokus selama di perjalanan,"kenapa sih dia telfon terus?"

Alia.

Setelah Gafar mendapatkan nomor Lana,dia jadi jarang sekali bertemu Alia bahkan hampir tidak pernah bertemu lagi.

"Halo"

"Sesibuk apa sih kamu?jarang ke apartemenku,dihubungin gak bisa!aku butuh kamu,aku mau kamu disini"

"Saya tidak ada waktu,dan jangan pernah menghubungi saya lagi"

Tujuan Gafar saat bersama Alia hanya saling menyalurkan nafsu belaka,bisa dibilang friend with benefit,namun Alia lah yang menaruh perasaan kepada Gafar.

Tiba dikantor,Gafar langsung disambut oleh tumpukan map yang siap untuk ia tanda tangani.

"Pak Gafar ada?"

"Ada bu,silahkan masuk"

Asya masuk ke dalam ruangan Gafar bahkan sang pemilik ruangan tak bergeming saat suara pintu ruangan terbuka.

"Mas makan siang dulu" Asya menaruh barang yang berisi makanan dimeja.

"Makan mas,aku pulang dulu" selepasnya,Asya pergi meninggalkan ruangan Gafar.

Gafar tau kalau Asya pasti disuruh oleh mamanya,maka dari itu dia sama sekali tak merespon ucapan Asya.

'Yang kuat ya nak,ada mama disini.Mama yakin suatu hari nanti papa akan kembali ke kita' batin Asya.

🌬🌬🌬

Kembali lagi ke Lana dan Dimas,saat ini mereka tengah bersiap-siap menata bakso serta kondimennya di meja makan,"habis ini mama pulang mas,tadi whatsapp aku"

"Oke"

"Udah cukup,gini aja La"

Sembari menunggu mama pulang,Lana membuka hpnya yang bergetar sedari tadi.

Dewi

Mbak,tadi ada yang cariin di kafe

Lana

Siapa wi?

Dewi

Tadi aku lupa tanya namanya mbak,nanti aku kirimin foto cctv mbak

Lana

Oke siap

Dewi

Sent a picture.

Salah satu karyawan Lana mengirimkan foto Gafar yang berada di kafenya.

"Ada apa La?" Dimas bertanya pada Lana sebab melihat wajah Lana yang kusut serta risau.

Lana bingung,ia harus bercerita atau tidak ke Dimas,"Gafar,dia datang ke kafe tadi?" Lana memang harus cerita sebab baginya hanya Dimas yang dapat memberikannya solusi untuk masalah ini.

"Ini bukan yang pertama kalinya mas,aku gak mau ketemu dia lagi"

"Buat apa?" Dimas mulai tertarik dengan topik pembicaraan Lana,ia memutar badannya menghadap Lana,lalu ia memegang pundak Lana dengan kedua tangannya sembari matanya menatap mata Lana.

"La,dengarkan saya!!kalau kamu risih dengan keberadaan dia,bilang ke saya!!saya gak mau kamu dituduh oleh keluarganya yang tidak-tidak,apalagi statusnya sudah berkeluarga" Lana menganggukkan kepalanya.

Dimas menarik Lana untuk jatuh kedalam pelukannya,Lana yang kaget berusaha untuk menetralkan badannya yang kaku.Dimas merasakan detak jantung miliknya dan Lana berdegup secara bersamaan,Dimas menenangkan Lana dengan menggosok lembut punggung Lana dan tak lama Lana membalas pelukan tersebut.

"Kamu tenang aja.Selama ada saya,saya akan menjaga kamu"

'La,kamu jangan terbawa perasaan!!ingat Dimas cuma anggap kamu sebagai seorang adik gak lebih!!' Batin Lana.

🌬️🌬️🌬️




Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now