chap 17

19 5 0
                                    

"Kak,ayo bangun ih!!nanti kesiangan!"

"5 menit ma"

"Salah siapa tadi malam begadang"

Pagi ini mama Ratih disibukkan dengan mengemas beberapa oleh-oleh yang ia beli kemarin untuk tante Rima.

Tak lama setelah siap-siap,mama Ratih dan Lana berangkat menuju rumah Dimas."ma nanti jangan lama-lama ya"

"Terserah mama dong"

Memang SSM (SUKA SUKA MAK)

"Ayo kak turun"

Setibanya dirumah Dimas,mama Ratih langsung mengetuk pintu rumah Dimas,"assalamualaikum Dim"

Dimas mempersilahkan masuk mereka berdua,"kenapa kamu gak bilang ke tante kalau mama sakit?mama mu dimana?"

"Maaf tante waktu itu memang sedikit mendadak jadi tidak sempat memberitahu,mama masih istirahat tante"

"Saya bangunin dulu"

"Eh jangan Dim,biarin tidur!tante tunggu disini saja"

Entah kenapa kehadiran Lana seperti tidak dianggap,Dimas saja terlalu asik mengobrol dengan mama Ratih sampai tidak tau kalau Lana sudah memasang wajah masamnya melihat percakapan mereka.

Dering telfon Lana menghentikan percakapan mama Ratih dan Dimas,"sebentar ma,aku angkat telfon dulu" Lana keluar dari rumah untuk menerima telfon.

08924xxxxxx

Lana yakin kalau nomor ini milik Gafar.

"Halo"

"Halo"

"Ini aku,Gafar!simpan nomorku La!"

"Tau dari mana kamu kalau ini nomorku?"

"Kamu gak perlu tau!La...tolong kasih aku kesempatan lagi,buka hati kamu buat aku"

"Kesempatan apa?bahkan kita gak pernah ada hubungan!"

"Jadi kamu sudah melupakan hubungan kita yang dulu?"

"Itu dulu,kita masih kecil!lagian kamu kan yang pergi tanpa alasan"

"Maka dari itu beri aku kesempatan lagi,ayo kita bertemu!aku akan jelaskan semuanya"

"Maaf aku ada kerjaan" Lana mengakhiri panggilan.

Saat akan masuk ke dalam rumah Dimas,Lana dikagetkan dengan perempuan yang pernah menatapnya julid saat bersama dengan Dimas.

Perempuan itu menatap Lana dari atas hingga bawah lalu berjalan masuk begitu saja melewati Lana,"dasar gadis desa!" gumam Lana.

"Mas,ayo makan!bangunkan mama juga"

Mama Ratih sampai kaget karena perempuan itu masuk rumah tanpa permisi dan dengan gampangnya dia menyuruh Dimas untuk membangunkan mamanya yang sedang istirahat.

Tidak berbasa basi dengan mama Ratih bahkan menyapa pun tidak,perempuan itu langsung pergi menuju dapur.

"Eh...maaf tante,saya ke belakang dulu"

"Iya silahkan"

Dimas pergi menghampiri Vana di dapur,"kamu gak tau sopan santun ya?setidaknya beri salam atau apa gitu!"

"Buat apa?aku aja gak kenal sama mereka"

"Tapi setidaknya kan kamu bisa kasih sal..."

"Cukup mas,aku mau panggil mama buat makan"

Dimas mencegah tangan Vana,"mama masih tidur,nanti saja"

"Kamu lupa kalau sekarang jamnya minum obat!!heran sama kamu,aku disuruh perhatian ke mama tapi waktu aku perhatian banget kamu malah larang-larang aku!!"

Kembali ke ruang tamu,Lana melihat mamanya sendirian di sana,"kak siapa cewek tadi?"

"Lana juga gak tau ma"

Bohong kalau Lana gak tau,sudah jelas ia pernah mendengar perempuan tadi dan Dimas sedang berbicara tentang pernikahan mereka yang terjadi karena hutang.

Dari dapur,Lana mendengar sedikit suara keributan Dimas dan Vana.

"Ma,udah Lana bilang ya jangan lama-lama"

"Udah kamu diam aja,mama belum ketemu tante Rima juga!"

Mamanya ini memang tidak bisa diajak kerja sama disaat momentum yang tidak tepat.

Tak lama,Vana keluar dari dapur menuju kamar tante Rima dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.Lana dan mamanya melihat Vana yang masuk ke kamar.

"Mama kesana dulu kak"

Namun dicegah oleh Lana yang menggelengkan kepalanya ke mama.Mama pun mengerti dan tidak melanjutkan niatnya.

Dimas muncul dari arah dapur membawa nampan berisi 2 gelas teh hangat,"silahkan diminum dulu tante,La minum dulu"

"Sebentar lagi saya panggilkan mama,tante"

"Iya santai saja Dim"

Baru saja akan Dimas panggil,tapi tante Rima sudah berjalan mendekat ke arah ruang tamu,"mbak,ya ampun pasti nunggu lama?Dim kenapa kamu gak bangunin mama sih"

Mama Ratih dan tante Rima melepas kerinduan mereka dengan berpelukan.

"Gak papa mbak,tadi aku yang suruh biar gak mengganggu istirahat"

"Kapan sampainya?kok gak bawa koper?"

Mungkin tante Rima kira Lana dan mamanya akan menginap disini.

"Kemarin mbak,aku sama Lana tidur dihotel saja mbak"

Perbincangan mak-mak berlanjut hingga 2 manusia lainnya seperti tak teranggap,baik Lana maupun Dimas keduanya tidak ada niatan untuk berbicara hanya saling pandang saja.

Prang!!
Suara pecahan kaca dari dapur.

Dimas dan Lana dengan sigap menuju arah dapur,disana mereka lihat piring pecah yang sudah jelas pelakunya adalah Vana.

Sambil menangis memegangi jarinya,Vana mengadu ke Dimas yang ternyata jarinya tergores kaca piring yang pecah tadi.

'Lebay' batin Lana.

"Sakit mas..."

Lana melihat Dimas meniup luka Vana,apalagi jarak wajah Dimas dan Vana sangat dekat sekarang.

"Sebentar saya ambil plaster"

Vana melirik Lana dengan lirikan mautnya,"astaga kok bisa Van,lain kali hati-hati.Untung saja lukanya gak parah" kata tante Rima yang menghampiri dapurnya.

Dimas kembali dengan membawa peralatan p3k,dengan telaten ia mengobati luka Vana.

"Ayo keruang tamu saja mbak" mama Ratih dan Lana mengikuti saran tente Rima.Lana juga sudah eneg melihat drama di dapur tadi.

"Tadi itu Vana anak kades sini,dia memang sudah dekat mbak dengan kita kalau aku sakit dia yang jaga karena kan tidak mungkin juga dirumah sendirian apalagi Dimas harus kerja" terang tante Rima.

Dimas dan Vana keluar dari dapur,"ma aku antar Vana pulang dulu"

"Iya hati-hati"

"Aku cemburu mas!" Vana mengatakan hal tersebut ke Dimas namun Dimas tak menanggapinya.

🌬️🌬️🌬️



Can'(t) We Back Againजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें