chap 29

22 5 0
                                    

Gafar terbangun saat mendengar suara pintu kamar pasien yang terbuka,"maaf mengganggu pak,saya mau mengecek keadaan ibu Asya"

Perawat tersebut mengecek keadaan Asya lalu menyuntikkan cairan infus,"apakah baik-baik saja?" tanya Gafar.

"Tidak apa-apa pak,kalau begitu saya permisi dahulu"

Melihat Asya yang berbaring seperti ini membuat hati Gafar tersiksa,merasa bersalah atas perbuatan yang selama ini dia lakukan dan juga rasa bersalah kepada anak yang dikandung Asya.

Perlahan tangan Gafar terangkat untuk menyentuh perut Asya,"maafin papa ya,tolong kalian bilang sama mama untuk bangun" tak terasa air mata Gafar menetes saat bicara dengan anak yang saat ini ada di perut Asya.

Ceklek,suara pintu terbuka lagi dan muncul seorang dokter,"anda suaminya Asya?" Gafar mengangguk.

"Maaf kalau saya ikut campur rumah tangga kalian,dari yang dengar bahwa anda tidak pernah menemani Asya saat pemeriksaan kesehatan janinnya,saya tau dari teman sesama dokter yang memeriksa dia,kalau selama pemeriksaan Asya selalu sendiri tanpa suami.Asal anda tau kalau sampai saat ini saya menyesal memutuskan Asya,saya adalah mantan Asya"

"Anda jangan berpikir macam-macam,saya tidak akan merebut Asya dari anda.Cukup itu saja permintaan saya,memang sesibuk itukah anda sampai hampir menginjak bulan kehamilan terakhir anda sama sekali tidak pernah mendampingi Asya,menjadi calon ibu bukanlah hal yang mudah jadi saya mohon perhatikan Asya" selepas mengatakan itu,Arkan pergi meninggalkan Gafar yang terdiam.

Gafar kaget saat mendengar ponselnya berbunyi,tertera nama Andi (asisten Gafar).

"Ada apa?"

"Saya membawa bukti pak kalau Alia berbohong tentang kehamilannya selama ini"

"Tapi...alat itu menunjukkan..."

"Sesuai perintah bapak waktu itu,kita berhasil membawa Alia ke dokter dan memeriksanya langsung bahwa hasil tesnya mengatakan negatif,saya kirimkan buktinya pak karena baru hari ini hasilnya keluar"

"Baik,saya tunggu"

Andi mengirim foto yang berisikan surat hasil tes milik Alia,"berani sekali dia mempermainkan ku!" geram Gafar.

Tepat sekali mamanya datang saat Gafar akan pergi untuk menemui Alia,"ma,tolong jaga Asya sebentar!!kabari Gafar kalau Asya sudah bangun"

"Kamu mau kemana?" Gafar tak menanggapi,dia langsung bergegas memesan taksi online.

Sampai didepan apartemen Alia,Gafar menekan angka kunci sandi namun gagal karena salah,"sial!!Alia buka!!aku tau kamu didalam Al,buka pintunya Al!" Gafar menggedor pintu milik apartemen Alia.

"Mas,mbak Alia sudah pindah tolong jangan berisik!" kata tetangga samping apartemen Alia.

"Kalau boleh tau kemana pindahnya?"

"Saya tidak tau mas"

Tak ingin berlarut memikirkan Alia,akhirnya Gafar memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.

Namun,saat lift menuju lobby terbuka  dia berpapasan dengan Lana,"mas,kamu kok ada disini?" sebenarnya Gafar juga ingin menanyakan hal yang sama.

"Eh...ini tadi habis dari sepupu aku,kamu juga kenapa ada disini?"

"Apartemenku ada disini,cuma jarang aku tempati" Gafar terkejut mendengar pengakuan Lana,dia juga curiga kalau Lana pernah melihatnya dengan Alia.

"Ehm...kamu sibuk gak?ada kafe disebelah,mau kesana?"

Ingin Gafar menolak namun hubungannya dengan Lana baru saja membaik,"boleh" Gafar pun mengiyakan ajakan Lana.

Seketika Gafar lupa dengan rencana awalnya,yaitu kembali untuk menemani istrinya.

"La.."

Lana yang sedang menyeruput kopinya langsung menoleh ke arah Gafar setelah namanya dipanggil.

"Maaf..." kata Gafar.

"Dalam rangka?kan kemarin kamu udah minta maaf"

Entah dari mana Gafar harus memulai pembicaraannya.

"Sebenarnya aku..." sebelum melanjutkan katanya,telpon Gafar berbunyi.Nama mamanya tertera dilayar ponsel.

"Halo ma...."

"Asya sudah bangun,cepat kamu kesini!"

"Iya ma,sebentar" Gafar menutup telponnya.

"La,maaf aku harus pergi dulu ada urusan mendadak"

"Iya...iya mas gak papa hati-hati ya"

Sampainya di rumah sakit,Gafar langsung berlari menuju ruangan istrinya,diruangan itu Gafar melihat istrinya yang sudah sadar.

"Sya...mana yang sakit?kamu gak papa kan?" Gafar menghampiri Asya sambil mengelus lembut wajah Asya yang pucat.

Asya tersenyum lalu memegang tangan suaminya,"aku gak papa mas,kata dokter mereka juga baik-baik saja"

Gafar mengerutkan dahinya lalu bertanya,"mereka?"

"Anak kita mas,keinginan kamu terkabul!aku mengandung anak kembar" Gafar masih tidak percaya dengan omongan Asya.

"Kembar?"

"Iya mas" mendengar itu Gafar langsung memeluk istrinya.

Betapa bahagianya Gafar saat mengetahui bahwa istrinya sedang mengandung anak kembar.Bahkan didalam pelukan Asya,Gafar sempat menangis terharu.

"Makasih sya...maafin aku...maafin aku sya..." kata Gafar dalam pelukan Asya.

Asya yang tak mampu menahan rasa bahagianya pun ikut menangis terharu.

🌬️🌬️🌬️

Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now